Ketahui Tinnitus yang Menyebabkan Telinga Sering Berdengung
“Telinga berdengung bisa terjadi pada siapa saja. Namun, bila terjadi terlalu sering, bisa jadi tanda masalah kesehatan serius. Dalam medis, kondisi telinga berdengung disebut tinnitus. Penyebabnya beragam, mulai dari masalah pada telinga, hingga efek obat-obatan.”
Halodoc, Jakarta - Pernah mengalami telinga berdengung yang mengganggu? Dalam medis, kondisi ini disebut tinnitus. Perlu diketahui, tinnitus bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari masalah kesehatan yang terkait dengan telinga dan fungsi pendengaran.
Jadi, penting untuk mencari tahu penyebab dari tinnitus, lalu menjalani pengobatan yang sesuai dengan kondisi. Yuk simak pembahasannya lebih lanjut!
Baca juga: Mesin White Noise Bisa Bantu Mengobati Tinnitus
Berbagai Penyebab dan Faktor Risiko Tinnitus
Tinnitus dapat terjadi karena berbagai hal. Bahkan, penyebabnya pun terkadang sulit diketahui dengan pasti. Namun, beberapa hal berikut diduga menjadi faktor penyebab umum yang melatarbelakangi terjadinya tinnitus:
1.Paparan Suara Keras
Jika rambut di telinga bagian dalam bengkok atau patah, akan terjadi kebocoran impuls listrik ke otak yang menyebabkan tinnitus. Ini biasanya terjadi akibat penuaan, atau sering terpapar suara keras.
2.Infeksi Telinga atau Penyumbatan Saluran Telinga
Saluran telinga bisa tersumbat oleh penumpukan cairan (infeksi telinga), kotoran telinga, atau benda asing lainnya. Penyumbatan dapat mengubah tekanan di telinga dan menyebabkan tinitus.
3.Cedera Kepala atau Leher
Trauma pada kepala atau leher dapat memengaruhi telinga bagian dalam, saraf pendengaran, atau fungsi otak yang terkait dengan pendengaran. Cedera seperti ini biasanya menyebabkan tinnitus hanya pada satu telinga.
4.Efek Samping Obat-obatan
Sejumlah obat dapat menyebabkan atau memperburuk tinnitus. Umumnya, semakin tinggi dosis obat-obatan ini, semakin buruk tinitusnya. Sering kali suara yang tidak diinginkan menghilang ketika berhenti menggunakan obat tersebut.
Menurut studi pada 2010 di American Academy of Audiology, beberapa jenis obat yang dapat memicu tinnitus adalah antibiotik tertentu, kemoterapi, dan obat antiinflamasi.
Baca juga: Apakah Tinnitus Termasuk Penyakit yang Berbahaya?
Meski siapa saja bisa mengalami tinnitus, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya, yaitu:
- Usia. Seiring bertambahnya usia, jumlah serabut saraf yang berfungsi di telinga menurun. Ini bisa menyebabkan masalah pendengaran yang sering dikaitkan dengan tinnitus.
- Jenis kelamin. Pria lebih mungkin mengalami tinnitus.
- Penggunaan tembakau dan alkohol. Perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena tinnitus. Minum alkohol juga meningkatkan risiko tinnitus.
- Masalah kesehatan tertentu. Obesitas, masalah kardiovaskular, tekanan darah tinggi, dan riwayat radang sendi atau cedera kepala semuanya meningkatkan risiko tinnitus.
Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Tinnitus dapat dikelola melalui berbagai cara. Berikut ini cara yang bisa dilakukan untuk mengobati tinnitus:
1.Mengatasi Gangguan Pendengaran
Mengobati gangguan pendengaran dengan alat bantu dengar dapat meringankan atau memperbaiki tinnitus. Jika kamu mengalami kehilangan pendengaran parah dan tinnitus, implan koklea dapat membantu dengan merangsang elektrik telinga bagian dalam.
2.Masker Tinnitus
Teknik lain yang digunakan untuk mengobati tinnitus disebut tinnitus masking. Ini adalah bentuk terapi suara yang menggunakan suara untuk menutupi atau mencegah telinga berdengung akibat tinnitus.
3.Modifikasi Gaya Hidup
Stres, masalah tidur, dan penggunaan stimulan, seperti kafein, dapat mengiritasi tinnitus. Jadi, penting untuk mengatasi faktor-faktor yang dapat memperburuk tinnitus, sebagai salah satu rencana perawatan.
Baca juga: 5 Penyakit dengan Gejala Telinga Berdenging
4.Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif dapat membantu kau mengembangkan keterampilan distraksi dan relaksasi. Juga mempelajari strategi untuk membantu berpikir dan bereaksi secara berbeda terhadap tinnitus.
5.Obat-obatan
Sebenarnya, belum ada obat khusus untuk menyembuhkan tinnitus. Namun, beberapa antidepresan kadang-kadang digunakan untuk membantu meredakan tinnitus, meskipun bukti ilmiah yang mendukung manfaatnya tetap tidak meyakinkan.
Itulah pembahasan mengenai tinnitus, penyebab, dan cara mengobatinya. Bicaralah dengan dokter tentang pengobatan apa yang terbaik untuk kondisi kamu. Bila butuh informasi lebih lanjut tentang tinnitus, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter, kapan dan di mana saja.
Referensi:
American Academy of Audiology. Diakses pada 2021. Tinnitus Onset Rates from Chemotherapeutic Agents and Ototoxic Antibiotics: Results of a Large Prospective Study.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Tinnitus
Very Well Health. Diakses pada 2021. What Is Tinnitus?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan