Komplikasi dari Penyakit Pellagra yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Penyakit pellagra terjadi karena rendahnya kadar vitamin B3 dalam tubuh. Ini terjadi dengan gejala khas berupa demensia, diare, dan dermatitis, yang dikenal dengan “3D”. Pellagra terbagi menjadi dua, primer dan sekunder. Pellagra primer terjadi karena diet rendah niasin atau triptofan.
Di negara berkembang, pellagra primer umum terjadi, karena masyarakatnya bergantung pada jagung sebagai makanan pokok. Pasalnya, kandungan niacytin, sejenis niasin pada jagung cenderung tidak dapat dicerna oleh tubuh kecuali dipersiapkan dengan baik.
Sementara itu, pellagra sekunder terjadi ketika tubuh tidak mampu menyerap niasin. Kondisi ini termasuk seseorang yang kerap mengonsumsi alkohol, memiliki gangguan makan, memiliki penyakit sirosis hati, tumor karsinoid, penyakit pencernaan (penyakit Crohn dan kolitis ulseratif), dan penyakit Hartnup.
Baca juga: 2 Penyebab dari Pellagra yang perlu Diketahui
Gejala utama dari penyakit pellagra adalah dermatitis, demensia, dan diare. Ini terjadi karena defisiensi niasin paling terlihat pada bagian tubuh dengan tingkat pergantian sel yang tinggi, seperti kulit atau saluran pencernaan. Dermatitis yang berhubungan dengan pellagra menyebabkan ruam pada wajah, bibir, kaki, atau tangan. Pada beberapa orang, dermatitis ini terbentuk di leher, gejala yang dikenal sebagai kalung Casal.
Gejala dermatitis tambahan termasuk kulit merah dan bersisik, berubahnya warna kulit dari merah hingga cokelat, kulit tebal dan pecah-pecah, dan gatal. Pada beberapa kasus, tanda neurologis pellagra muncul sejak dini, tetapi sulit untuk teridentifikasi. Seiring dengan perkembangan penyakit, kemungkinan adanya gejala demensia terindikasi, seperti depresi, sakit kepala, gelisah, bingung, lekas marah, delusi dan berubahnya suasana hati.
Penyakit pellagra bisa didiagnosis dengan mengevaluasi kondisi riwayat medis pengidap. Dokter akan melakukan tes darah lengkap, termasuk penghitungan protein dan kalsium serum. Lalu, pemeriksaan fungsi hati juga disarankan, berikut pemeriksaan urin.
Baca juga: Kenali Penyakit Pellagra Akibat Kekurangan Vitamin B3
Ketahui Komplikasinya
Komplikasi dari penyakit pellagra meliputi:
-
Hiperpigmentasi kulit.
-
Kesulitan menelan karena peradangan mulut.
-
Depresi dan cemas.
-
Sering berkhayal dan berhalusinasi.
-
Dilatasi kardiomiopati atau kelainan otot jantung yang menyebabkan ruang jantung membesar dan melemah.
-
Koma.
Suplementasi niasin atau vitamin B3 secara oral dapat membantu mengendalikan gejala penyakit pellagra sekaligus mengurangi dampak negatif dari defisiensi yang terjadi. Diet dengan kalori yang cukup, seperti konsumsi daging, susu, kacang tanah, sayuran hijau, dan gandum utuh sangat direkomendasikan.
Baca juga: Ketahui Prosedur Diagnosis Pellagra yang Tepat
Bagi pengidap yang mengalami radang mulut dan sulit menelan makanan, diet cair atau setengah padat mungkin bisa membantu. Istirahat sangat wajib dilakukan untuk kasus pellagra yang parah, juga menghindari paparan langsung sinar matahari. Kamu bisa mencegah penyakit pellagra dengan mengonsumsi makanan yang cukup kandungan vitamin B3 dan triptofan untuk kasus pellagra primer.
Sementara untuk pellagra sekunder, pencegahan dapat ditangani dengan mengenali gejala dini dan mendapatkan penanganan segera yang berkaitan dengan penyebab terjadinya kekeliruan penyerapan niasin. Untuk bisa mengetahui tanda dan gejalanya sejak dini, kamu bisa bertanya langsung pada dokter.
Tidak harus ke rumah sakit atau klinik, cukup hanya download aplikasi Halodoc, kamu sudah bisa bertanya pada dokter setiap saat. Pemberian suplemen B3 disarankan, jika kamu tidak bisa segera menebus atau membelinya di apotek, kamu juga bisa menggunakan layanan beli obat di aplikasi Halodoc.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan