Mitos atau Fakta, Kriptorkismus Akibatkan Infertilitas
Halodoc, Jakarta - Bayi yang lahir secara prematur tetap dapat bertahan hidup dan mendapatkan penanganan normal seperti bayi pada umumnya. Namun, hal tersebut tak menjadikan bayi tersebut terbebas dari ancaman penyakit. Meski kemajuan teknologi telah banyak yang berhasil menolong para bayi prematur ini untuk tetap hidup, namun mereka tetap saja rentan mengalami penyakit.
Salah satu penyakit yang masih jarang kamu dengar dan hanya menyerang bayi laki-laki adalah kriptorkismus. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi berupa kemandulan. Yuk cari tahu kebenarannya berikut!
Baca Juga: Yang Harus Diketahui untuk Merawat Bayi Prematur
Mengenal Kriptorkismus pada Bayi Laki-Laki
Kriptorkismus adalah kondisi saat testis bayi tidak turun ke dalam skrotum saat ia lahir. Alhasil, testis tersebut tumbuh dalam rongga perut saat janin masih berkembang dalam kandungan.
Pada kasus yang normal, selama dua bulan menjelang kelahiran, testis pada bayi laki-laki turun secara alami melalui saluran bernama inguinal canal, dan kemudian ia menempati skrotum. Bayi dinyatakan mengalami kriptorkismus apabila testis tetap berada dalam rongga perut dan tidak menempati skrotum sebagaimana mestinya.
Apa Gejala dan Penyebabnya?
Seorang bayi yang mengalami kriptorkismus tidak merasakan gejala apapun. Namun, saat bayi sudah lahir, dokter atau bidan mungkin baru mendeteksi penyakit ini.
Hingga kini belum ditemukan penyebab pasti dari penyakit ini, namun terdapat hal yang dicurigai menjadi faktor yang meningkatkan risiko seorang bayi mengalami kriptorkismus, antara lain:
-
Kelahiran prematur, yaitu bayi yang lahir sebelum kehamilannya mencapai 37 minggu.
-
Memiliki riwayat keluarga yang mengalami kriptorkismus.
-
Kelahiran dengan berat badan rendah.
-
Gangguan pada janin yang menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan, seperti down syndrome.
-
Ibu sering konsumsi alkohol dan merokok saat hamil.
-
Terpapar pestisida.
Komplikasi Apa yang Mungkin Terjadi?
Salah satu komplikasi yang timbul akibat kriptorkismus adalah kemandulan atau infertilitas. Hal ini ditandai dengan jumlah sperma yang sedikit atau kualitas sperma yang buruk. Tidak hanya itu, komplikasi lainnya adalah kanker testis. Risiko ini lebih besar dialami pengidap kriptorkismus pada rongga perut dibanding kriptorkismus yang terjadi di inguinal canal.
Baca Juga: Serba-Serbi Kesuburan Pada Pria yang Harus Diketahui
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Kriptorkismus
Apabila seorang bayi lahir dengan kondisi ini, maka penanganan medis dilakukan jika hingga usia enam bulan testis bayi tetap tidak turun secara alami. Tindakan ini bisa dilakukan saat bayi tersebut berumur 6 sampai 12 bulan. Penanganan medis yang bisa dilakukan bertujuan memindahkan testis ke skrotum. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
-
Suntik Hormone Chorionic Gonadotropin (HCG). Suntik ini berguna untuk merangsang testis untuk segera turun dan menempati skrotum. Namun, pemanfaatan terapi hormon ini tidak dijadikan sebagai opsi utama karena efektivitas dari prosedur tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan penanganan dengan operasi.
-
Operasi Orkidopeksi. Orkidopeksi adalah operasi untuk memindahkan testis ke tempat yang semestinya yaitu skrotum. Meski prosedur ini mempunyai beberapa risiko, tetapi kebanyakan tindakan operasi tersebut berhasil untuk memposisikan testis ke tempat yang semestinya.
Sementara dapat saja ditemukan bayi memang tidak mempunyai testis, maka dilakukan implantasi testis sebagai bentuk penanganannya. Atau bisa juga bayi ditemukan hanya memiliki satu testis yang dalam keadaan sehat, maka hal tersebut dapat ditangani dengan melakukan terapi hormon. Hal ini penting untuk memastikan kematangan fisik dapat sempurna pada masa pubertas.
Baca Juga: 4 Kondisi Medis yang Memungkinkan Operasi Kelamin
Jika ibu menemukan bayi memiliki gangguan kesehatan yang mirip seperti penyakit kriptorkismus, sebaiknya ibu segera bicara dengan dokter terpercaya. Ibu bisa memanfaatkan fitur Talk to a Doctor di aplikasi Halodoc untuk bicara pada dokter terpercaya kapan saja dan dimana saja melalui Chat dan Voice/Video Call. Jadi, yuk download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.