Mengganggu Fungsi Otak, Kenali Gejala dan Penyebab Hipoksia
Halodoc, Jakarta – Manusia membutuhkan oksigen untuk bernapas. Jika pasokan oksigen dalam tubuh kurang atau disebut hipoksia, seseorang berisiko mengalami gejala yang mengancam nyawa. Lantas, apa saja gejala hipoksia yang perlu diwaspadai? Mengapa hipoksia bisa terjadi? Ini faktanya.
Baca Juga: Ini Akibatnya Kalau Tubuh Kehabisan Oksigen
Kenali Gejala Hipoksia
Oksigen yang didapat dari lingkungan diangkut oleh darah dari paru-paru menuju ke jantung. Kemudian, jantung memompa darah kaya oksigen ke seluruh sel tubuh melalui pembuluh darah.
Pada kasus hipoksia, terjadi gangguan sistem transportasi oksigen dari proses bernapas sampai oksigen digunakan oleh sel tubuh. Ketika kondisi ini terjadi, ini gejala yang timbul:
-
Napas menjadi pendek dan cepat.
-
Jantung berdenyut lebih cepat.
-
Warna kulit kebiruan atau merah terang (tergantung penyebab)
-
Tubuh lemas.
-
Menjadi bingung atau linglung.
-
Berkeringat terus-menerus.
-
Batuk.
-
Rasa seperti dicekik.
-
Napas berbunyi (mengi).
-
Penurunan kesadaran hingga pingsan.
Baca Juga: Inilah 6 Penyebab Seseorang bisa Pingsan
Penyebab Hipoksia Berdasarkan Jenisnya
1. Hipoksia Hipoksik
Terjadi ketika kadar oksigen dalam pembuluh darah arteri turun. Penyebabnya adalah:
-
Seseorang sedang berada di situasi dengan kadar oksigen rendah. Misalnya, kebakaran, tenggelam, atau tempat tinggi.
-
Mengidap penyakit paru-paru, seperti asma, pneumonia, edema paru, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, pneumothorax, dan sleep apnea.
-
Keadaan yang membuat napas terhenti. Misalnya, efek samping konsumsi obat fentanyl.
2. Hipoksia Stagnan atau Hipoperfusi
Terjadi akibat gangguan aliran darah. Penyebabnya adalah gangguan jantung (seperti bradikardia dan fibrilasi ventrikel) dan terhentinya aliran darah arteri ke organ.
3. Hipoksia Anemik
Terjadi ketika kemampuan darah yang membawa oksigen berkurang kapasitasnya, sehingga darah kurang oksigen. Penyebabnya adalah anemia dan keracunan karbon monoksida (CO).
4. Hipoksia Histotoksik
Terjadi akibat gangguan pada sel darah saat menggunakan oksigen. Salah satu pemicunya adalah keracunan sianida.
Hipoksia yang tidak diatasi bisa menyebabkan kerusakan sel, jaringan, dan organ yang berpotensi mengancam nyawa. Selain itu, hipoksia yang diatasi dengan pemberian oksigen juga bisa menimbulkan komplikasi, terutama jika oksigen diberikan secara berlebihan. Komplikasi hipoksia meliputi katarak, vertigo, kejang, perubahan perilaku, dan pneumonia.
Bisakah Hipoksia Dicegah?
Jawabannya, bisa. Caranya dengan menghindari lingkungan yang bisa menurunkan kadar oksigen atau menggunakan oksigen tambahan dari tabung oksigen sebelum hipoksia muncul. Hipoksia akibat asma bisa dihindari dengan cara menjalani pengobatan asma sesuai anjuran dokter. Terapi bisa dilakukan untuk membantu pengidap mengendalikan asma, sehingga meminimalkan risiko hipoksia.
Hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah hipoksia dengan menerapkan gaya hidup sehat. Yakni berhenti merokok, hindari tempat yang penuh dengan asap (termasuk asap rokok), rutin berolahraga, dan konsumsi makanan sehat.
Baca Juga: Koma Bisa Terjadi Bertahun-Tahun, Mengapa?
Itulah gejala hipoksia yang perlu diketahui. Kalau kamu punya keluhan serupa hipoksia, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan