Pfizer Bekerja sama dengan Halodoc dan YKI untuk Meluncurkan Program Digital Bantuan Pasien untuk Pasien Kanker Payudara
19 Mei 2020, Jakarta: Pada hari ini Pfizer Indonesia mengumumkan kerja samanya dengan Halodoc sebagai platform kesehatan dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dalam meluncurkan sebuah solusi digital inovatif untuk pasien kanker payudara metastatik.
Melalui layanan bernama ASA DARA, layanan ini dimaksudkan sebagai program bantuan pasien unik berbasis digital yang diperkenalkan oleh Pfizer untuk membantu pasien kanker payudara mendapatkan akses terapi yang dibutuhkan dengan cara mudah dan nyaman di Indonesia.
ASA DARA memberikan layanan yang nyaman bagi pasien untuk dapat mengakses program bantuan pasien melalui platform ekosistem kesehatan digital yang dikelola oleh Halodoc dan YKI. Melalui program ini, setelah pasien berkonsultasi dengan dokter ahli kanker/spesialis dan mendapatkan resep terapi kanker payudara Pfizer, pasien akan memiliki akses untuk mendapatkan keringanan dalam membeli obat dan layanan antar dari apotek resmi ke rumah pasien, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membeli (affordability) dan kepatuhan pengobatan pasien.
Anil Argilla, President Director – PT Pfizer Indonesia, menjelaskan, “Pfizer menggunakan pendekatan layanan pasien yang inovatif termasuk program membantu pasien dalam mendapatkan obat-obatan yang dibutuhkan sejalan dengan tujuan kami untuk menghadirkan terobosan terbaru yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Kami menjajaki peluang kerjasama ini sejak akhir tahun lalu dan program ini semakin relevan pada saat kita beraktivitas di lingkungan baru dengan mobilitas terbatas karena ancaman global pandemi COVID-19. Kerja sama kami bersama YKI dan Halodoc mencerminkan komitmen bersama kami bagi pasien yang akan berlanjut di masa depan dalam rangka mendukung sistem kesehatan Indonesia guna memberikan solusi perawatan kesehatan inovatif melalui teknologi digital.”
Kanker payudara adalah salah satu bentuk kanker paling umum di dunia.1 Menurut studi Globocan tahun 2018, penyakit ini menempati urutan pertama dalam kasus kanker yang dilaporkan di Indonesia dengan angka 58.256 kasus baru pada tahun 2018 dan menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian kanker dengan angka 22.692 kasus setelah kanker paru-paru.2 Di seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker invasif yang paling umum pada wanita, lebih dari 2 juta wanita terkena dampak setiap tahunnya.3
Jonathan Sudharta, CEO of Halodoc, mengatakan, “Kemitraan ini menciptakan manfaat yang unik bagi pasien kanker payudara dan akan semakin memperkuat ekosistem kesehatan digital di Indonesia. Kami berharap manfaat yang diciptakan dari kerja sama ini dapat mengatasi tantangan yang dihadapi pasien Indonesia dalam hal akses terhadap terapi inovatif, dengan memberikan mereka layanan yang lebih sederhana dan nyaman.”
“YKI mendukung program bantuan pasien ASA DARA sebagai terobosan baru dan inovatif dalam memfasilitasi akses yang lebih luas bagi pasien kanker payudara di seluruh Indonesia untuk mendapatkan obat yang dibutuhkan,” ujar Ketua Umum YKI Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP.
“Peran kami adalah memastikan bahwa hanya pasien yang direkomendasikan oleh ahli onkologi dan telah memenuhi persyaratan administrasi program ASA DARA yang berhak mendapatkan akses program ini,” tambah Prof. Sudoyo. Adapun dokumen persyaratannya terdiri atas KTP pasien, resep yang disertai cap resmi dokter onkologi, serta formulir ASA DARA yang telah diisi kepada Halodoc untuk dilakukan verifikasi oleh YKI.
Pfizer memahami bahwa masih banyak hal yang masih perlu dilakukan, yakni dalam memberikan informasi yang komprehensif dan kredibel untuk pasien penderita kanker payudara, termasuk mereka yang menderita kanker payudara metastatik HR+ dan penyakit HER 2-.
“Rencana selanjutnya dari kerja sama kami adalah bagaimana mengembangkan program ini lebih lanjut dengan program pendidikan pasien, sehingga dapat memberikan manfaat kepada komunitas pasien yang lebih luas di Indonesia. Bersama-sama kita dapat meningkatkan kesadaran pasien tentang konsep manajemen kanker sekaligus mengatasi misinformasi dari perawatan kanker payudara,” tambah Anil.