Mengapa Sendi Rentan Alami Dislokasi?
Halodoc, Jakarta - Dislokasi sendi adalah sebuah kondisi yang terjadi akibat tekanan yang ekstrem pada ligamen, sehingga membuat ujung dari dua tulang yang terhubung menjadi terpisah. Ligamen adalah sebuah pita fleksibel pada jaringan fibrosa yang menghubungkan berbagai macam tulang. Selain itu, ligamen juga mengikat tulang pada sendi.
Stres pada ligamen dapat menyebabkan seseorang mengalami dislokasi sendi. Tekanan yang kuat pada ligamen di sendi dapat menyebabkan ujung tulang keluar sebagian, atau keluar seluruhnya dari soket pada ligamen.
Otot, ligamen, dan tulang rawan di sekitar sendi saling mendukung satu sama lain untuk meningkatkan stabilitasnya. Selain itu, sendi yang paling sering terkilir dan mengalami dislokasi sendi adalah bahu. Dislokasi juga jarang terjadi pada anak-anak karena faktor pertumbuhan. Maksudnya adalah area pertumbuhan tulang yang terletak di ujung tulang panjangnya lebih lemah dibandingkan otot atau tendon. Meski demikian, anak-anak lebih rentan mengalami patah tulang.
Baca Juga: Kerap Dialami Atlet, Ini Cara Menangani Dislokasi Jari Kaki
Gejala Dislokasi Sendi
Dislokasi sendi mempunyai beberapa gejala yang umum, tetapi setiap orang mungkin mengalami gejala yang berbeda-beda. Gejala yang mungkin terjadi adalah:
-
Terasa nyeri di daerah yang mengalami dislokasi.
-
Pembengkakan di area yang terluka.
-
Kesulitan menggerakkan area cedera.
-
Memar atau kemerahan pada area dislokasi.
-
Mati rasa.
Umumnya, seseorang mengalami patah tulang atau dislokasi sendi akan sulit dibedakan. Jika gejala-gejala tersebut kamu rasakan, segeralah lakukan pengobatan medis. Sebagai langkah awal, cobalah untuk kompres dengan es sebelum mendapatkan pengobatan medis.
Baca Juga: 5 Penyebab Umum Bahu Bergeser
Diagnosis Dislokasi Sendi
Dokter akan membuat diagnosis dengan cara pemeriksaan fisik. Selama pemeriksaan dilakukan, dokter akan melihat riwayat medis secara lengkap dan mewawancarai bagaimana cedera tersebut dapat terjadi. Prosedur diagnostik dapat membantu untuk mengetahui masalah yang terjadi.
Prosedur yang dapat dilakukan adalah:
-
Menggunakan Sinar-X. Tes diagnostik jenis ini menggunakan sinar energi elektromagnetik yang sulit terlihat untuk menghasilkan gambar jaringan internal, tulang, dan organ.
-
Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prosedur diagnostik ini menggunakan kombinasi magnet besar, frekuensi radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar detail organ dan struktur di dalam tubuh. MRI mungkin akan dilakukan apabila dokter mempertimbangkan untuk melakukan operasi.
Baca Juga: Bahu Bergeser, Ini Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan
Pengobatan Dislokasi Sendi
Pengobatan dislokasi sendi yang terjadi harus disesuaikan dengan area yang mengalami dan tingkat keparahan dislokasi tersebut. Beberapa bentuk pengobatan yang mungkin dilakukan, antara lain:
-
Reduksi. Dokter akan mencoba untuk mengembalikan tulang kembali ke posisi semula.
-
Imobilisasi. Setelah dilakukan reduksi untuk mengembalikan tulang ke posisi semula, dokter akan memberikan penyangga sendi untuk menahan gerakan selama beberapa minggu.
-
Operasi. Apabila dua hal tersebut gagal atau apabila posisinya terlalu dekat dengan pembuluh darah, saraf, atau ligamen, dokter akan melakukan operasi.
-
Rehabilitasi. Usai melewati prosedur-prosedur tersebut, dokter akan merekomendasikan rehabilitasi untuk memulihkan sendi kembali ke normal.
Lalu, pengobatan yang dapat dilakukan sendiri untuk mengembalikan dislokasi sendi yang terjadi, antara lain:
Istirahatkan sendi yang mengalami dislokasi dengan tidak terlalu banyak menggerakkan bagian yang cedera. Hindari juga gerakan yang dapat menyebabkan rasa sakit. Lalu, apabila rasa nyeri yang timbul tidak tertahankan, cobalah untuk mengonsumsi obat pereda nyeri. Setelah itu, kompres sendi dengan air hangat dan es pada bagian yang mengalami dislokasi. Setelah terasa baikan, coba untuk melatih sendi agar kembali terbiasa untuk bergerak.
Itulah alasan mengapa sendi rentan mengalami dislokasi. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal dislokasi sendi, dokter dari Halodoc siap membantu. Komunikasi dengan dokter bisa dilakukan dengan mudah melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga bisa beli obat di Halodoc. Praktis tanpa perlu keluar rumah, pesananmu akan diantarkan sampai tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan