Orangtua Perlu Mengenal Leukemia pada Anak
Halodoc, Jakarta – Anak-anak berpotensi mengalami kanker darah atau leukemia hampir 60 persen. Leukemia paling banyak ditemui pada anak usia 2-6 tahun. Sayangnya, kebanyakan orangtua baru menyadari dan membawa mereka ke rumah sakit saat sudah dalam tahap akut.
Leukemia adalah kondisi sel-sel darah putih lebih banyak daripada sel darah merah, tapi sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia terjadi karena proses pembentukan sel darah yang tidak normal. Sel induk darah gagal terbentuk dan tidak matang tepat pada waktunya. Akibatnya, dua tipe sel darah putih jumlahnya berlebih dan berkembang yakni sel myeloid dan lymphoid. Jika jumlah sel abnormal tersebut semakin banyak, fungsi sel darah putih yang tadinya bertugas melindungi dan melawan infeksi, justru berubah menjadi sel ganas yang menyebabkan gejala yang menyimpang.
Faktor lain yang biasanya menyebabkan leukemia adalah riwayat keluarga, faktor genetik yang merusak kromosom, etnik, dan Virus-1 (HTLV-1). Namun, pada beberapa kasus terkadang tidak diketahui penyebab pastinya.
Leukemia pada anak ada yang bersifat tahunan ada juga yang akut (kronis). Jika tidak segera ditangani, leukemia akut dapat menjadi penyakit yang fatal dalam beberapa bulan. Sementara itu, leukemia menahun lebih banyak dialami oleh orang dewasa dan perkembangannya lebih lambat, bisa 10 tahun lebih.
Leukemia yang ganas kini bisa dijinakkan dengan terapi rutin seperti kemoterapi. Penyakit leukemia dapat disembuhkan, asalkan mendapatkan perawatan rutin. Sebelum terlambat, ada baiknya kamu mengenal tanda-tanda leukemia pada anak supaya bisa segera didiskusikan dengan dokter.
1. Sering Demam dan Mudah Terkena Infeksi
Kuman yang masuk tidak bisa dilawan sel darah putih karena sel darah putih yang abnormal. Sel darah putih yang harusnya bertugas melindungi tidak berfungsi. Akibatnya anak jadi rentan terinfeksi dan sering demam. Demam dan infeksi diyakini tanda awal leukemia. Memang tidak mudah membedakan dengan demam lainnya seperti flu, tapi demam pada leukemia biasanya lebih dari 38 derajat celsius yang berlangsung beberapa hari dan sering terjadi.
2. Mengalami Anemia
Anemia terjadi karena tubuh kekurangan sel darah. Anak-anak yang mengidap leukemia biasanya mengalami anemia yang ditandai muka pucat, tidak bertenaga alias lemas, mudah Lelah, dan sesak napas.
3. Nyeri pada Tulang
Nyeri pada tulang terjadi bukan karena luka atau memar. Nyeri tulang pada anak leukemia biasanya semakin memburuk dari waktu ke waktu, karena sumsum tulang yang terakumulasi sel-sel darah putih yang abnormal.
4. Kelenjar Membengkak
Gejala awal yang sering diamati pada anak leukemia adalah bengkaknya kelenjar getah bening. Bengkak akibat kelenjar bisa terlihat di dada, pangkal paha, leher, dan ketiak. Kelenjar getah bening bisa membengkak karena akumulasi sel-sel darah putih yang abnormal. Perbedaan dengan bengkak kelenjar pada sakit lainnya adalah pada anak leukemia berlangsung selama beberapa hari berbeda dengan bengkak karena sakit flu.
5. Mudah Berdarah dan Memar
Anak yang mengidap leukemia biasanya mudah sekali berdarah (biasanya mimisan) dan memar yang merupakan tanda tingkat pembekuan darah yang rendah. Trombosit adalah fragmen sel atau sel yang membantu darah untuk membeku yang diproduksi oleh sumsum tulang. Rendahnya tingkat trombosit dalam tubuh dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pembekuan darah, sehingga anak-anak leukemia mudah berdarah untuk periode yang sering.
Gejala lainnya yang dialami anak pengidap leukemia adalah pendarahan gusi, kesulitan bernapas, kehilang nafsu makan, berat badan menurun, sering sakit kepala, hati dan limpa membesar, keringat berlebihan pada malam hari, dan munculnya bintik-bintik merah kecil pada kulit yang dikenal sebagai petechiae.
Jika anak kamu mengalami tanda-tanda seperti di atas, sebaiknya jangan tunda untuk memeriksakan anak ke dokter. Kamu juga bisa melakukan pemeriksaan dengan dokter ahli di Halodoc. Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa berdiskusi mengenai gejala leukemia pada anak dan mendapatkan saran atas langkah yang harus segera diambil. Jangan ragu untuk download aplikasi Halodoc demi kontrol kesehatan yang lebih mudah.
Baca juga: