Meski Bukan Kanker, Berbahayakah Gangguan Prostas BPH?
Halodoc, Jakarta – Prostas BPH alias Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah satu kondisi yang menyebabkan terjadinya pembesaran prostat jinak. Pembesaran prostat jinak, yaitu ketika kelenjar prostat mengalami pembengkakan. Namun jangan khawatir, kondisi ini tidak termasuk dalam jenis kanker, tidak juga terkait dengan kanker prostat.
Prostat adalah kelenjar berukuran kecil yang terletak pada rongga pinggul yang berada di antara kandung kemih dan organ reproduksi pria alias Mr.P. Kelenjar ini bertugas untuk menghasilkan cairan yang berfungsi untuk melindungi serta menyuburkan sel-sel sperma. Singkatnya, prostat akan ikut berkontraksi dan mengeluarkan cairan saat ejakulasi. Cairan tersebut akan dikeluarkan bersama sperma dan menghasilkan cairan semen.
Kelenjar prostat hanya dimiliki pria, artinya seluruh pengidap gangguan BPH sudah pasti pria. Seringnya, kondisi ini akan mulai menyerang pria yang sudah mulai memasuki usia lanjut, yaitu di atas usia 50 tahun. Meski belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab utama penyakit ini, tetapi proses penuaan yang terjadi diduga menjadi faktor yang meningkatkan risiko.
Saat usia semakin menua, tubuh mengalami banyak perubahan termasuk pada kadar hormon seksual. Selain itu, kelenjar prostat memang akan terus tumbuh secara alami seumur hidup. Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan prostat berkembang sampai mencapai ukuran yang sangat besar dan perlahan mulai menghimpit uretra.
Kondisi itu yang kemudian memicu munculnya gejala-gejala BPH. Pasalnya, uretra yang terjepit akan menyebabkan urine susah keluar merupakan salah satu gejala gangguan ini. Lantas, apa saja gejala-gejala yang sering muncul pada pengidap pembesaran prostat jinak (BPH)?
1. Selalu ingin Berkemih
Gejala awal dari gangguan prostat yang satu ini adalah keinginan untuk berkemih alias buang air kecil menjadi lebih sering. Biasanya, intensitas buang air kecil akan lebih meningkat terutama pada malam hari.
2. Nyeri
Keinginan untuk selalu berkemih akan mendorong siapapun pergi ke kamar kecil melakukan buang air kecil hingga tuntas. Namun pada pengidap BPH, proses ini mungkin akan terasa lebih menyiksa. Meskipun sangat keinginan untuk buang air kecil sangat kuat, tetapi biasanya orang yang memiliki gangguan ini akan merasa kesulitan untuk mengeluarkan urine. Selain itu, perasaan tidak tuntas meski sudah buang air pun sering menjadi gejala gangguan prostat.
3. Inkontinensia Urine
Pembengkakan kelenjar prostat juga bisa menyebabkan seseorang mengalami inkontinensia urine, yaitu satu kondisi yang membuat urine keluar tanpa terkontrol. Kondisi ini juga sering disebut sebagai beser. Pada tingkat yang lebih parah, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang berkemih secara tiba-tiba sehingga tidak sempat untuk pergi ke toilet.
4. Urine Tersendat dan Berdarah
BPH juga bisa menyebabkan pengidapnya tersendat saat mengeluarkan urine. Bahkan pada tingkat yang lebih parah, urine bisa keluar disertai dengan darah.
Meski tidak termasuk dalam golongan kanker, tapi sebaiknya segera lakukan pemeriksaan jika mengalami gejala pembesaran kelenjar prostat. Sebab, ada beberapa penyakit lain yang gejala hampir sama dengan penyakit ini, seperti radang prostat, infeksi saluran kemih, penyempitan uretra, batu ginjal, kanker kandung kemih, hingga gangguan saraf yang mengatur kandung kemih dan kanker prostat.
Tak hanya itu, jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini juga bisa memicu terjadinya berbagai komplikasi yang berbahaya. Cari tahu lebih lanjut mengenai benign prostatic hyperplasia (BPH) dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips mencegah dan mengatasi BPH atau masalah kesehatan lain dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan