Ketahui Perbedaan Edema Paru dan Efusi Pleura
Halodoc, Jakarta – Paru-paru merupakan salah satu organ tubuh vital yang sangat penting, karena memiliki peran utama dalam pernapasan. Paru-paru berfungsi untuk menukarkan oksigen dengan karbondioksida atau yang biasa dikenal sebagai proses bernapas. Itulah mengapa orang yang mengidap penyakit paru, biasanya akan mengalami gejala berupa gangguan pernapasan. Ada berbagai macam penyakit yang bisa menyerang paru-paru. Beberapa adalah edema paru dan efusi pleura. Walaupun sama-sama disebabkan oleh adanya penumpukan cairan di daerah sekitar paru-paru, nyatanya edema paru dan efusi pleura berbeda. Penting untuk mengetahui beda edema paru dan efusi pleura agar kamu bisa mendapatkan penanganan yang lebih tepat.
Pengertian Edema Paru dan Efusi Pleura
Edema paru terjadi karena adanya penumpukan cairan di dalam kantong paru-paru (alveoli). Normalnya saat kamu bernapas, udara akan masuk ke dalam paru-paru. Namun, pada pengidap edema paru, oksigen yang dihirup tidak bisa masuk ke paru-paru, karena organ tersebut sudah terisi oleh cairan. Akibatnya, pengidap akan mengalami gejala sulit bernapas. Edema paru bisa terjadi secara tiba-tiba maupun berkembang dalam jangka waktu yang lama.
Efusi pleura juga disebabkan oleh penumpukan cairan, tapi kondisi tersebut terjadinya di antara dua lapisan pleura. Pleura merupakan membran yang menjadi pemisah antara para-paru dengan dinding bagian dalam. Sebenarnya pleura menghasilkan cairan yang berguna sebagai pelumas agar paru-paru dapat bergerak dengan lancar ketika kamu bernapas. Namun, bila cairan tersebut terlalu berlebihan atau menumpuk, maka akan menyebabkan gejala-gejala tertentu.
Baca juga: Efusi Pleura Enggak Bisa Dianggap Remeh, Ini Alasannya
Perbedaan Gejala Edema Paru dan Efusi Pleura
Pada pengidap edema paru yang sudah mencapai kondisi kronis, gejala-gejala yang akan dirasakan adalah menjadi mudah lelah dan sering merasa sesak dibanding biasanya. Sesak napas akan terasa lebih parah ketika pengidap sedang berbaring atau melakukan aktivitas fisik. Selain itu, gejala edema paru lainnya adalah mengeluarkan suara bernapas yang khas saat menghembuskan napas (mengi), sering terbangun pada malam hari saat tidur karena sesak napas, berat badan meningkat secara cepat, dan bengkak pada kedua tungkai.
Namun, bila edema paru sudah mencapai kondisi akut, maka pengidapnya dapat mengalami sesak napas yang parah, seperti dicekik atau tenggelam yang terjadi secara tiba-tiba. Selain itu, detak jantung pengidap juga bisa meningkat secara cepat yang dikenal juga dengan palpitasi. Gejala ini bisa disertai batuk berdahak yang berbusa atau bercampur darah. Bila edema paru akut disebabkan oleh penyakit jantung, maka gejala nyeri dada juga bisa terjadi.
Sedangkan gejala efusi pleura, umumnya adalah nyeri dada saat bernapas, batuk, demam, dan sesak napas. Gejala tersebut biasanya baru akan dialami pengidap bila efusi pleura sudah mencapai kondisi menengah, hingga parah atau terjadi peradangan.
Baca juga: Belum Tentu Asma, Sesak Napas Bisa Juga Gejala Edema Paru
Penyebab Edema Paru dan Efusi Pleura
Edema paru biasanya disebabkan oleh gangguan jantung. Beberapa penyakit jantung yang bisa memicu terjadinya edema paru adalah hipertensi, penyakit jantung koroner, kardiomiopati, dan penyakit katup jantung. Namun, edema paru juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lain selain gangguan jantung, yaitu infeksi virus, emboli paru, cedera pada paru-paru, tenggelam, dan menghirup asap berlebihan saat terjadi kebakaran.
Sementara penyebab efusi pleura bisa berbeda-beda tergantung pada jenisnya. Ada dua jenis efusi pleura, yaitu transudatif dan eksudatif. Efusi pleura transudatif disebabkan oleh meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah atau kurangnya kadar protein dalam darah. Sementara efusi pleura eksudatif disebabkan oleh cedera paru-paru, tumor, peradangan, dan penyumbatan pembuluh darah atau pembuluh getah bening.
Perbedaan Pengobatan untuk Edema Paru dan Efusi Pleura
Karena biasanya pengidap edema paru akan mengalami kesulitan bernapas, maka dokter akan memberikan pengidap oksigen sebagai pertolongan pertama. Selanjutnya, dokter juga bisa memberikan obat-obatan untuk mengurangi tekanan pada pembuluh darah. Obat-obatan yang biasanya diberikan adalah diuretik, seperti furosemid dan obat golongan nitrat, misalnya nitrogliserin.
Sedangkan untuk mengobati efusi pleura, pengobatan yang dilakukan adalah untuk menyembuhkan kondisi-kondisi yang menyebabkannya. Misalnya, pengobatan kanker dengan kemoterapi atau pengobatan pneumonia dengan antibiotik.
Baca juga: Apakah Efusi Pleura Bisa Disembuhkan?
Nah, itulah beda edema paru dan efusi pleura. Bila ada penyakit yang ingin kamu ketahui lebih lanjut, tanyakan saja kepada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter untuk berdiskusi soal kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan