Komplikasi yang Terjadi karena Gangguan Imunodefisiensi

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   13 November 2019
Komplikasi yang Terjadi karena Gangguan ImunodefisiensiKomplikasi yang Terjadi karena Gangguan Imunodefisiensi

Halodoc, Jakarta - Terjadinya gangguan imunodefisiensi akan mencegah tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Jenis gangguan ini akan membuat tubuh menjadi mudah terserang infeksi virus dan bakteri. Kelainan ini bisa terjadi karena bawaan atau didapat. Gangguan imunodefisiensi bawaan termasuk masalah imunodefisiensi primer merupakan kelainan yang terjadi sejak lahir. Sementara jika terjadi ketika remaja atau dewasa, masalah imunodefisiensi disebut imunodefisiensi sekunder. 

Kamu harus tahu bahwa sistem kekebalan tubuh terdiri dari berbagai organ, termasuk limpa, amandel, sumsum tulang, dan kelenjar getah bening. Organ-organ ini membuat dan melepaskan limfosit, sel darah putih yang diklasifikasikan sebagai sel T dan sel B. Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu melawan antigen. Sel B melepaskan antibodi khusus untuk penyakit yang dideteksi tubuh, sementara sel T akan menghancurkan sel asing atau abnormal yang masuk ke tubuh. 

Gejala dan Komplikasi dari Gangguan Imunodefisiensi

Gejala paling umum dari gangguan imunodefisiensi primer adalah terjadinya infeksi yang lebih sering, lebih tahan lama atau lebih sulit diobati jika dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada seseorang dengan sistem imunitas tubuh yang normal. Bahkan, kamu mungkin mengidap infeksi yang kemungkinan tidak dialami oleh orang-orang dengan imunitas tubuh sehat, atau disebut infeksi oportunistik. 

Baca juga: Ini yang Dimaksud dengan Gangguan Imunodefisiensi

Meski begitu, tanda dan gejala setiap orang yang mengalami gangguan imunodefisiensi berbeda. Jika kamu mengalami masalah imunodefisiensi primer, gejalanya berupa pneumonia, bronkitis, infeksi sinus, infeksi telinga, meningitis, atau infeksi kulit yang terjadi berulang. Bisa juga terjadi peradangan dan infeksi pada organ internal, gangguan darah, masalah pencernaan, pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat, dan terjadinya masalah autoimun. 

Jika kamu mengalami gejala seperti infeksi sinus, masuk angin, diare, pneumonia, infeksi ragi, dan penyakit mata yang berulang dan cenderung sembuh dalam waktu lama, segera temui dokter untuk memeriksakan kondisi kesehatanmu. Jika kamu memiliki dokter favorit, kamu bisa membuat janji di rumah sakit terdekat dari rumahmu, tentunya melalui aplikasi Halodoc. Jadi, tidak perlu lagi jauh dari rumah kalau ingin berobat. 

Baca juga: Penanganan untuk Gangguan Imunodefisiensi

Jangan pernah abaikan masalah gangguan imunodefisiensi, karena tanpa adanya penanganan maupun terlambat dilakukan penanganan bisa memicu terjadinya komplikasi yang terbilang serius. Komplikasi yang muncul juga bervariasi bergantung pada jenis masalah imunodefisiensi yang terjadi pada tubuh. Namun, jenis komplikasi yang sering terjadi karena masalah ini termasuk terjadinya gangguan autoimun, infeksi yang terjadi berulang, kerusakan pada paru, jantung, sistem saraf, dan saluran pencernaan, peningkatan risiko kanker, hingga kematian karena infeksi serius. 

Adakah Cara Pencegahannya?

Gangguan imunodefisiensi, terutama primer, terjadi karena cacat genetik, sehingga tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Namun, jika kamu atau anggota keluarga memiliki imunitas tubuh yang lemah, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi. Pertama, biasakan jaga kebersihan rumah dan lingkungan yang baik, begitu pula dengan kesehatan tubuh. 

Baca juga: 5 Penyebab Seseorang Alami Gangguan Imunodefisiensi

Perbaiki pola makan dan pola hidup, ganti semua kebiasaan buruk dengan kebiasaan yang lebih sehat. Berhenti merokok, minum alkohol, aktiflah secara fisik dan berikan cukup waktu pada tubuh untuk beristirahat. Tidak boleh lupa, kelola stres dengan baik dan jika perlu, lakukan vaksinasi secara rutin. 

Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Primary Immunodeficiency.
Healthline. Diakses pada 2019. Immunodeficiency Disorders. 
MedinePlus. Diakses pada 2019. Immunodeficiency Disorders.