Concor 1.25 mg 10 Tablet
Rp52.900
Per Strip
Kemasan aman & personal
Siap diantar 24 jam
Dikirim dari apotek resmi
Deskripsi
CONCOR 1.25 MG TABLET mengandung zat aktif Bisoprolol yang merupakan obat anti hipertensi golongan Beta-Blocker Kardioselektif. Bisoprolol merupakan golongan obat beta-blocker yang bekerja dengan cara menghambat kerja sistem saraf simpatis pada jantung dengan menghambat reseptor beta-adrenergik jantung. Obat penghambat beta-adrenergik seperti Bisoprolol menurunkan kecepatan denyut jantung dan bermanfaat dalam terapi irama jantung yang cepat secara tidak normal. Bisoprolol juga menurunkan kekuatan kontraksi dari jantung dan menurunkan tekanan darah. Dengan menurunkan kecepatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi otot, obat penghambat beta-adrenergik akan menurunkan kebutuhan jantung terhadap oksigen. Dengan demikian, maka obat ini digunakan untuk mengobati hipertensi sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan antihipertensi lain dan pengobatan angina serta gagal jantung kronik. Dalam menggunakan obat ini HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. Pembelian obat ini memerlukan edukasi terkait penggunaan atau pengonsumsian obat yang tepat dan aman yang akan dikenakan biaya.
Indikasi Umum
INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS.
Hipertensi dan angina pektoris, gagal jantung kronik stabil sedang sampai berat dengan penurunan fungsi ventrikular sistolik sebagai tambahan terhadap ACE inhibitor, atau Diuretik, atau Glikosida jantung.
Komposisi
Tiap tablet mengandung: Bisoprolol Fumarate 1.25 mg
Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
- Hipertensi dan angina: 5 mg - 10 mg per hari.
- Gagal jantung kronik stabil: 1.25 mg per hari pada minggu pertama. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap.
- Pada penderita bronkospastik, gangguan hati (hepatitis atau sirosis) dan gangguan ginjal (bersihan kreatinin kurang dari 40 ml/menit): dosis awal 2.5 mg sekali sehari.
Aturan Pakai
Dapat diberikan sebelum atau sesudah makan.
Perhatian
HARUS DENGAN RESEP DOKTER.
- Kemanan dan efektivitas pada pasien anak belum diketahui.
- Jangan menggunakan Bisoprolol tanpa pengawasan dokter, khususnya pasien yang memiliki penyakit arteri koroner.
- Pada penderita pheokromositoma, Bisoprolol sebaiknya tidak diberikan setelah terjadi blokade alfa.
- Penggunaan Bisoprolol dianjurkan untuk diberikan secara hati-hati pada pasien dengan kondisi:
1. Bronkospasme (asma bronkial, penyakit saluran nafas obstruktif).
2. Menerima terapi desentisasi atau anastesi inhalasi secara bersamaan.
3. Diabetes melitus dengan fluktuasi kadar gula darah yang cukup besar, karena dapat menyamarkan gejala hipoglikemia.
4. Puasa ketat.
5. Blok AV tahap awal.
6. Angina Prinzmetal.
7. Penyakit oklusif arterial perifer (terutama di awal terapi).
8. Pasien gagal ginjal atau hati, penyesuaian dosis harus dilakukan dengan hati-hati.
Kategori kehamilan:
Kategori C: Mungkin berisiko.
Obat digunakan dengan hati-hati apabila besarnya manfaat yang diperoleh melebihi besarnya risiko terhadap janin. Penelitian pada hewan uji menunjukkan risiko terhadap janin dan belum terdapat penelitian langsung terhadap wanita hamil.
Kategori D: Terbukti berisiko terhadap janin (pada trimester 2 dan 3).
Meski demikian, obat masih dapat digunakan jika obat diperlukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, atau penyakit serius, dimana obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif.
Kontra Indikasi
Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan kondisi:
- Hipersensitif terhadap Bisoprolol.
- Gagal jantung akut atau selama episode dekomposisi gagal jantung yang memerlukan terapi intravena inotropik.
- Syok kardiogenik.
- Blok AV derajat 2 atau 3 (tanpa peacemaker).
- Sindrom sinus.
- Blokade sinoatrial.
- Bradikardia yang kurang dari 60 denyut/menit sebelum memulai pengobatan.
- Hipotensi (tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmHg).
- Asma bronkial parah atau penyakit paru obstruktif kronik yang parah.
- Tahap akhir penyakit oklusif arteri periferal dan sindrom Raynaud.
- Faeokromositoma yang tidak diobati.
- Asidosis metabolik.
Efek Samping
Obat ini secara umum ditoleransi dengan baik dengan efek samping yang ringan dan sementara.
Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis.
Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah:
Kram abdomen, diare, pusing, sakit kepala, mual, denyut jantung lambat, tekanan darah rendah, keadaan mati rasa, kesemutan, ekstremitas dingin, nyeri tenggorokan, dan sesak napas atau mengi, kelelahan.
Golongan Produk
Obat Keras (Merah)
Kemasan
Dus, 5 Blister @ 10 Tablet Salut Selaput
Manufaktur
Merck Indonesia
No. Registrasi
BPOM: DKL1015803817C1