Mengenal Diet Rendah Serat dan Siapa Saja yang Diharuskan Menjalaninya
Halodoc, Jakarta - Demi mendapatkan berat badan dan bentuk tubuh yang ideal, berbagai cara pun akan dilakukan. Salah satunya adalah dengan diet atau membatasi jumlah asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Seringnya, seseorang yang menjalani diet tidak memperhatikan asupan nutrisi harian tubuh, sehingga menjadikan tubuh mudah terserang penyakit. Salah satu nutrisi yang kadang terlupa adalah serat. Padahal, serat membantu menurunkan kolesterol, melancarkan pencernaan, sekaligus menstabilkan kadar gula dalam darah.
Meski begitu, ternyata jumlah serat yang masuk ke dalam tubuh pun harus dibatasi. Kondisi ini disebut dengan diet rendah serat. Lalu, mengapa konsumsi serat justru tetap perlu dibatasi? Siapa saja yang dianjurkan untuk menjalani diet rendah serat? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Mengapa Dokter Menganjurkan untuk Melakukan Diet Rendah Serat?
Pada dasarnya, jumlah asupan normal serat dalam tubuh adalah sebesar 10 hingga 15 gram setiap harinya. Angka ini tidak berbeda baik untuk laki-laki maupun perempuan. Meski begitu, jumlah ini tetap perlu dikurangi bagi orang-orang beberapa kondisi tertentu.
Dalam kondisi ini, diet rendah serat bukan untuk menurunkan berat badan seperti diet pada umumnya. Diet ini dilakukan agar sistem pencernaan bisa beristirahat dari kerja kerasnya dalam mencerna dan mengolah makanan yang masuk ke dalam tubuh. Dengan berkurangnya asupan serat dalam tubuh, otomatis jumlah feses yang akan dikeluarkan pun menjadi lebih sedikit.
Baca juga: Inilah Dampak Kurang Serat pada Tubuh
Siapa Saja yang Dianjurkan untuk Menjalani Diet Rendah Serat?
Diet rendah serat berhubungan dengan kesehatan sistem pencernaan. Oleh karena itu, orang-orang yang dianjurkan untuk menjalani diet ini adalah mereka yang memiliki masalah pencernaan pada bagian usus, seperti penyakit Crohn, kolitis ulserativa, dan divertikulitis. Selain itu, kamu yang sedang diare juga dianjurkan untuk menjalani diet ini.
Pasien yang baru saja menjalani operasi juga tidak boleh mengonsumsi makanan tinggi serat, terlebih jika operasi yang dijalankan termasuk operasi yang berkaitan dengan pencernaan. Terakhir, adalah pada pasien yang akan menjalani proses kolonoskopi. Dengan mengurangi asupan serat, jumlah makanan yang tidak mampu dicerna oleh usus pun berkurang, sehingga penurunan fungsi pencernaan pun dapat dicegah.
Meski begitu, diet ini tidak memerlukan waktu panjang seperti diet lainnya. Apabila kondisi pencernaan telah pulih sepenuhnya, maka dokter pun akan menghentikan diet ini. Jika ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama, biasanya dokter akan menganjurkan pemberian suplemen mineral, vitamin, atau pemasangan infus.
Lalu, Apa Jenis Makanan yang Boleh Dimakan Saat Menjalani Diet Rendah Serat?
Berbeda penyebab, berbeda pula makanan yang harus dikonsumsi oleh orang-orang yang menjalani diet rendah serat. Bukan berarti tidak boleh sama sekali mengonsumsi makanan berserat, tetapi hanya mengurangi asupannya dari kadar kebutuhan harian.
Hati, telur, ikan halus, ayam, dan daging empuk adalah beberapa jenis makanan sumber protein hewani yang disarankan untuk diet ini. Sementara itu, makanan sumber protein nabati yang diperbolehkan adalah susu kedelai atau tahu. Lalu, bubur atau nasi tim menjadi pilihan karbohidrat yang dianjurkan. Buah dan sayur yang kaya serat akan diganti menjadi sari buah atau kaldu sayuran.
Baca juga: 6 Makanan Berserat Terbaik untuk Kesehatan
Mereka yang menjalani diet rendah serat tetap diperbolehkan minum sirup, teh, atau kopi, tetapi dalam keadaan yang sangat encer. Namun, tidak dengan minuman bersoda, beralkohol, dan minuman dengan tekstur yang kental. Nah, supaya tidak salah dalam menjalaninya, kamu bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc dengan memilih fitur layanan Tanya Dokter. Meski begitu, pastikan aplikasi Halodoc sudah kamu download di ponsel kamu, ya!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan