Obesitas Sebabkan Payudara Pria Membesar, Kok Bisa?
Halodoc, Jakarta – Sebenarnya kelenjar payudara tidak hanya dimiliki oleh wanita, namun pria juga. Tapi, payudara wanita akan membesar setelah memasuki pubertas, sedangkan pria tidak. Meski demikian, ada beberapa pria yang juga mengalami pembesaran kelenjar payudara, sehingga mereka mempunyai payudara yang besar, seperti wanita. Kondisi yang tidak normal ini dinamakan dengan ginekomastia. Katanya, kondisi ini disebabkan oleh kelebihan lemak akibat kelebihan berat badan atau obesitas. Benarkah demikian? Yuk, cari tahu jawabannya di sini.
Mengapa Ginekomastia Bisa Terjadi?
Ginekomastia tidak disebabkan oleh kelebihan lemak karena kegemukkan, seperti yang dikira banyak orang. Melainkan pembesaran payudara ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dengan testosteron. Estrogen merupakan hormon yang berperan mengatur karakter wanita, seperti pertumbuhan payudara. Sementara hormon testosteron berperan dalam mengatur karakter pria, seperti pertumbuhan otot dan rambut di tubuh.
Baik pria maupun wanita sama-sama memiliki kedua hormon tersebut, namun dalam kadar yang berbeda. Nah, ginekomastia terjadi bila seorang pria memiliki kadar hormon estrogen yang lebih tinggi daripada kadar testosteronnya.
Baca juga: Inilah Tindakan Medis untuk Mengatasi Ginekomastia
Tapi, obesitas juga bisa memicu terjadinya ketidakseimbangan hormon yang akhirnya menyebabkan seseorang mengalami ginekomastia. Jadi, benar bahwa orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas berisiko tinggi mengalami ginekomastia. Selain obesitas, penyakit lainnya yang juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon, antara lain:
- Hipertiroidisme
- Sirosis
- Hipogonadisme, yaitu kondisi yang menghambat produksi hormon testosteron, seperti sindrom Klinefelter
- Tumor. Beberapa jenis tumor, seperti tumor testis, tumor kelenjar adrenal, dan kelenjar hipofisis (pituitari), bisa mengganggu keseimbangan kadar estrogen dan testosteron.
- Gagal ginjal. Sebagian pengidap gagal ginjal yang menjalani cuci darah mengalami ginekomastia akibat perubahan hormon.
- Malnutrisi. Kekurangan nutrisi bisa menyebabkan kadar testosteron seseorang menurun, sedangkan kadar estrogennya tetap konstan.
Beberapa jenis obat-obatan tertentu bila dikonsumsi juga bisa menyebabkan ginekomastia. Sejumlah obat penyebab ginekomastia, antara lain obat darah tinggi, obat untuk pembesaran prostat, obat antidepresan, obat penenang, obat penyakit jantung, obat maag, dan antibiotik, seperti metronidazole, obat infeksi jamur, obat mual, suplemen penambah massa otot, serta produk perawatan tubuh yang mengandung tea tree oil dan lavender.
Baca juga: Minyak Esensial Bisa Sebabkan Ginekomastia, Benarkah?
Ginekomastia pada pria bisa terjadi pada waktu-waktu tertentu, antara lain:
- Sejak lahir. Lebih dari setengah bayi laki-laki terlahir dengan kondisi ginekomastia akibat mendapatkan hormon estrogen yang berlebih dari ibunya saat masih di dalam rahim. Tapi, biasanya payudara mereka akan segera kembali normal dalam dua sampai tiga minggu setelah kelahiran.
- Masa remaja. Usia remaja yaitu sekitar 12 sampai 14 tahun merupakan masa pubertas di mana kadar hormon berubah-ubah. Itulah sebabnya ginekomastia juga sering terjadi pada masa ini. Tapi, biasanya payudara akan kembali normal 6 bulan sampai 2 tahun setelah masa pubertas.
- Masa dewasa. Ginekomastia juga terjadi pada pria dalam rentang usia 50–80 tahun. Sebanyak 1 dari 4 pria dalam usia tersebut mengalami ginekomastia.
Ginekomastia sebenarnya bukan merupakan penyakit yang serius. Tapi, memiliki payudara yang besar tentu saja akan mengurangi rasa percaya diri seorang pria. Karena itu, bagi kamu pria yang mengalami obesitas, sebaiknya kurangi berat badan dengan cara menerapkan pola makan sehat dengan porsi yang lebih sedikit dan berolahraga secara rutin.
Baca juga: Tips Turunkan Berat Badan dalam 30 Hari
Kamu juga bisa bertanya mengenai cara-cara lain untuk mencegah ginekomastia ke dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.