Masuk Puber, Remaja Wanita Terancam Anoreksia Nervosa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 November 2018
Masuk Puber, Remaja Wanita Terancam Anoreksia Nervosa?Masuk Puber, Remaja Wanita Terancam Anoreksia Nervosa?

Halodoc, Jakarta – Anoreksia nervosa merupakan sebuah gangguan makan yang ditandai dengan rasa takut yang berlebihan terhadap kenaikan berat badan. Penyakit ini juga menyebabkan pengidapnya memiliki gangguan persepsi pada bentuk tubuh tertentu, misalnya orang dengan tubuh gendut dianggap sebagai satu hal yang mengerikan.

Uniknya, gangguan yang satu ini ternyata lebih sering mengintai remaja putri alias remaja wanita yang mulai memasuki masa puber. Orang dengan anoreksia cenderung terobsesi untuk memiliki tubuh yang kurus dan rela melakukan apa saja untuk mendapatkan tubuh yang menurut mereka ideal.

Banyak cara yang sering dilakukan untuk memperoleh bentuk tubuh sesuai dengan keinginan. Tak jarang, pengidap anoreksia pun akan melakukan hal-hal yang bersifat nekat. Mulai dari membatasi porsi makan sesedikit mungkin, olahraga berlebihan untuk menghindari kenaikan berat badan, hingga konsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan nafsu makan.

Ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan makan ini. Di antaranya adalah faktor lingkungan, psikologis, hingga faktor biologis. Bagaimana penjelasannya?

1. Anoreksia karena Faktor Lingkungan

Lingkungan sekitar disebut sebagai salah satu faktor yang paling memengaruhi. Pasalnya, standar kecantikan dan ketampanan kian memojokkan orang-orang yang memiliki bentuk tubuh tertentu. Sayangnya, nilai terhadap kecantikan, ketampanan, kesuksesan, hingga kekayaan sering dikaitkan dengan tubuh yang kurus.

Hal itu yang kemudian mendorong seseorang, terutama remaja wanita, terobsesi dengan berat badan. Termasuk karena adanya dorongan dari teman-teman sebaya yang membuat tubuh kurus kian menjadi satu hal yang wajib dan gendut dianggap sama sekali tidak menarik.

2. Faktor Psikologis

Anoreksia juga bisa terjadi karena seseorang memiliki kecemasan yang berlebih terhadap berat badan. Alhasil, orang tersebut akan melakukan diet ketat dan ingin selalu bisa tampil dengan sempurna. Orang yang mengalami gangguan ini cenderung selalu merasa dirinya tidak cukup kurus sehingga ingin selalu menurunkan berat badan.

3. Alasan Biologis

Meski belum bisa dibuktikan secara jelas, tapi faktor biologis juga sering dikaitkan dengan kondisi ini. Diyakini bahwa ada jenis gen yang terkait dengan anoreksia, kondisi ini diduga terjadi karena adanya perubahan gen.

Pada dasarnya, anoreksia nervosa bisa dialami oleh siapa saja, baik wanita maupun pria. Namun, sebuah data menunjukkan bahwa kebanyakan pengidap gangguan makan ini adalah wanita. Selain jenis kelamin, kondisi ini pun bisa menyerang orang dari berbagai kelompok usia. Akan tetapi, anoreksia nervosa disebut lebih banyak terjadi pada remaja dan jarang dialami oleh orang di atas usia 40 tahun.

Secara umum, anoreksia nervosa yang terjadi sering memunculkan tanda, baik gejala fisik maupun emosional. Gejala fisik yang sering terjadi pada orang yang mengidap anoreksia adalah hilangnya berat badan secara berlebih, tampak terlalu kurus, tekanan darah, kulit kering terutama di tangan dan kaki, hingga mudah lelah bahkan bisa pingsan tanpa sebab.

Anoreksia nervosa juga bisa menyebabkan pengidapnya mengalami gagal ginjal, dehidrasi, mudah kedinginan, hingga rambut rontok dan menipis. Selain gejala fisik, gangguan ini juga bisa menyebabkan munculnya gejala psikologis, di antaranya mudah merasa cemas dan depresi, sering menganggap rendah diri, takut berat badan naik, hingga kemampuan untuk berkonsentrasi mulai menurun.

Cari tahu lebih lanjut seputar anoreksia nervosa dan gangguan makan lain dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi kesehatan terlengkap dan terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga: