Obesitas Usia 20an Bisa Tingkatkan Risiko Liver
Halodoc, Jakarta – Obesitas bisa terjadi ke siapa saja, baik orang tua maupun yang masih muda sekalipun. Kelebihan berat badan yang dialami orang yang masih muda biasanya disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti suka mengonsumsi makanan manis atau junk food. Obesitas sebaiknya tidak dibiarkan saja. Pasalnya, belakangan ini ada sebuah studi yang menemukan bahwa orang yang memiliki berat badan berlebih sejak usia 20-an berisiko tinggi terkena penyakit liver.
Studi dari Swedia
Sebuah studi jangka panjang dari Swedia menemukan bahwa obesitas yang dialami di usia 20-an bisa memicu penyakit liver beberapa tahun mendatang. Dalam studi ini, terdapat lebih dari 44000 pria yang pernah menjalani wajib militer pada tahun 1969 dan 1970. Peneliti melakukan pemeriksaan fisik lengkap terhadap puluhan ribu pria tersebut dan kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan kembali kepada para responden tersebut sampai dengan tahun 2009. Hasilnya, orang-orang yang sudah memiliki berat badan berlebih sejak usia remaja, di mana 64 persen lebih berpotensi mengalami penyakit liver serius dalam kurun waktu 20-40 tahun ke depan dibanding orang-orang yang memiliki berat badan yang normal.
Menurut laporan di Journal of Hepatology, risiko penyakit liver ke responden yang mengalami obesitas sejak remaja tersebut juga dipicu oleh kebiasaan minum alkohol dan merokok. Risiko terkena penyakit liver semakin meningkat bila orang tersebut mengonsumsi alkohol lebih dari 3,5 botol ukuran sedang per minggu. Walaupun tidak disebutkan dalam penelitian ini, tetapi diduga risiko ini juga bisa dialami oleh para wanita.
Perlemakan Hati
Nyatanya, obesitas memang menjadi penyebab salah satu jenis penyakit liver, yaitu non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) atau perlemakan hati. Orang yang kegemukan biasanya memiliki kandungan lemak yang sangat tinggi di dalam tubuhnya, sehingga berisiko mengalami perlemakan hati, yaitu kondisi di mana terdapat penumpukan lemak yang berlebih di sel-sel hati.
Walaupun tidak memiliki gejala umum yang pasti, tetapi seseorang yang mengidap hati berlemak biasanya akan mengalami gejala-gejala, seperti kelelahan yang luar biasa, perut terasa tidak nyaman, sakit perut, tidak bisa berkonsentrasi, dan berat badan menurun. Apabila tidak ditangani segera, perlemakan hati bisa berkembang menjadi sirosis yang ditandai dengan perut membesar karena penuh dengan cairan, penyakit kuning di kulit dan mata, serta pendarahan abnormal.
Cara Mengatasi Obesitas
Oleh Karena itu, penting sekali untuk menjaga berat badan tetap normal agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Berikut cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi obesitas:
1. Mengurangi Porsi Makanan
Pengidap obesitas perlu memangkas 600 asupan kalori per hari agar berat badan bisa turun dengan cara yang aman. Namun, jangan sampai melakukan diet secara ekstrem juga. Penurunan berat badan yang normal untuk pengidap obesitas adalah sekitar setengah kilogram sampai satu kilogram per minggu.
2. Menerapkan Pola Makan Sehat
Selain mengurangi porsi makanan, pengidap obesitas juga sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang manis dan berlemak tinggi. Sebaliknya, perbanyak konsumsi makanan berserat tinggi, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Jenis makanan sehat lainnya yang direkomendasikan adalah nasi merah, telur, daging rendah lemak, kacang-kacangan, ikan, kentang, dan roti gandum. Selain itu, berhentilah mengonsumsi minuman beralkohol.
3. Berolahraga Secara Rutin
Selain mengurangi asupan makanan, program penurunan berat badan pengidap obesitas juga harus didukung dengan olahraga. Pengidap disarankan berolahraga minimal selama dua setengah jam sampai lima jam per minggu. Tidak perlu melakukan olahraga yang berat dan menguras energi, olahraga ringan, seperti jalan santai, lari pagi, berenang, bermain bulu tangkis, ataupun bersepeda juga sudah cukup untuk mengatasi obesitas bila dilakukan secara rutin.
Sekarang kamu juga bisa memeriksakan kesehatan kamu lewat aplikasi Halodoc, lho. Caranya sangat praktis, kamu tinggal pilih Lab Service yang terdapat pada aplikasi Halodoc, kemudian tentukan tanggal dan tempat pemeriksaan, lalu petugas lab akan datang menemuimu pada waktu yang sudah ditentukan. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga: