Menyerang Paru, Ketahui Jenis-Jenis Atelektasis
Halodoc, Jakarta - Tidak dapat dipungkiri bahwa paru-paru memiliki fungsi yang besar bagi manusia. Penyakit yang menyerang paru-paru wajib mendapat pertolongan, pasalnya beberapa penyakit paru-paru bisa mengakibatkan komplikasi yang menyebabkan paru-paru kolaps, tepatnya di area lobus. Di dalam dunia medis kondisi ini disebut atelektasis, yakni komplikasi dari gangguan pernapasan termasuk di antaranya adalah fibrosis kistik, penghirupan objek asing, tumor paru, adanya cairan dalam paru, kelemahan respirasi, dan cedera dada.
Atelektasis terjadi ketika sebagian atau satu lobus (segmen) paru-paru pada seseorang tidak bisa berfungsi. Pada atelektasis, kantung-kantung udara atau alveoli ini mengempis sehingga mengganggu fungsi pernapasan. Atelektasis bisa menimpa siapa saja, dan jenisnya juga banyak. Yuk, kenali lebih jauh mengenai atelektasis melalui uraian berikut ini.
Baca juga: Bayi Lahir Prematur Rentan Terkena Atelektasis
Mengenal Jenis-Jenis Atelektasis
Parah atau tidaknya kerusakan jaringan alveoli akibat atelektasis bisa bervariasi. Ini semua pun akan tergantung pada penyebabnya. Orang yang awalnya memiliki penyakit pernapasan akan semakin parah dengan munculnya atelektasis. Akibatnya kadar oksigen dalam darah menurun. Nah, berdasarkan karakter fisiologisnya, terdapat jenis atelektasis yang perlu diketahui, antara lain:
-
Atelektasis Obstruktif. Ini adalah jenis atelektasis yang sering terjadi. Atelektasis jenis ini terjadi saat saluran antara trakea (tenggorokan) dengan alveoli ada yang menghalangi. Akibatnya karbon dioksida yang seharusnya dibuang malah terserap kembali oleh darah di alveoli. Kondisi ini bisa terjadi akibat tumor, benda asing, atau sumbatan lendir mukosa. Obstruksi pada atelektasis obstruktif juga bisa terjadi pada bronkus besar (lobular) maupun bronkus kecil (segmental).
-
Atelektasis Non-Obstruktif. Di dalam dunia medis, kondisi ini dibagi menjadi:
-
Atelektasis Relaksasi. Terjadi karena membran dalam paru-paru kehilangan kontak dengan membran luar paru-paru, bisa karena adanya cairan atau udara di rongga pleura.
-
Atelektasis Kompresi. Terjadi akibat munculnya lesi pada rongga dada yang menekan paru-paru dan mendorong udara keluar dari alveoli. Alhasil, kondisi ini mengurangi volume paru-paru.
-
Atelektasis Adhesif. Kondisi ini terjadi karena paru-paru kekurangan surfaktan yang berfungsi untuk mengurangi tekanan permukaan pada alveoli. Kekurangan surfaktan memicu terjadinya pengempisan alveoli.
-
Atelektasis Sikatrik. Pada kondisi ini, berkurangnya volume alveoli terjadi akibat kerusakan atau luka pada dinding alveoli. Penyebabnya adalah penyakit granulomatosa atau nekrosis paru-paru.
-
Atelektasis Replacement. Atelektasis ini terjadi karena alveoli pada seluruh segmen paru-paru malah dipenuhi atau digantikan oleh sel-sel tumor, misalnya pada karsinoma sel bronkioalveolar. Akibatnya volume udara pada paru-paru berkurang.
Baca juga: Atelektasis Obstruktif dengan Non Obstruktif, Apa Bedanya?
Gejala saat Alami Atelektasis
Saat seseorang mengalami atelektasis, ia bisa saja tidak merasakan gejala yang mencurigakan. Namun, ada juga beberapa gejala yang patut dicurigai sehingga harus segera dilakukan pemeriksaan di rumah sakit, di antaranya:
- Kesulitan bernapas (dispnea);
- Napas cepat dan pendek;
- Batuk.
Sebelum gejala terjadi semakin parah, kamu wajib memeriksakannya dengan dokter. Buat janji segera dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Dengan aplikasi ini, kamu jadi tidak perlu repot antre untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit pilihanmu.
Baca juga: Inilah 6 Cara Menjaga Kesehatan Paru-Paru
Apa Faktor yang Meningkatkan Risiko Seseorang Alami Atelektasis
Ada beberapa faktor yang memicu seseorang alami atelektasis, antara lain:
-
Berusia di bawah 3 tahun atau di atas 60 tahun;
-
Kondisi yang mengganggu batuk spontan, menguap, dan mendesah;
-
Perawatan di tempat tidur yang jarang berpindah posisi tubuh;
-
Gangguan fungsi menelan, terutama pada orang usia lanjut, menarik kembali sekresi ke dalam paru-paru adalah sumber utama infeksi;
-
Penyakit paru, seperti asma pada anak-anak, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), bronkiektasis atau fibrosis kistik;
-
Lahir prematur;
-
Operasi perut atau dada yang belum lama terjadi;
-
Anestesi umum yang belum lama terjadi;
Selain itu kelemahan otot pernapasan, karena distrofi otot cedera tulang belakang atau kondisi neuromuskuler lainnya juga bisa menyebabkan atelektasis. Setiap penyebab napas dangkal, di antaranya termasuk obat-obatan dan efek sampingnya berisiko alami atelektasis.