Waspada, Ini Komplikasi dari Flu Singapura
Halodoc, Jakarta – Flu singapura adalah penyakit yang memiliki gejala khas demam tinggi disertai muncul ruam pada permukaan kulit. Kondisi ini sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Jika tidak ditangani dengan cara yang tepat, flu singapura berisiko memicu muncul komplikasi. Meski bersifat jarang, kondisi ini bisa saja menyebabkan komplikasi, termasuk dehidrasi dan meningitis.
Flu Singapura terjadi karena serangan virus dan bisa menular. Penyakit ini paling sering menyerang anak kecil, tetapi juga bisa terjadi pada orang dewasa. Gejala yang muncul karena penyakit ini biasanya akan hilang dan membaik dalam waktu dua minggu. Sebenarnya, flu singapura adalah jenis penyakit yang tidak berbahaya dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Meski begitu, bukan berarti kondisi ini bisa diabaikan dan dibiarkan tanpa penanganan.
Baca juga: 6 Fakta yang Perlu Diketahui Tentang Flu Singapura
Komplikasi Flu Singapura
Flu singapura pada anak harus segera ditangani. Meski jarang terjadi, kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi, di antaranya:
- Dehidrasi
Flu singapura bisa memengaruhi kondisi mulut dan tenggorokan. Penyakit ini menyebabkan seseorang kesulitan makan dan minum karena muncul luka pada rongga mulut dan tenggorokan. Kalau sudah begitu, risiko terjadinya dehidrasi akan semakin tinggi.
- Meningitis Virus
Virus penyebab penyakit flu singapura bisa masuk ke selaput dan cairan otak. Hal itu bisa meningkatkan risiko terjadinya meningitis virus sebagai komplikasi. Meningitis virus adalah infeksi virus pada selaput yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang.
- Ensefalitis
Pada kondisi yang parah, flu singapura bisa menimbulkan komplikasi yang sangat serius. Penyakit ini bisa berkembang dan menyebabkan peradangan pada jaringan otak alias ensefalitis. Komplikasi ini sangat jarang terjadi, tetapi sebaiknya diwaspadai.
Flu singapura biasa menyebabkan munculnya beberapa gejala, mulai dari bintil-bintil air dan luka-luka di sekitar atau di mulut, tangan dan kaki, siku tangan, bokong, lutut, dan lipat paha. Penyakit ini juga memicu munculnya gejala berupa demam tinggi, sakit tenggorokan, hilangnya nafsu makan, hingga munculnya ruam merah dan luka seperti melepuh berwarna merah di lidah, gusi, dan bagian dalam pipi. Pada bayi atau anak, penyakit ini bisa membuat rewel dan mudah marah, sakit perut, batuk, hingga muntah.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran virus flu singapura, mulai dari menjauh dan mengisolasi orang yang sudah terinfeksi virus, membersihkan area-area yang dicurigai terkontaminasi virus, dan menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan.
Baca juga: Bukan Demam Biasa, Ibu Perlu Tahu tentang Flu Singapura
Oleh karena anak-anak sangat rentan mengalami penyakit ini, maka mengajarkan cara menjaga kebersihan pada anak adalah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus. Sebaiknya hindari juga untuk mencium anak yang tengah mengidap flu singapura, karena penyakit ini bisa dengan mudah menular. Pastikan juga anak yang mengalami infeksi virus mendapat istirahat yang cukup, dan banyak minum air putih untuk mengurangi rasa sakit pada tenggorokan.
Baca juga: Mirip Cacar Tapi di Dalam Mulut, Flu Singapura Lebih Sering Serang Anak
Cari tahu lebih lanjut seputar flu singapura dan apa saja komplikasi yang bisa muncul akibat penyakit ini dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!