Khawatir Mengidap Batu Empedu? Pastikan Lewat 5 Tes Ini
Halodoc, Jakarta – Kantung empedu adalah organ kecil di bawah hati di perut kanan atas. Ini adalah kantong yang menyimpan empedu, yaitu cairan hijau-kuning yang membantu pencernaan. Sebagian besar batu empedu terbentuk ketika ada terlalu banyak kolesterol dalam empedu. Menurut Harvard Health Publications, 80 persen batu empedu terbuat dari kolesterol, sedangkan 20 persen batu empedu lainnya terbuat dari garam, kalsium, dan bilirubin.
Terlalu Banyak Kolesterol dalam Empedu
Terlalu banyak kolesterol dalam empedu dapat menyebabkan batu kolesterol kuning. Batu-batu keras ini dapat berkembang jika hati menghasilkan lebih banyak kolesterol daripada yang dapat dilarutkan oleh empedu.
Baca juga: Kolesterol Bisa Jadi Penyebab Batu Empedu
Terlalu Banyak Bilirubin dalam Empedu
Bilirubin adalah bahan kimia yang diproduksi ketika hati menghancurkan sel darah merah tua. Beberapa kondisi, seperti kerusakan hati dan kelainan darah tertentu menyebabkan hati memproduksi lebih banyak bilirubin daripada yang seharusnya. Batu empedu pigmen terbentuk ketika kantong empedu tidak dapat memecah kelebihan bilirubin. Batu-batu keras ini seringkali berwarna cokelat tua atau hitam.
Empedu Terkonsentrasi karena Kantong Empedu Penuh
Kantong empedu perlu mengosongkan empedu agar sehat dan berfungsi dengan baik. Jika gagal mengosongkan isi empedunya, maka empedu menjadi terlalu terkonsentrasi yang menyebabkan batu terbentuk.
Baca juga: 5 Fakta Tentang Penyakit Batu Empedu
Jenis Tes untuk Pemeriksaan Batu Empedu
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang mencakup memeriksa mata dan kulit untuk melihat perubahan warna. Warna kekuningan mungkin merupakan tanda penyakit kuning akibat terlalu banyak bilirubin dalam tubuh.
Pemeriksaan mungkin melibatkan penggunaan tes diagnostik yang membantu dokter melihat bagian dalam tubuh. Tes-tes ini meliputi:
1. Ultrasonografi
Ultrasonografi menghasilkan gambar keseluruhan perut. Ini adalah metode pencitraan yang disukai untuk mengonfirmasi bahwa seseorang memiliki penyakit batu empedu. Ini juga dapat menunjukkan kelainan yang terkait dengan kolesistitis akut.
2. CT Scan Perut
Tes pencitraan ini mengambil gambar hati dan daerah perut.
3. Pemindaian Radionuklida Gallbladder
Pemindaian penting ini membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menyelesaikan. Seorang spesialis menyuntikkan zat radioaktif ke dalam pembuluh darah. Zat itu mengalir melalui darah ke hati dan kantong empedu. Pada pemindaian ini dapat mengungkapkan bukti yang menunjukkan infeksi atau penyumbatan saluran empedu dari batu.
Baca juga: 8 Orang dengan Risiko Sakit Batu Empedu
4. Tes Darah
Ini dilakukan untuk mengukur jumlah bilirubin dalam darah. Tes juga membantu menentukan seberapa baik hati berfungsi.
5. Endoskopi Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP)
ERCP adalah prosedur yang menggunakan kamera dan sinar-X untuk melihat masalah pada saluran empedu dan pankreas. Ini membantu dokter mencari batu empedu yang tersangkut di saluran empedu.
Perawatan Batu Empedu
Perawatan batu empedu tergantung tingkat keparahannya. Ada kemungkinan dilakukan operasi atau ketika kemungkinan muncul komplikasi saat operasi tinggi, maka akan ditempatkan tabung drainase ke dalam kantong empedu melalui kulit. Operasi dapat ditunda sampai risiko diturunkan dengan merawat kondisi medis yang lain.
Jika kamu memiliki batu empedu dan tanpa gejala, kamu dapat melakukan perubahan gaya hidup tertentu, yaitu:
-
Pertahankan berat badan yang sehat.
-
Hindari penurunan berat badan yang cepat.
-
Makanlah diet anti-inflamasi.
-
Dapatkan olahraga teratur.
-
Minumlah suplemen yang disetujui oleh dokter.
Beberapa suplemen nutrisi yang bisa kamu konsumsi, antara lain vitamin C, zat besi, dan lesitin. Satu ulasan menemukan bahwa vitamin C dan lesitin dapat menurunkan risiko batu empedu. Bicaralah dengan dokter tentang dosis yang tepat dari suplemen ini.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai batu empedu serta penanganan yang disarankan secara medis, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan