Pakai Spons Jaring untuk Mandi, Ketahui Hal Ini
Halodoc, Jakarta - Mandi dilakukan untuk membuat tubuh menjadi lebih bersih, dan biasanya dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari menggunakan sabun dengan berbagai bahan untuk mengangkat kuman dan bikin tubuh lebih harum. Tidak sedikit orang menggunakan spons mandi untuk membuat tubuh menjadi lebih bersih. Salah satu jenis spons yang sering digunakan adalah spons jaring.
Disebut dengan loffa, spons yang berbentuk seperti jaring ini mampu membersihkan tubuh dengan lebih maksimal karena sel kulit mati dan kotoran mudah terangkat. Namun, tahukah terlalu sering menggunakan spons jaring ketika mandi juga memiliki sisi negatif?
Risiko Menggunakan Spons Jaring saat Mandi
Selain digunakan untuk mandi, spons jaring juga banyak dimanfaatkan sebagai produk pembersih rumah tangga. Peranti ini bisa digunakan untuk menggosok lantai, kran, bak cuci piring, hingga permukaan yang terbilang sulit untuk dibersihkan. Dalam kaitannya untuk mandi, spons jaring ini pun disinyalir membantu membersihkan kulit dan merangsang sirkulasi darah ketika mandi.
Baca juga: Ternyata Terlalu Sering Mandi Bisa Memberi Dampak Ini
Meski begitu, ada risiko yang mengintai di balik fungsi spons jaring untuk membersihkan tubuhmu ketika mandi. Studi yang dilakukan oleh Edward J. Bottone dari The Mount Sinai Hospital di New York dan rekannya yang berjudul Loofah Sponges as Reservoirs and Vehicles in the Transmission of Potentially Pathogenic Bacterial Species to Human Skin, dimuat dalam Journal of Clinical Microbiology, menyatakan bahwa spons jaring berpotensi untuk menularkan bakteri yang memicu terjadinya infeksi.
Ketika menggunakan spons jaring untuk membantu membersihkan tubuh, sel kulit mati dan kotoran terperangkap dalam jaring-jaring spons tersebut. Jadi, setiap kali kamu menggunakannya, otomatis spons akan basah, dan bakteri dan kuman yang tumbuh di dalamnya semakin banyak. Bukan bersih, bakteri ini justru akan kembali lagi ke tubuhmu.
Baca juga: Mandi Malam Hari Bisa Sebabkan Rematik?
Tidak hanya itu, spons jaring dapat bersifat terlalu abrasif untuk beberapa jenis kulit. Jika kamu mengalami kulit kemerahan atau iritasi setelah menggunakan spons jaring saat mandi, kulit kamu mungkin sangat sensitif terhadap dermabrasi dan pengelupasan. Bahkan, serat spons yang kasar tetapi agak rapuh yang terlalu sering digunakan bisa merusak kulit seiring waktu.
Mencegah Perkembangbiakan Bakteri pada Spons Jaring
Lalu, bagaimana cara mencegah terjadinya perkembangbiakan bakteri pada spons jaring ini? Pasalnya, tidak sedikit orang memang tidak bisa lepas alias selalu menggunakan spons jaring ketika mandi. Mudah saja, pastikan spons tetap kering setelah dipakai. Jadi, sebaiknya kamu tidak meninggalkan spons di kamar mandi setelah dipakai, terlebih jika kamu mandi menggunakan air panas.
Gantunglah spons pada tempat yang terdapat sinar matahari atau terlalui oleh aliran udara. Sehingga spons tetap kering setelah dipakai. Apabila spons jaring kamu sudah berubah warna atau mengeluarkan bau yang tidak sedap, jangan dipakai lagi. Gantilah dengan yang baru agar bakteri tidak berpindah kembali ke kulitmu.
Baca juga: Badan Demam, Boleh Mandi atau Tidak?
Untuk menghindari penyebaran bakteri pada spons jaring, hindari menggunakannya pada area intim. Hindari penggunaan ketika kamu baru saja mencukur bulu pada area tubuh tertentu. Kulit mungkin akan lebih sensitif dan lebih rentan terinfeksi bakteri selama beberapa hari setelah bulu dicukur.
Kalau kamu mengalami gejala kulit lain yang mungkin tidak biasa, segera tanyakan pada dokter kulit agar kamu bisa mendapatkan penanganan sedini mungkin. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk langsung bertanya pada dokter atau membuat janji dengan dokter kulit di rumah sakit terdekat.
Referensi:
The Times of India. Diakses pada 2019. Loofah: for a Wholesome Bathing Experience.
Healthline. Diakses pada 2019. Popular Loofah Sponges May Not be the Best Shower Accessory - Here’s Why.
Bottone, Edward J., et al. 1994. Diakses pada 2019. Loofah Sponges as Reservoirs and Vehicles in the Transmission of Potentially Pathogenic Bacterial Species to Human Skin. Journal of Clinical Microbiology: p.469-472.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan