Pantangan bagi Pengidap Kandung Kemih Overaktif

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 November 2019
Pantangan bagi Pengidap Kandung Kemih OveraktifPantangan bagi Pengidap Kandung Kemih Overaktif

Halodoc, Jakarta - Mungkin banyak orang berpikir gangguan kandung kemih overaktif hanyalah salah satu dari ketidaknyamanan yang harus dijalani. Namun, dalam banyak kasus, gangguan urine ini sebaiknya tidak dibiarkan. Langkah pertama untuk mendapatkan kembali kontrol kandung kemih adalah untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, masalah yang berbeda secara alami memerlukan perawatan yang berbeda juga. 

Di antara penyebab yang mungkin untuk diketahui lebih lanjut adalah stres inkontinensia urine dan inkontinensia urgensi (juga dikenal sebagai kandung kemih overaktif). 

Pantangan yang Tidak Disadari 

Terkadang kamu tidak bermaksud untuk melawan pantangan. Namun, jika tetap dilakukan justru dapat membuat kontrol kandung kemih yang overaktif menjadi lebih buruk. Setiap pengidap dapat mencegah terjadinya kandung kemih overaktif jika tidak melakukan pantangan-pantangan berikut:

1. Minum Alkohol

Alkohol menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak urine, yang berarti kamu harus pergi ke kamar mandi lebih sering. Alkohol juga merangsang kandung kemih yang menimbulkan rasa mendesak untuk ingin buang air kecil.

Seseorang mungkin tidak ingin berhenti minum alkohol sepenuhnya, tapi mengurangi konsumsi alkohol adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya kandung kemih overaktif. Mungkin ada baiknya kamu meminum alkohol jika alkohol benar-benar tidak memberi dampak pada kontrol kandung kemih yang lebih buruk. 

Baca juga: Perlu Tahu, Kandung Kemih Overaktif Akibat Usia

Karena siapa pun yang memiliki masalah kontrol kandung kemih harus memperhatikan asupan alkohol. Bir, anggur, dan minuman beralkohol lainnya dapat bertindak sebagai stimulan kandung kemih dan menyebabkan inkontinensia. Alkohol juga dapat berfungsi sebagai diuretik dan menghasilkan lebih banyak produksi urine dan kebutuhan untuk lebih sering. Minum sampai titik pemadaman juga dapat menyebabkan hilangnya kontrol kandung kemih.

2. Minum terlalu banyak kafein.

Jumlah kafein yang tubuh miliki setiap hari menjadi kurang dari 100 miligram benar-benar dapat membuat kontrol kandung kemih lebih baik. Itu berarti kamu tidak minum lebih dari satu cangkir kopi sehari. Bagi sebagian orang, mengurangi kafein saja sudah cukup untuk mencegah terjadinya kandung kemih overaktif. Namun, yang lain perlu mengurangi kafein sepenuhnya.

Baca juga: Alasan Obstruktif Outlet Kandung Kemih Sering Terjadi pada Pria

3. Merokok

Merokok cenderung menyebabkan peradangan pada kandung kemih dan prostat pada beberapa orang, sehingga meningkatkan frekuensi dan urgensi urin. Batuk karena merokok juga dapat menyebabkan stres inkontinensia urine selama batuk. Akhirnya, merokok adalah penyebab nomor satu kanker kandung kemih di Amerika Serikat. Jadi, ada baiknya mengambil langkah untuk berhenti merokok, karena manfaatnya  tidak hanya untuk masalah kandung kemih overaktif tetapi untuk kesehatan secara keseluruhan. Diskusikan juga pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai dampak rokok lainnya pada kesehatan. 

4. Aerobik Terlalu Sering

Olahraga khususnya aerobik berdampak tinggi meningkatkan tekanan di perut, yang dapat menyebabkan kebocoran pada orang yang memiliki sfingter yang tidak dapat mengencangkan cukup untuk mencegah keluarnya urine. Terutama berkaitan dengan stres inkontinensia urine. Masalah kontrol kandung kemih yang sama dapat terjadi setelah kegiatan berdampak tinggi pada masalah lainnya juga. Saat berolahraga dengan malah kandung kemih overaktif, kafein harus dibatasi sebelum berolahraga, dan kamu juga harus mengosongkan kandung kemih sebelum memulai.

Baca juga: Ini Alasan Infeksi Saluran Kemih Picu Bakteremia

5. Terlalu Banyak Gula 

Makanan dan minuman manis, termasuk yang mengandung madu, sirup jagung, dan fruktosa, juga dapat memperburuk kandung kemih, lho. Meskipun kamu hobi makan dan minum yang manis-manis, bukan berarti kamu berhenti sama sekali mengonsumsinya. Cukup batasi saja jumlah dan intensitasnya. 

Referensi:

WebMD. Diakses pada  2019. What Makes Overactive Blader Worse?