Membandingkan Anak Berdampak pada Percaya Diri, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   07 Oktober 2019
Membandingkan Anak Berdampak pada Percaya Diri, Benarkah?Membandingkan Anak Berdampak pada Percaya Diri, Benarkah?

Halodoc, Jakarta -  Terkadang, akan sangat sulit bagi orangtua untuk tidak membandingkan anak dengan orang lain, atau saudara kandungnya sendiri. Orangtua kerap berpikir cara ini akan membuat anak menjadi termotivasi. Namun, jika hal ini sering dilakukan, anak akan menjadi kurang percaya diri. Untuk menghindari terjadinya hal ini, ibu perlu menanamkan kalau setiap anak memiliki keistimewaan sendiri.

Baca juga: Keuntungan Menerapkan Pola Asuh Autoritatif

Masing-masing anak memiliki kelebihan dan potensi sendiri. Untuk mengembangkannya, tugas orangtua untuk membantu agar anak menjadi lebih baik. Jika terus-menerus membandingkannya, anak bisa saja tumbuh dewasa menjadi pribadi yang rendah diri. Perasaan seperti ini sangat tidak baik bagi kepribadian anak, bahkan dapat membuat prestasinya menurun.

Selain berdampak pada rasa percaya diri, membandingkan anak dengan orang lain akan membuat anak mengalami sejumlah hal berikut ini:

  • Stres

Anak akan merasa terbebani dan stres jika ibu selalu membandingkannya dengan orang lain. Sikap orangtua yang terus-menerus menekan anak untuk menunjukkan kemampuan menjadi lebih baik akan membuatnya gelisah. Dalam hal ini, ibu dapat mencoba berbicara dengan anak tentang apa yang mengganggu pikirannya, dan mencarikan solusi terbaik.

  • Minder

Anak yang terus-menerus menjadi bahan perbandingan, akan mulai menarik diri dari interaksi sosial dan keramaian. Mereka akan merasa minder dan menjadi pribadi yang tertutup.  Bahkan Si Kecil bisa saja tidak memiliki banyak teman.

  • Tidak Peduli

Rasa tidak peduli akan muncul jika segala pencapaian yang dilakukan Si Kecil selalu diabaikan kedua orangtua. Mereka akan berpikir pencapaiannya tidak sepadan dengan anak lainnya. Dengan begitu, anak akan bersikap cuek dan malas untuk meraih prestasi apapun guna menyenangkan orangtua. Mereka akan berpikir apa yang dilakukannya merupakan hal yang sia-sia.

Baca juga: Mengenal Dampak Pola Asuh Orangtua ke Anak Lewat Film Shazam!

  • Hilangnya Potensi

Jika Si Kecil suka melakukan suatu hal, hal tersebut dapat menjadi indikasi bahwa Si Kecil memiliki bakat di bidang tersebut. Jika hal ini dihentikan begitu saja oleh orangtua, anak akan mengalami dilema. Mereka akan merasa bakatnya tidak diapresiasi dengan baik oleh orangtua. Bakatnya tidak akan tumbuh karena tekanan dari orangtua, dan kemampuan di bidang lainnya bisa saja tidak maksimal karena bukan dari hatinya.

  • Merasa Rendah Diri

Jika Si Kecil berusaha keras untuk mencapai sesuatu, tetapi orangtua masih membandingkannya dengan anak lain, hal ini akan mematahkan kepercayaan dirinya. Mereka bisa saja berpikir bahwa apa yang dilakukannya tidak akan pernah cukup untuk menyenangkan kedua orangtuanya.

  • Menjauhkan Diri dari Keluarga

Anak akan menjauhkan diri dari keluarga karena merasa tidak nyaman jika terus selalu dibanding-bandingkan dengan orang lain. Dalam hal ini, orangtua menjadi sumber sakit hati bagi anak, sehingga mereka akan mulai menjaga jarak dari orangtua. Tak hanya sampai di situ, anak bisa saja merasa rapuh dan kehilangan kepercayaan pada orangtua.

Baca juga: Inilah 6 Jenis Pola Asuh Anak yang Bisa Diterapkan Orangtua

Untuk lebih banyak mengetahui tentang pola asuh yang baik untuk Si Kecil, ibu bisa langsung diskusikan hal ini dengan dokter ahli pada aplikasi Halodoc. Perlu ibu ketahui, membandingkan bukanlah pola asuh yang baik bagi sang buah hati, karena hal tersebut lebih banyak menimbulkan dampak negatif ketimbang dampak positif bagi perkembangannya. 

Referensi:
My Parenting Journal. Diakses pada 2019. Here is Why You Should Never Compare Your Child to Others.
Being The Parent. Diakses pada 2019. Stop Comparing Your Child with Others.