Orangtua Harus Tahu, Bisakah Anak Mengalami Hifema?
Halodoc, Jakarta - Trauma pada mata yang menimbulkan pendarahan di bagian depan mata antara kornea dan iris, kondisinya disebut hifema. Trauma pada mata sering menjadi penyebab utama terjadinya hifema. Kondisi ini harus segera ditangani karena hifema bisa menimbulkan perdarahan tambahan dalam waktu 3-5 hari ke depan meski tidak ada trauma tambahan.
Baca Juga: Benarkah Operasi Mata Bisa Sebabkan Hifema?
Trauma bisa berupa benturan dengan benda tumpul maupun benda tajam. Benturan-benturan ini rentan terjadi ketika seseorang mengalami cedera saat berolahraga. Itulah sebabnya, atlet rentan mengalami hifema. Namun, selain atlet apakah anak-anak bisa mengalami kondisi ini? Berikut ini ulasannya.
Bisakah Anak-Anak Mengalami Hifema?
Meski atlet paling rentan mengalami hifema, tetapi siapa pun bisa mengalami hifema termasuk anak-anak. Anak-anak cenderung aktif dan punya rasa ingin tahu yang tinggi. Itu sebabnya, anak-anak rentan jatuh maupun terbentur dengan benda-benda di sekitarnya. Terkadang Si Kecil yang sedang bermain dengan teman sebayanya bisa berujung dengan perkelahian atau tidak sengaja terkena pukulan yang kemudian bisa menyebabkan terjadinya hifema.
Mengingat anak-anak rentan mengalami kondisi ini, ibu perlu mengawasinya saat Ia bermain atau dalam situasi lain yang bisa membuat matanya terbentur. Selain benturan, hifema bisa disebabkan oleh virus herpes, pembekuan darah dan kanker mata. Oleh sebab itu, ibu perlu mencari tahu langkah pencegahan kondisi-kondisi di atas. Untuk mencari tahunya, ibu dapat menanyakan hal apapun yang berkaitan dengan kesehatan kepada dokter Halodoc. Lewat aplikasi, ibu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.
Baca Juga: Penanganan Pertama untuk Redakan Gejala Hifema
Gejala yang Ditimbulkan Hifema
Hifema ringan ditandai dengan rasa sakit di area mata yang terluka. Si Kecil mungkin mengalami pandangan kabur ketika mengalami hifema. Jika hifema cukup parah, Si Kecil akan melihat darah pada mata mereka seakan-akan mata diisi dengan darah. Pada kasus hifema ringan, darah mungkin tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Tanda yang paling jelas dari hifema adalah bercak merah terang pada bagian putih (sklera) mata.
Selain bercak merah, hifema dapat memengaruhi penglihatan yang membuat mata Si Kecil lebih sensitif terhadap cahaya. Hifema rentan menyebabkan peningkatan tekanan pada mata yang bisa berujung menjadi kondisi serius. Ketika kondisinya menghasilkan tekanan tinggi pada mata, dokter perlu melakukan operasi untuk menghilangkan kelebihan darah.
Tekanan pada mata terjadi disebabkan karena darah dari hifema dapat menyumbat saluran drainase mata. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang dan bisa berkembang menjadi glaukoma. Glaukoma adalah kondisi lebih serius dan memerlukan perawatan jangka panjang. Dokter biasanya memeriksa saluran drainase untuk melihat apakah ada potensi yang menimbulkan kerusakan jangka panjang. Setelah memeriksakannya, dokter kemudian dapat memutuskan perawatan lanjutan.
Baca Juga: Bisakah Mata Kembali Normal Jika Terkena Hifema?
Hifema yang tergolong ringan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu minggu. Ibu bisa mengobati rasa sakit yang ditimbulkan dengan memberikan Si Kecil obat penghilang rasa sakit yang tidak mengandung aspirin. Aspirin harus dihindari karena dapat mengencerkan darah, sehingga justru dapat meningkatkan perdarahan. Selain itu, pemberian aspirin pada anak-anak juga bisa meningkatkan risiko sindrom Reye.
WebMD. Diakses pada 2019. Hyphema (Bleeding in Eye).
Healthline. Diakses pada 2019. Hyphema.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan