Memenuhi Asam Folat Bisa Cegah Fistula Trakea Esofagus?
Halodoc, Jakarta - Bagi sebagian orang, asam folat identik dengan nutrisi yang paling banyak dibutuhkan ibu hamil. Asam folat diyakini membantu mencegah cacat lahir pada otak dan saraf bayi. Asam folat sendiri berbentuk sintetis dari folat atau vitamin B9. Jumlah asupan asam folat yang direkomendasikan untuk ibu hamil adalah sekitar 600 mikrogram (mcg) setiap harinya.
Untuk kasus kecacatan lahir di luar area saraf dan otak masih perlu penelitian lebih lanjut. Seperti kasus fistula trakea esofagus, yaitu ketika adanya pertumbuhan jaringan abnormal yang menyambungkan esofagus (kerongkongan; pipa penghubung leher ke perut) dengan trakea (tenggorokan; pipa penghubung leher dan paru). Kondisi ini lebih dilihat sebagai cacat lahir dan belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Baca juga: Kenali 9 Tanda dan Gejala Epiglotis, Penyakit yang Sebabkan Sesak Napas
Lantas, Apa Penyebab Fistula Trakea Esofagus
Di dalam kandungan, perkembangan trakea dan esofagus yang normal seharusnya dimulai dari satu tabung. Pada minggu ke empat hingga ke delapan setelah pembuahan, dinding akan tumbuh memisahkan keduanya menjadi dua tabung terpisah. Saat dinding ini tidak terbentuk dengan baik, maka fistula trakea esofagus terjadi.
Kondisi fistula trakea esofagus adalah kasus yang cukup langka. Kondisi ini terjadi pada 1 dari 3 ribu kelahiran hidup. Kondisi ini lebih umum dialami anak laki-laki daripada perempuan. Beberapa penelitian juga mengungkapkan risiko TEF meningkat jika ibu hamil geriatri atau hamil di usia tua. Sayangnya, belum ada penelitian khusus yang membuktikan bahwa memenuhi asam folat selama kehamilan adalah hal yang tepat untuk fistula trakea esofagus. Namun, memenuhi asupan asam folat selama kehamilan adalah hal yang mutlak dipenuhi untuk tumbuh kembang bayi di dalam kandungan.
Fistula trakea esofagus merupakan hal yang berbahaya dan wajib segera diberikan penanganan yang tepat. Apabila kamu mempunyai pertanyaan terkait gangguan ini, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone dan chat langsung dengan dokter.
Baca juga: Awas, Komplikasi yang Diakibatkan Fistula Trakea Esofagus
Bagaimana Cara Mengobati Fistula Trakea Esofagus?
Peluang bertahan hidup pada bayi yang terlahir dengan kondisi ini termasuk kecil jika tidak segera dilakukan operasi untuk memisahkan trakea dan esofagusnya. Saat pembedahan sudah dilakukan, esofagus diperbaiki bentuknya agar tetap terpisah dari trakea.
Namun kadang, operasi tidak bisa langsung dilakukan ketika bayi terlahir prematur, memiliki kondisi cacat lahir lainnya, atau mengalami komplikasi pneumonia aspirasi. Pembedahan hanya bisa dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas perawatan gawat darurat neonatal. Sementara itu, untuk menghindari risiko pneumonia aspirasi dapat dilakukan tindak pencegahan sebagai berikut ini:
-
Menyangga bagian belakang kepala bayi untuk mencegah refluks asam lambung masuk ke paru-paru;
-
Menggunakan kateter pengisap untuk membuang cairan dan liur yang mungkin terhirup ke paru-paru;
-
Jika dibutuhkan, pemberian makanan akan dilakukan lewat selang khusus.
Baca juga: 5 Kelainan Bawaan pada Bayi
Adakah Cara Mencegah Fistula Trakea Esofagus Selama Kehamilan?
Secara umum, terdapat langkah yang bisa dilakukan ibu hamil guna mencegah munculnya kelainan pada janin dan bayi, serta menurunkan risiko kelainan kongenital. Langkah-langkah tersebut, di antaranya:
-
Memastikan kecukupan gizi bagi wanita muda dan ibu hamil, terutama kecukupan buah dan sayur serta menjaga berat badan ideal;
-
Memastikan kebutuhan vitamin dan mineral pada ibu hamil terpenuhi, terutama asam folat;
-
Hindari paparan zat kimia berbahaya pada ibu hamil, seperti pestisida, alkohol, atau rokok;
-
Hindari bepergian ke daerah-daerah yang terkena wabah penyakit infeksi, khususnya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki anak-anak usia dini;
-
Mengontrol kondisi gula darah untuk ibu hamil secara rutin, terutama ibu hamil yang memiliki risiko diabetes;
Selain cara-cara di atas, pastikan juga tindakan medis yang dilakukan terhadap ibu hamil aman bagi ibu dan janin, terutama pemberian obat-obatan atau radioterapi. Jangan lupa pula untuk selalu memeriksakan kesehatan ibu dan janin ke dokter ahli kandungan secara rutin.