Ketahui Perbedaan Trombositopenia yang Ringan dan Kronis
Halodoc, Jakarta - Salah satu gangguan yang terjadi pada darah yakni trombositopenia adalah suatu kondisi yang bisa terjadi akibat kurangnya jumlah platelet atau trombosit. Padahal, trombosit dalam darah merupakan bagian dari sel darah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah. Kondisi ini diduga bisa terjadi sebagai akibat dari masalah kesehatan atau efek dari obat-obatan tertentu.
Trombositopenia bisa terjadi secara ringan dan hanya menyebabkan beberapa tanda-tanda atau gejala saja. Namun, pada kasus yang langka, jumlah trombosit bisa menjadi sangat rendah, yaitu ketika perdarahan internal yang berbahaya dapat terjadi. Sementara itu, trombositopenia juga bisa terjadi secara kronis dan lebih dikenal dengan istilah Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP).
Lantas, bagaimana perbedaan antara trombositopenia ringan dan kronis? Cari tahu jawabannya melalui ulasan berikut!
Baca juga: Tiba-Tiba Kulit Memar Waspadai 5 Penyakit Ini
Beda Trombositopenia Ringan Dan Kronis
Tanda dan gejala trombositopenia ringan bisa termasuk tubuh yang mudah memar, perdarahan superfisial ke dalam kulit yang muncul sebagai ruam bintik-bintik ungu kemerahan (petechiae), kelelahan, dan sebagainya. Kondisi ini bahkan bisa saja terjadi akibat kehamilan dan biasanya bisa membaik usai persalinan.
Namun, untuk kasus trombositopenia kronis, tepatnya idiopathic thrombocytopenic purpura, gejalanya bisa lebih berat. Sistem kekebalan malah menghasilkan antibodi terhadap trombosit dan trombosit ini ditandai untuk dihancurkan dan dibuang oleh limpa, yang kemudian menurunkan jumlah trombosit.
Sistem kekebalan juga tampaknya mengganggu sel-sel yang bertanggung jawab untuk produksi trombosit normal, yang selanjutnya dapat menurunkan jumlah trombosit dalam aliran darah. Pada anak-anak, ITP sering berkembang secara akut setelah infeksi virus. Sementara pada orang dewasa, ITP biasanya berkembang seiring waktu.
ITP juga dapat diklasifikasikan sebagai primer, terjadi sendiri, atau sekunder, terjadi bersamaan dengan kondisi lain. Penyakit autoimun, infeksi kronis, obat-obatan, kehamilan, dan kanker tertentu adalah pemicu sekunder yang umum.
Perlu diingat juga bahwa perdarahan internal yang berbahaya dapat terjadi ketika jumlah trombosit turun di bawah 10.000 trombosit per mikroliter. Meskipun jarang terjadi, trombositopenia parah ini bisa menyebabkan perdarahan di otak, yang bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala seperti yang disebutkan sebelumnya, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit.
Kamu juga bisa mendiskusikan gejala yang kamu atau orang terdekatmu alami dengan dokter di Halodoc. Dokter di Halodoc akan selalu siaga memberikan saran kesehatan yang kamu butuhkan hanya lewat smartphone.
Baca juga: 7 Makanan untuk Meningkatkan Jumlah Trombosit
Pengobatan dan Pencegahan Trombositopenia
Seseorang mungkin tidak memerlukan perawatan jika jumlah trombosit yang rendah tidak menyebabkan masalah yang signifikan. Sering kali, dokter juga dapat meningkatkan jumlah trombosit dengan mengobati penyebab yang mendasarinya. Pendekatan ini mungkin melibatkan penggantian obat yang biasa kamu minum.
Namun, ada juga beberapa perawatan lain yang secara umum bisa mengatasi trombositopenia. Ini termasuk:
- Transfusi darah untuk sementara meningkatkan kadar trombosit dalam darah. Trombosit ditransfusikan hanya jika jumlah trombosit sangat rendah. Namun, trombosit yang ditransfusikan hanya bertahan sekitar tiga hari dalam sirkulasi.
- Splenektomi atau pengangkatan limpa.
- Pemberian obat seperti steroid, immunoglobulin (protein antibodi), dan obat lain yang mengurangi penghancuran trombosit dan merangsang produksi trombosit.
Baca juga: 4 Jenis Kelainan Darah yang Pengaruhi Sel Darah Putih
Sementara itu, jika kamu berisiko mengalami trombositopenia, terdapat beberapa hal yang bisa membantu mencegahnya, yaitu:
- Menghindari obat-obatan yang mengencerkan darah dan meningkatkan risiko perdarahan, seperti aspirin, naprosyn, dan ibuprofen.
- Berhati-hati dengan olahraga kontak dan aktivitas yang dapat menyebabkan cedera, memar, dan pendarahan.
- Minimalkan kontak dengan bahan kimia beracun.
- Berhati-hati saat bercukur, menyikat gigi, dan membersihkan hidung.
- Membatasi asupan alkohol yang memperlambat produksi trombosit dan menyebabkan kerusakan hati.
Itulah beberapa pengobatan dan pencegahan untuk trombositopenia. Ingat, jika gejala muncul, jangan tunda untuk melakukan pengobatan untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.