Mengenal Perlemakan Hati Non-Alkohol
Halodoc, Jakarta - Seseorang yang tidak meminum alkohol tetap dapat mengalami perlemakan hati. Jenis tersebut adalah perlemakan hati non-alkohol yang terjadi ketika terlalu banyak lemak tersimpan dalam hati. Penyakit ini dapat menyebabkan potensi yang serius pada pengidapnya.
Kondisi ini diawali dengan peradangan hati yang parah, sehingga berkembang menjadi luka dan kerusakan yang menjadi sulit untuk disembuhkan. Kerusakan yang terjadi pada hati pengidapnya sangat mirip dengan kerusakan yang terjadi pada seseorang yang ketergantungan alkohol. Pada tahap yang lebih parah, penyakit ini dapat berkembang menjadi sirosis dan gagal hati.
Sirosis hati yang telah terjadi dapat membuat pengidapnya mengalami beberapa hal berikut ini, di antaranya:
-
Kanker hati.
-
Penumpukan cairan di perut atau ascites.
-
Pembengkakan pembuluh darah pada esofagus.
-
Gagal hati stadium akhir.
Penyakit perlemakan hati ini sering menyerang seseorang pada semua rentang usia, tetapi seseorang dengan usia 40 hingga 50 lebih tinggi risikonya. Selain itu, seseorang yang mengalami obesitas dan diabetes tipe II juga memiliki risiko lebih tinggi terserang penyakit ini. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah mengurangi hal-hal yang dapat menyebabkan perlemakan hati jenis ini.
Tahapan Perlemakan Hati Non-Alkohol
Perlemakan hati non-alkohol mempunyai empat tahapan utama. Kebanyakan orang tidak sadar ketika telah mengidapnya pada tahap pertama. Dalam beberapa kasus yang jarang, hal ini dapat berkembang dengan cepat dan akhirnya menyebabkan kerusakan pada hati, karena penyakit tidak terdeteksi dan pengidap tidak melakukan perubahan kebiasaan.
Tahapan-tahapannya diantaranya adalah:
-
Perlemakan hati sederhana. Tipe ini tidak menyebabkan bahaya pada pengidapnya, tetapi dapat terus berkembang.
-
Steatohepatitis non-alkohol. Kondisi ini merupakan salah satu jenis yang lebih serius dan bisa membuat hati meradang.
-
Fibrosis. Tahapan ini menyebabkan jaringan parut di sekitar hati dan pembuluh darah. Meski begitu, hati masih dapat berfungsi secara normal.
-
Sirosis. Tahap ini sudah terbilang parah, karena hati mengalami penyusutan dan luka karena peradangan. Kerusakan ini permanen dan dapat menyebabkan gagal hati dan kanker hati.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk penyakit ini berkembang menjadi fibrosis atau sirosis. Cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup, supaya kondisi tidak menjadi lebih buruk.
Seseorang yang Berisiko Mengidap Perlemakan Hati Non-Alkohol
Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko pada seseorang untuk mengidapnya. Hal-hal tersebut adalah:
-
Mengalami obesitas.
-
Mengidap diabetes tipe 2.
-
Kolesterol tinggi dalam darah.
-
Tekanan darah yang tinggi.
-
Berusia di atas 50 tahun.
-
Kebiasaan merokok.
Gejala Perlemakan Hati Non-Alkohol
Umumnya, pada tahap awal perlemakan hati jenis ini, tidak ada gejala yang timbul. Maka dari itu, sulit untuk mengetahui sejak dini jika seseorang mengidap penyakit ini. Di samping itu, seseorang yang sudah mencapai tahap parah akan menunjukkan gejala-gejala, yaitu:
-
Kelelahan yang ekstrem.
-
Nyeri pada bagian kanan perut.
-
Berat badan yang menurun tanpa sebab.
-
Kulit dan bagian putih mata menguning.
-
Bengkak di beberapa bagian tubuh.
Itulah sedikit penjelasan mengenai perlemakan hati non-alkohol. Jika kamu ingin mengetahui lebih jauh tentang perlemakan hati, kamu dapat berdiskusi dengan dokter-dokter dari Halodoc. Komunikasi dengan dokter bisa dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga dapat membeli obat yang sedang dibutuhkan dan pesanan akan langsung di antar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download segera di Google Play atau App Store!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan