Pacar Suka Selingkuh Salahkan Gen & Hormon
Halodoc, Jakarta – Sudah banyak kisah asmara yang kandas karena selingkuh. Namun orang tak juga jera dan tetap tergoda melakukan selingkuh dari pasangannya. Selain karena faktor emosional, selingkuh ini dilakukan hanya sekedar untuk bersenang-senang. Selingkuh sama halnya dengan menguji komitmen kesetiaan, tidak mudah memang namun bukannya tidak mungkin. Kalau sudah tahu risikonya, kenapa sih orang suka selingkuh?
Peneliti seks Share Hite dalam The Hite Report menyatakan bahwa sekitar 70 persen perempuan dan 72 persen laki-laki yang sudah menikah ternyata pernah berselingkuh. Dan dari penelitian itu ditemukan bahwa sifat selingkuh tersebut muncul dikarenakan faktor DNA, lho. Para peneliti ini membaca kode genetik pada reseptor dopamin atau hormon bahagia dari para responden yang ikut dalam penelitian ini.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa sekitar 50 persen individu dengan tipe gen alel panjang mengaku pernah selingkuh, sedangkan 22 persen yang gen alel pendek mengakui pernah berselingkuh. Penelitian gen ini tak hanya menemukan “potensi” sifat selingkuh dalam diri seseorang namun juga perilaku berisiko seperti penggunaan obat-obatan terlarang.
Selain gen, hormon vasopressin juga berperan dalam “sifat selingkuh” seseorang. Biasanya, hormon ini akan dilepaskan saat terjadi kontak fisik dengan orang lain. Meski dikarenakan faktor genetic, bukan berarti ini jadi satu-satunya penyebab orang suka selingkuh, ya. Dalam video The Science of Cheating, peneliti mengungkap bahwa selingkuh juga disebabkan faktor gen, melainkan juga dipicu masalah keuangan, emosional, dan terlalu banyak minum alkohol. Lagi pula, meski dipengaruhi oleh gen, sikap dari orang itu sendiri untuk setia bahkan bisa mengontrol perilakunya sehingga tetap setia tanpa selingkuh.
Selain dari sisi gen, ada hal lain yang memengaruhi orang selingkuh, kali ini disebabkan oleh hormon testosteron dan esterogen yang tinggi. Pria dan wanita ini biasanya memiliki kecenderungan melakukan hubungan seks di luar hubungannya. Mengapa demikian?
Kadar hormon pada diri seseorang bisa terlihat tanpa disadari. Misalnya pada pria, salah satu caranya adalah dengan mendengarkan suaranya. Pria dengan hormon testosteron yang tinggi umumnya memiliki suara yang dalam, sedangkan pada wanita dengan estrogen yang tinggi memiliki suara yang tinggi.
Dari sebuah studi, peneliti meminta partisipan studi untuk mendengar rekaman suara pria dan wanita yang nadanya sudah diubah sehingga terdengar menjadi lebih tinggi atau lebih rendah, kemudian partisipan diminta untuk menebak apakah Si Pemilik Suara itu memiliki potensi untuk berselingkuh atau tidak.
Nyatanya, mereka yang ikut penelitian ini menilai bahwa pria yang memiliki suara berat dan dalam, juga wanita yang memiliki suara tinggi akan lebih mudah selingkuh. Uniknya, hasil tebakan dalam studi itu cukup akurat. Ini karena kadar hormon dalam tubuh memang menentukan nada suara orang tersebut. Meskipun demikian, selingkuh atau tidak itu semua akan kembali kepada kemampuan seseorang mengontrol dirinya sendiri. Jika ia bisa menjaga hubungannya tetap setia, maka apalah artinya hormon tinggi. Karena tidak semua orang memiliki keinginan untuk selingkuh dari pasangannya.
Jika kamu dan pasangan mengalami masalah kesehatan dan memerlukan saran dari dokter, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter Halodoc melalui Voice/Video Call dan Chat. Selain itu, kamu juga bisa menunjukkan perhatian kepada pasangan dengan memerhatikan kebutuhan medisnya setiap hari. Kamu bisa membeli produk kesehatan yang kamu dan pasangan butuhkan melalui Halodoc dan pesanan kamu akan diantar ke lokasi tujuan dalam satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan