Konsumsi Steroid Terus-Menerus Bisa Sebabkan Glaukoma
Halodoc, Jakarta - Keluhan pada mata sebenarnya enggak hanya menyoal mata merah, lelah, ataupun katarak saja yang terbilang lebih serius. Namun, ada juga glaukoma yang diam-diam bisa menghantui banyak orang. Kata ahli, glaukoma merupakan kondisi di mana terjadinya gangguan pada sistem drainase cairan mata. Nah, terganggunya sistem ini bisa meningkatkan tekanan pada bola mata dan merusak saraf optik.
Pengidap glaukoma bisa merasakan gejala berupa gangguan penglihatan, nyeri pada mata, hingga sakit kepala. Selain itu, berdasarkan data dari WHO pada tahun 2017, setidaknya 4,5 juta orang di seluruh dunia mesti kehilangan penglihatannya karena glaukoma. Namun yang bikin resah, diperkirakan jumlah ini akan meningkat tajam pada tahun 2030.
Untungnya menurut Glaucoma Research Foundation, glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang bisa dicegah. Akan tetapi, penyakit ini sering terjadi tanpa diketahui gejalanya dan berangsur-angsur menyebabkan penglihatan hilang.
Meski bisa menyerang siapa saja, tetapi umumnya kondisi tekanan pada bola mata ini lebih sering terjadi pada seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun. Lantas, hal apa saja sih yang bisa menyebabkan penyakit ini? Benarkah konsumsi steroid atau obat golongan kortikosteroid bisa memicu glaukoma?
Kenali Penyebabnya
Pada dasarnya, kondisi ini disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata yang ujung-ujungnya menyebabkan kerusakan saraf mata. Tekanan yang meningkat ini disebabkan oleh tumpukan cairan yang terdapat di dalam mata. Dalam keadaan normal, cairan mengalir melalui saluran pada mata yang disebut trabecular meshwork. Cairan yang menumpuk ini disebabkan oleh produksi yang berlebihan atau bila cairan enggak dapat dialirkan keluar dengan lancar. Lalu, apa penyebabnya?
Menurut para ahli, selain kelainan gen glaukoma juga bisa dipicu oleh hal lainnya yang mengganggu sistem drainase. Nah, berikut beberapa penyebab glaukoma lainnya.
-
Infeksi,
-
Peradangan,
-
Cedera akibat paparan kimia, dan
-
Penyumbatan pembuluh darah.
Selain keempat hal di atas, ada pula kondisi lainnya yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami glaukoma, yaitu:
-
Pernah melakukan operasi pada mata.
-
Berusia di atas 60 tahun.
-
Kondisi kekurangan hormon estogen, seperti yang bisa muncul karena menjalani pengangkatan kedua indung telur.
-
Mengidap riwayat penyakit mata seperti radang jauh.
-
Mengidap riwayat penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, dan anemia sel sabit.
Dipicu Oleh Steroid?
Sebenarnya hal-hal yang bisa memicu glaukoma tak berhenti pada sederet faktor-faktor di atas. Sebab menurut beberapa ahli, menggunakan obat kortikosteroid untuk jangka waktu lama seringkali memicu penyakit ini, tepatnya glaukoma sekunder.
Glaukoma sekunder sendiri merupakan tekanan pada bola mata karena kondisi kesehatan lain atau akibat obat-obatan. Misalnya, berupa diabetes yang tidak terkontrol atau tekanan darah tinggi. Nah, beberapa obat yang sering kali menyebabkan glaukoma, yaitu obat golongan kortikosteroid.
Sebenarnya obat ini baru akan berisiko bila seseorang tak mematuhi cara pakai yang dianjurkan dokter atau apoteker. Obat kortikosteroid ini memang dilaporkan bisa menyebabkan peningkatan tekanan bola mata dan pelebaran pupil mata. Nah, bila kondisi terjadi dalam waktu lama, ujung-ujungnya bisa meningkatkan seseorang mengalami glaukoma.
Menurut ahli, seseorang yang sebelumnya tak pernah menggunakan obat tetes mata kortikosteroid, lalu penggunaan selama satu minggu bisa menaikkan tekanan bola matanya. Namun, tekanan bola mata bisa terjadi dalam hitungan jam setelah obat digunakan bila seseorang sering kali menggunakan obat tetes kortikosteroid.
Punya keluhan kesehatan pada mata? Kamu bisa lho bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan