Mitos atau Fakta Pria Lebih Berisiko Terkena Hipertensi Pulmonal
“Ada banyak sekali orang yang mengidap hipertensi. Namun, salah satu yang cukup berbahaya adalah hipertensi pulmonal. Ia terjadi saat arteri kecil di paru-paru dan pembuluh kapilernya menyempit, tersumbat, atau rusak. Selain itu, diduga pria lebih umum mengalami kondisi ini, meski pada dasarnya siapa saja bisa mengalaminya, terutama lansia."
Halodoc, Jakarta - Hipertensi adalah masalah kesehatan yang memang tak asing. Namun, ada juga jenis hipertensi lain yang berbahaya yakni hipertensi pulmonal. Ini adalah kondisi saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah karena perubahan pada sel yang melapisi arteri pulmonal. Kondisi ini bisa menyebabkan dinding arteri pulmonal menjadi lebih tebal dan kaku, serta terbentuknya jaringan yang berlebih.
Tak cuma itu saja, hipertensi pulmonal juga bisa menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Perubahan pada arteri pulmonal ini bisa menghambat atau menurunkan aliran darah ke pembuluh darah. Akibatnya, kondisi tersebut akan mempersulit darah untuk mengalir, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah pada arteri pulmonal. Jadi secara singkat, hipertensi pulmonal ini terjadi ketika arteri kecil pada paru-paru (arteriol pulmonal) dan pembuluh kapilernya menyempit, tersumbat, atau rusak.
Baca juga: Tips Mencegah Tekanan Darah Naik Drastis
Laki-Laki Lebih Rentan Alami Hipertensi Pulmonal, Mitos atau Fakta?
Di tahap awal, pengidap hipertensi pulmonal biasanya tak merasakan gejala. Namun, bila hipertensi pulmonal mulai memburuk, penyakit ini bisa menimbulkan gejala, seperti napas yang pendek, nyeri dada, jantung berdebar, kulit kebiruan, hingga pusing atau pingsan.
Lantas, benarkah kondisi ini lebih dialami oleh pria? Sebenarnya, hipertensi pulmonal bisa terjadi pada siapa saja. Bahkan, bayi yang baru lahir saja bisa mengalaminya. Kondisi ini membuat jantung tak bisa mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai hipertensi pulmonal persisten pada bayi yang baru lahir.
Meski setiap orang, baik pria maupun wanita bisa mengalami hipertensi pulmonal, tetapi orangtua lebih berisiko terserang hipertensi pulmonal sekunder. Sedangkan mereka yang cenderung lebih muda, berisiko terserang hipertensi pulmonal idiopatik.
Sayangnya, sampai saat ini penyebab hipertensi pulmonal belum diketahui pasti. Namun, ada dugaan bahwa mutasi gen yang diturunkan, penyakit jantung bawaan, sirosis, hingga infeksi HIV bisa memicunya.
Hal yang perlu digarisbawahi, hipertensi pulmonal ini bisa dialami oleh semua usia, dan tak dibatasi oleh jenis kelamin. Dalam kebanyakan kasus, hipertensi pulmonal juga bisa diidap oleh mereka yang juga memiliki masalah pada jantung dan paru-paru.
Dengan kata lain, hipertensi pulmonal lebih berisiko dialami oleh pria hanyalah mitos belaka.
Baca juga: Pertolongan Pertama saat Tekanan Darah Melonjak
Faktor Risiko yang Membuatnya Rentan
Seperti penjelasan di atas, hipertensi pulmonal bisa terjadi pada setiap orang, terutama pada mereka yang punya masalah pada jantung dan paru-paru. Selain itu, ada pula beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pulmonal. Misalnya:
- Usia dewasa muda, karena peningkatan tekanan darah pada arteri pulmonal paling sering terjadi pada dewasa muda.
- Obesitas atau berat badan berlebih.
- Konsumsi obat-obatan penahan nafsu makan.
- Penyalahgunaan NAPZA, seperti kokain.
- Memiliki anggota keluarga dengan riwayat hipertensi pulmonal.
Jika kamu memiliki faktor risiko di atas, maka ada baiknya untuk rutin melakukan pemeriksaan dengan dokter di rumah sakit. Untungnya kini buat janji untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit bisa dilakukan lewat Halodoc. Dengan begini, kamu jadi tak perlu lagi repot antre dan buang waktu lama hanya untuk menunggu.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengobati Hipertensi Pulmonal?
Komplikasi Hipertensi Pulmonal
Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, maka hipertensi pulmonal bisa menyebabkan komplikasi seperti:
Pembesaran Jantung Sisi Kanan dan Gagal Jantung
Pada kor pulmonal, ventrikel kanan jantung akan membesar dan harus memompa lebih keras dari biasanya untuk mengalirkan darah melalui arteri pulmonalis yang menyempit atau tersumbat.
Pada awalnya, jantung mencoba mengkompensasi dengan menebalkan dindingnya dan memperluas bilik ventrikel kanan untuk meningkatkan jumlah darah yang dapat ditampungnya. Namun, perubahan ini membuat lebih banyak tekanan pada jantung, dan akhirnya terjadilah kegagalan pada ventrikel kanan.
Gumpalan Darah
Memiliki hipertensi pulmonal membuat seseorang lebih mungkin mengalami pembekuan di arteri kecil di paru-paru. Pembekuan darah ini kemudian bisa menyebabkan adanya gumpalan darah yang kemudian akan berbahaya jika ia menyebabkan penyempitan atau menyumbat pembuluh darah.
Aritmia
Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur (aritmia), yang dapat menyebabkan detak jantung berdebar (palpitasi), pusing atau pingsan. Aritmia tertentu dapat mengancam jiwa.
Perdarahan di Paru-Paru
Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan perdarahan pada paru-paru dan batuk darah yang dapat mengancam jiwa.
Komplikasi Kehamilan
Hipertensi pulmonal dapat mengancam jiwa seorang wanita dan bayinya yang sedang berkembang.