Mendengarkan Musik Terlalu Keras Bisa Picu Vertigo?
Halodoc, Jakarta - Apakah kamu menjadi salah satu orang yang gemar mendengarkan musik keras dengan memakai headset atau headphone? Faktanya, mendengarkan musik memang menjadi solusi dalam menenangkan pikiran atau menghilangkan kebosanan. Pada beberapa orang, mereka bisa lebih fokus dalam belajar atau bekerja saat ada musik.
Baca juga: 5 Hal yang Bisa Menyebabkan Gendang Telinga Pecah
Jika kamu gemar mendengarkan musik dengan menggunakan headset atau headphone, perhatikan kebersihannya, ya! Karena jika tidak, hal tersebut menjadi pemicu infeksi telinga yang bisa berujung pada penyakit vertigo. Selain menjaga kebersihannya dengan baik, kamu juga tidak boleh meminjamkannya pada orang lain guna menurunkan risiko terjadinya infeksi.
Mendengarkan musik terlalu keras memang dapat mengganggu orang di sekitarmu, tapi jika dilakukan dengan menggunakan headset atau headphone, kesehatan telingamu yang akan menjadi taruhannya. Bukan hanya infeksi telinga saja yang bisa berujung pada vertigo, berikut sejumlah akibat mendengarkan musik terlalu keras!
-
Kerusakan Telinga Permanen
Akibat mendengarkan musik terlalu keras yang pertama adalah mengalami kerusakan permanen pada telinga. Kondisi ini bisa terjadi jika telinga sudah tidak kuat dalam menanggung beban suara yang keras dari perangkat yang kamu pakai, seperti headset. Headset sendiri merupakan perangkat yang langsung terhubung dengan lubang telinga. Biasanya, kerusakan telinga kerap dialami oleh anak muda atau remaja.
-
Kehilangan Pendengaran Dini
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, efek penggunaan headset atau headphone kerap dialami oleh seorang remaja yang berada di awal usia 20 tahunan. Terlebih, efek dari penggunaan perangkat tersebut tidak akan langsung terasa. Efek sampingnya sendiri biasanya akan muncul perlahan, yang diawali dengan kehilangan pendengaran.
Baca juga: Suara Bising Sebabkan Noise-induced Hearing Loss? Ini Cara Mencegahnya
-
Mengalami Kerusakan Otak
Gelombang elektromagnetik akibat memakai headset atau headphone diduga dapat memengaruhi aktivitas kelistrikan otak. Faktanya, gelombang elektromagnetik berpengaruh pada aktivitas kelistrikan otak saat dilakukan penelitian pada hewan tikus. Meski demikian, hingga saat ini belum diketahui seberapa besar efek dari gelombang elektromagnetik tersebut pada otak manusia. Meski belum diketahui dampaknya, kamu tetap harus mewaspadai efek samping yang satu ini, ya!
- Radiasi Elektromagnetik
Semua ponsel dan headset bluetooth memancarkan radiasi, meski dalam jumlah yang kecil atau jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan ponsel itu sendiri. Meski demikian, kamu perlu mewaspadainya, karena jumlah kumulatif radiasi dari penggunaan ponsel dan headset bluetooth dapat menyebabkan efek jangka panjang, seperti paparan radiasi yang dikaitkan dengan kanker, autisme, tumor otak, serta kerontokan rambut.
Baca juga: Kenapa Telinga Berdenging saat Naik Pesawat?
Saat ini, mungkin dampak dari bahaya mendengarkan musik terlalu keras belum terlihat, tapi efek jangka panjangnya mungkin akan terasa nanti. Mendengarkan musik dalam volume tinggi saat usia muda memang tidak berdampak pada pendengaran saat ini. Namun, di kemudian hari kemampuan mendengar bisa saja langsung menghilang.
Tergantung pada usia seseorang, suara terbagi atas beberapa tingkat. Suara ringan untuk dewasa berada antara 25-40 desibel, sedangkan untuk anak-anak 20-40 desibel. Suara terberat yang mampu merusak sistem pendengaran telinga manusia adalah sebesar 90 desibel atau lebih. Jika kamu tengah mengalami gejala pendengaran yang memburuk, segera atasi dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya!
Telinga merupakan indra yang harus dijaga kesehatannya. Semakin tua, kemampuan telinga untuk mendengar akan semakin menurun. Apalagi jika kamu memiliki kebiasaan mendengarkan musik terlalu keras. Berikut empat langkah penting yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan organ telinga, yaitu melindungi telinga dari suara yang keras, membersihkan telinga dengan cara yang benar, menjaga telinga agar tetap kering, serta lakukan pemeriksaan telinga rutin.
Referensi:
Medline Plus. Diakses pada 2020. Hearing loss and music.
NCBI. Diakses pada 2020. Loud Music Listening.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan