Mitos atau Fakta, Pemfigus Bisa Sebabkan Kematian
Halodoc, Jakarta – Nama penyakit pemfigus mungkin masih terdengar asing di telinga kamu. Wajar saja karena penyakit yang menyerang kulit ini memang tergolong penyakit langka yang jarang terjadi. Meski demikian, bukan berarti pemfigus tidak perlu diwaspadai.
Bila tidak segera ditangani, pemfigus disebut-sebut sebagai penyakit yang bisa menyebabkan kematian. Benarkah? Simak penjelasannya di sini.
Apa Itu Pemfigus?
Pemfigus atau pemfigus vulgaris adalah penyakit kulit serius yang ditandai dengan munculnya lepuhan di kulit, bagian dalam mulut, hidung, tenggorokan, dan kelamin. Lepuhan tersebut mudah pecah dan bisa meninggalkan bekas luka yang rentan terinfeksi.
Benar bahwa penyakit langka ini bisa menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani. Meski begitu, pemfigus tidak menular. Penyakit kulit ini juga bisa menyerang siapa saja pada usia berapa pun, tapi pemfigus lebih sering dialami oleh orang berusia 50–60 tahun.
Baca juga: 4 Jenis Penyakit Kulit yang Perlu Diwaspadai
Penyebab Pemfigus
Pemfigus disebabkan oleh kondisi autoimun. Sistem kekebalan tubuh yang seharusnya menghasilkan antibodi untuk menyerang organisme berbahaya, seperti virus atau bakteri, malah berbalik menyerang sel sehat di kulit dan lapisan tubuh lainnya. Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab pemfigus, tapi konsumsi obat-obatan tertentu diduga bisa memicu terjadinya penyakit kulit ini.
Obat-obatan yang bisa menyebabkan pemfigus, di antaranya rifampisin, antibiotik, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), serta obat darah tinggi golongan ACE inhibitor.
Selain obat-obatan, ada juga faktor lainnya yang bisa memicu pemfigus, di antaranya:
- Usia
- Stres
- Paparan sinar UV
- Infeksi
- Luka bakar
- Mengidap penyakit autoimun lainnya, terutama myasthenia gravis dan thymoma.
Baca juga: Bukan Cuma Sinar UV, Ini 2 Penyebab Actinic Keratosis
Komplikasi yang Bisa Ditimbulkan Oleh Pemfigus
Pemfigus juga bisa menyebabkan sejumlah komplikasi yang serius. Pasalnya, lepuhan terbuka yang disebabkan oleh pemfigus sangat rentan terkena infeksi. Bila kulit terasa nyeri dan panas, keluar nanah berwarna kehijauan atau kekuningan dari lepuhan, serta warna kemerahan di sekitar lepuh semakin meluas, itu tandanya lepuhan sudah terinfeksi bakteri. Nah, bakteri yang masuk, kemudian bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan kondisi berbahaya yang disebut sepsis.
Komplikasi lain juga bisa muncul akibat konsumsi kortikosteroid dan obat imunosupresif dalam waktu yang lama:
- Gangguan pertumbuhan pada anak-anak
- Gangguan hormon
- Osteoporosis
- Kanker, seperti limfoma.
Waspadai Gejala Pemfigus
Mengingat ada banyak dampak serius yang bisa disebabkan oleh pemfigus, kamu pun dianjurkan untuk mewaspadai penyakit ini dengan cara mengenali gejalanya. Gejala utama pemfigus adalah munculnya lepuhan pada kulit yang mudah pecah, sehingga meninggalkan luka berkerak. Lepuhan ini bisa terasa nyeri, tapi tidak gatal.
Bisa juga sebaliknya, lepuhan terasa gatal tanpa menimbulkan rasa nyeri. Lepuhan pemfigus paling sering muncul di area tubuh, seperti bahu, dada, punggung, serta bagian dalam mata, hidung, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kelamin.
Awalnya, lepuhan yang muncul berukuran kecil, tapi lama-kelamaan bisa membesar secara bertahap. Seiring berjalannya waktu, lepuhan juga bisa bertambah banyak hingga menyelimuti wajah, kulit kepala, dan seluruh tubuh.
Lepuhan yang muncul di dalam mulut bisa menyebabkan rasa perih saat makan, minum, ataupun menggosok gigi. Sedangkan lepuhan yang muncul di tenggorokan bisa menyebabkan suara pengidap menjadi serak.
Baca juga: Suara Serak Bisa jadi Pertanda Tumor Tenggorokan
Nah, itulah sedikit penjelasan tentang pemfigus, penyakit kulit yang mematikan. Bila kamu ingin mengetahui pemfigus lebih jauh, tanyakan saja langsung ke ahlinya dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter untuk minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.