Mengenal Lebih Jauh Vaksin Rotavirus

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Januari 2019
Mengenal Lebih Jauh Vaksin RotavirusMengenal Lebih Jauh Vaksin Rotavirus

Halodoc, Jakarta - Ibu perlu mempertimbangkan memberikan vaksin rotavirus pada anak. Sebab, vaksin rotavirus merupakan langkah tepat untuk melindungi bayi dan anak-anak dari penyakit gastroenteritis (radang pada lambung dan usus).  Penyakit tersebut ditunjukkan dengan gejala yang meliputi diare akut, muntah, demam, anak sulit atau tidak mau makan dan minum, dan sakit perut.

Virus rotavirus pun umumnya menyerang bayi dan anak-anak. Virus tersebut dapat menyebabkan dehidrasi parah, bahkan dapat berujung pada kematian jika tidak segera ditangani dengan baik. Untungnya, kamu dapat melindungi Si Kecil dengan memberikan vaksin rotavirus yang aman dan efektif.

Baca juga: Manfaat Vaksin Rotavirus untuk Anak

Di Indonesia, vaksin rotavirus tersedia dalam 2 macam merk. Sedangkan untuk banyaknya dosis dalam memberikan vaksin, ditentukan oleh merk vaksin rotavirus yang digunakan.

  1. RotaTeq (RV5) diberikan sebanyak 3 dosis. Pemberian pertama pada usia 6-14 minggu, dan pemberian kedua 4-8 minggu setelah pemberian pertama. Untuk dosis ke-3, maksimal diberikan pada usia 8 bulan.

  • Kedua, Rotarix (RV1) diberikan 2 dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14 minggu (maksimal pada usia 6 bulan).

Kedua vaksin tersebut diberikan melalui oral (mulut), bukan melalui suntikan. Dosis pertama dari masing-masing vaksin paling efektif diberikan sebelum anak berusia 15 minggu. Anak juga perlu menerima semua dosis rotavirus sebelum berusia 8 bulan. Apabila bayi belum diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu diberikan, karena belum terjamin keamanannya.

Baca juga: Kenali Rotavirus Penyebab Diare Bagi Anak-Anak

Apabila bayi belum mendapatkan vaksin dosis pertama saat ia berumur 15 minggu, sebaiknya bicarakan dengan dokter apakan Si Kecil dapat menerima vaksin susulan. Vaksin rotavirus memang tidak dianjurkan diberikan pada bayi yang berumur lebih dari 8 bulan, karena tidak ada cukup bukti yang menunjukkan efektivitas vaksin ini pada bayi yang berusia lebih besar. Selain itu, ada beberapa bukti yang menunjukkan terjadinya reaksi merugikan pada usia di atas 8 bulan, yaitu demam dan alergi.

Biasanya, vaksin rotavirus menimbulkan efek samping yang berisiko kecil. Reaksi alergi parah sangat jarang ditemukan, tapi tetap ada kemungkinan bisa terjadi. Tanda-tanda terjadinya reaksi alergi berupa sulit bernapas, suara mengi pada napas, wajah pucat, dan detak jantung cepat. Beberapa efek samping ringan yang biasanya terjadi adalah mudah rewel, diare, dan muntah.

Apabila Si Kecil sedang tampak mengalami sakit perut, tinja berdarah, atau mulai muntah, sebaiknya segera bawa ke rumah sakit. Perlu diketahui pula bahwa vaksin rotavirus mengandung virus hidup yang dapat menginfeksi orang lain, terutama pada orang-oran dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Maka itu, berhati-hatilah ketika kamu membuang popok, dan jangan lupa untuk sering mencuci tangan hingga bersih untuk mencegah penyebaran virus.

Baca juga: Cara Pencegahan dan Penanganan Rotavirus

Apalagi mengingat masih tingginya kejadian diare di Indonesia, yaitu sekitar 5,4 juta kasus menurut survei Riskesdas tahun 2015, maka imunisasi rotavirus dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit gastroenteritis. Selain itu, pencegahan harus diiringi dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Imunisasi dengan vaksin rotavirus juga termasuk salah satu jenis imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Jika ibu ingin memberikan vaksin rotavirus pada Si Kecil, tetapi masih ragu-ragu akan dampaknya, mungkin akan lebih baik jika mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!