Ketergantungan Gadget Bikin Anak Terlambat Bicara, Kok Bisa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Oktober 2018
Ketergantungan Gadget Bikin Anak Terlambat Bicara, Kok Bisa?Ketergantungan Gadget Bikin Anak Terlambat Bicara, Kok Bisa?

Halodoc, Jakarta - Ketergantungan gadget tak hanya memengaruhi mental dan jadwal tidur anak saja, lho. Meski gadget memiliki segudang manfaat bagi orang dewasa dan anak, tetapi anak yang ketergantungan gadget memiliki risiko untuk mengalami gangguan pada proses kemampuan bicaranya. Pendek kata, gadget bisa membuat anak jadi terlambat bicara. Lho, kok bisa?

Tiap Menit Berisiko

Menurut ahli, pemberian gadget di bawah usia lima tahun bisa mengurangi rangsangan pada interaksi sosialnya. Pasalnya, gadget tak membutuhkan respon anak sehingga anak akan sulit untuk berinteraksi. Nah, hal inilah yang bisa berdampak pada proses bicaranya.

Selain itu, ada juga studi lainnya yang dipublikasikan pada pertemuan tahunan Pediatric Academic Societies. Studi yang melibatkan hampir 900 anak (6 bulan-2 tahun) itu, memperlihatkan hasil yang mengkhawatirkan.

Ternyata, anak yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk memainkan gadget, risiko mengalami keterlambatan kemampuan bicaranya semakin meningkat. Bahkan, untuk setiap 30 menit memainkan gadget, terjadi risiko meningkatkan keterlambatan bicara sebesar 49 persen.

Hasil riset tersebut memang enggak menemukan dampak gadget terhadap keterampilan komunikasi lainnya. Misalnya, isyarat, bahasa tubuh, atau interaksi sosial. Namun, justru di kemampuan berbicara perlu diselidiki lebih lanjut. Menurut asisten profesor perkembangan perilaku anak di University of Michigan, Amerika Serikat, dalam studi tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orangtua penting untuk berupaya mengatasi masalah perkembangan bicara pada anak-anak.

Pengaruhi Kognitif Anak

Berdasarkan penjelasan spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, otak merupakan daerah yang paling terdampak ketika anak sering bermain atau ketergantugnan gadget. Alasannya, otak merupakan pusat aktivitas sensorik, motorik, bahasa, kognitif, bicara, hingga sosial dan emosi seseorang sehingga menjadi dampak gadget pada anak yang cukup berbahaya.

Nah, dampak kecanduan gadget ini bisa membuat otak mengalami “kerusakan”. Kerusakan inilah yang memicu anak kesulitan untuk mencerna kata-kata dan sulit belajar bicara. Gangguan otak yang paling terlihat terjadi ada di otak bagian depan (frontal lobe). Kata ahli di atas, gangguan otak di bagian ini bisa membuat IQ verbal anak rendah dan emosi tidak stabil.

Lain halnya bila Si Kecil diajak bicara oleh orang tua. Mereka akan lebih memiliki kemampuan mengolah kata yang lebih baik dan kemampuan verbal yang tinggi. Namun yang mesti diingat, dampak gadget pada perkembangan anak enggak cuma menyebabkan kemampuan bicara terhambat. Namun juga, bisa berdampak ke kondisi mental hingga kemampuan akademisnya.

Kiat Membatasi Ketergantungan Gadget

Namanya juga anak zaman “now” , makanya cenderung lebih suka bermain gadget ketimbang petak umpet, congklak, atau permainan tradisional lainnya. Namun, ibu enggak perlu risau. Ada kok cara sederhana untuk membatasi anak yang terlampau sering bermain agar bisa terhindar dari efek gadget pada anak yang bisa membahayakan. Berikut tipsnya:

1. Jangan ada Komputer di Kamarnya

Cara yang satu ini amat ampuh, lho. Singkat saja caranya, jangan taruh komputer atau televisi di kamar Si Kecil. Tujuannya jelas, agar memudahkan kamu atau pengasuh anak untuk memantau waktu bermain video game. Jangan salah lho, anak bisa saja mencuri-curi waktu bermain game di kamarnya tanpa sepengetahuan dirimu.

Bila Si Kecil bermain game dari smartphone, tablet, atau konsol game portabel, mintalah dirinya untuk menyimpan dulu alat-alat tersebut. Menyimpannya selama tidur, makan, atau mengerjakan tugas sekolah.

2. Gunakan Fitur Parental Control

Ibu bisa memanfaatkan fitur parental control, untuk membatasi si kecil bermain game agar terhindar dari dampak gadget pada anak. Kini sudah hampir di setiap game terdapat fitur yang memperbolehkan dirimu mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan game tersebut. Nah, melalui fitur ini, ibu bisa mengatur waktu Si Kecil memainkan game tersebut.

3. Tegaskan Peraturan Sebelum Bermain

Sebelum Si Kecil bermain video game, mintalah dirinya untuk memperhatikan waktu. Lalu, kamu bisa membuat peraturan terkait durasi permainan. Misalnya, menegaskan dirinya bahwa satu jam dari sekarang dia harus berhenti memainkannya. Dengan begitu, Si Kecil jadi tak bisa beralasan.

Si Kecil punya keluhan kesehatan? Ibu bisa kok bertanya langsung kepada dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat. Caranya mudah, ibu bisa berdiskusi langsung dengan dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Baca juga: