Lebaran dan Holiday Blues, Ini 4 Cara Menghadapinya
Halodoc, Jakarta – Libur Lebaran biasanya menjadi saat yang paling dinanti-nantikan, karena pada saat itulah, kita bisa berkumpul lagi dan bersilaturahmi dengan keluarga besar, serta mengisi liburan dengan kegiatan yang menyenangkan. Namun, Lebaran kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Akibat wabah virus corona yang masih berlangsung sampai saat ini, kita dianjurkan untuk di rumah saja demi mencegah penyebaran virus tersebut. Tidak bisa mudik untuk bertemu dengan keluarga, apalagi pergi berlibur.
Meskipun kita tetap menikmati hari libur saat Hari Raya Idul Fitri kemarin, sebagian orang bisa jadi malah merasa sedih, stres, bahkan depresi lho. Kondisi ini dinamakan holiday blues. Yuk, cari tahu tentang holiday blues lebih lanjut dan cara menghadapinya di bawah ini.
Baca juga: Keasyikan Liburan, Hati-Hati Post Holiday Blues
Apa Itu Holiday Blues?
Liburan biasanya dianggap sebagai momen yang sangat menyenangkan dan menggembirakan. Namun, pada sebagian orang, momen tersebut bisa menimbulkan kesedihan, kecemasan, dan depresi yang menyakitkan. Perasaan sedih yang berlangsung sepanjang musim liburan sering disebut juga sebagai holiday blues.
Holiday blues, bahkan juga bisa terjadi para orang-orang yang sangat senang berlibur. Hal ini karena liburan seringkali menjadi momen yang menguras emosi dan memiliki tuntutan yang tinggi, yang dapat membuat banyak orang merasa stres dan kelelahan. Meskipun tidak seserius depresi klinis, holiday blues dapat menghambat pengidapnya untuk beraktivitas dengan baik selama periode liburan, bahkan setelah liburan selesai. Karena itu, masalah mental yang satu ini sebaiknya tidak dibiarkan saja.
Kenali Gejalanya
Gejala holiday blues yang paling umum adalah perasaan sedih yang terus-menerus atau berulang yang dimulai selama masa liburan. Intensitas dan lamanya perasaan sedih saat mengalami holiday blues bisa bervariasi pada tiap pengidap. Beberapa orang mungkin merasa sedih secara berkala, tetapi juga bisa memiliki perasaan lebih optimis meski hanya dalam waktu yang singkat.
Berikut ini gejala-gejala holiday blues:
-
Perasaan lelah.
-
Tidur jauh lebih lama atau lebih sedikit dari biasanya.
-
Kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang biasanya disukai.
-
Kehilangan minat untuk melakukan aktivitas normal.
-
Sulit membuat keputusan.
-
Menjauh dari teman dan keluarga.
-
Merasa kesepian.
-
Merasa kesal atau marah.
Baca juga: Perhatikan 6 Hal Ini saat Liburan ke Luar Negeri dengan Bayi
Cara Menghadapi Holiday Blues
Ketika mengalami holiday blues, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghadapinya:
1. Menerima Perasaan Tersebut
Ketika kamu mencoba untuk mengabaikan atau menyingkirkan perasaan sedih yang datang saat mengalami holiday blues, perasaan itu cenderung muncul lagi dalam bentuk yang berbeda dan malah menimbulkan kekacauan. Jadi, bila kamu mengalami holiday blues, terimalah kenyataan tersebut dan beri diri waktu untuk merasakannya.
2. Mengidentifikasi Alasan di Balik Terjadinya Holiday Blues
Terkadang untuk setiap perasaan yang kamu alami, kamu tidak perlu mencari tahu penyebabnya. Namun, pada kasus holiday blues, penting untuk mengidentifikasi penyebabnya. Mengidentifikasi penyebab yang mendasari holiday blues yang kamu alami dapat membantumu menemukan cara untuk menghadapinya.
3. Berkomitmen untuk Mengatasinya
Setelah kamu mengetahui akar penyebab holiday blues yang kamu alami, rencanakan, dan lakukanlah cara untuk mengatasinya. Misalnya, bila kamu merasa muak dengan keramaian di tempat liburan yang kamu kunjungi, kamu mungkin bisa merencanakan liburan di tempat yang lebih sepi dan tenang. Atau bila kamu merasa sangat bersalah dengan jumlah uang yang kamu habiskan selama liburan, kamu mungkin dapat merencanakan liburan yang lebih sederhana dan dengan bujet yang lebih rendah.
4. Mencari Bantuan Profesional
Karena holiday blues biasanya berlangsung hanya dalam jangka waktu yang singkat, bukan berarti berbicara dengan profesional kesehatan mental tidak perlu. Terapis kesehatan mental dapat membantu kamu untuk mengidentifikasi pola-pola berpikir negatif yang berkontribusi pada perasaan sedih dan depresi, serta mengganti pikiran tersebut dengan yang lebih bermanfaat. Metode ini dikenal juga sebagai terapi perilaku kognitif.
Baca juga: Masih Punya Cuti Lebaran? Coba Lakukan Hal Ini
Kamu juga bisa membicarakan masalah mental yang kamu alami pada psikolog lewat aplikasi Halodoc, lho. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi psikolog Halodoc kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2020. Overcoming the Holiday Blues.
Verywell Mind. Diakses pada 2020. An Overview of the Holiday Blues.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan