Ketahui Pemeriksaan untuk Diagnosis Sakit Kepala Cluster
Halodoc, Jakarta - Coba tebak sakit kepala apa yang teramat menyiksa pengidapnya? Bukan vertigo, bukan migrain, bukan pula sakit kepala tegang. Jawaban yang paling tepat adalah sakit kepala cluster (cluster headache).
Saking parah sakitnya, sebagian ahli di Barat menyebutnya sebagai “suicide headache” (sakit kepala bunuh diri), untuk menggambarkan rasa sakit terburuk yang diketahui manusia. Bahkan, ada pula ahli yang menggambarkannya sebagai “rasa sakit terburuk yang diketahui ilmu kedokteran”. Wow, bikin ngeri kan?
Sakit kepala cluster terbilang langka, angka kejadiannya sekitar 1 dari 1.000 orang. Dalam kebanyakan kasus, pengidap sakit kepala ini berusia di bawah 30 tahun.
Pertanyaannya, bagaimana sih cara dokter untuk mengenali atau mendiagnosis sakit kepala cluster?
Baca juga: Bedanya Sakit Kepala Cluster dengan Sakit Kepala Biasa
Pemeriksaan Saraf dan Pemindaian
Nyeri kepala cluster memiliki karakteristik nyeri dan pola serangan yang khas. Diagnosis nyeri kepala ini ditegakkan dengan mendapatkan deskripsi pola serangan, karakteristik nyeri, dan lokasi dari nyeri kepala dari pengidap.
Di samping itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, untuk membantu mendiagnosis sakit kepala cluster. Lalu, pemeriksaan apa saja sih yang biasanya dilakukan?
-
Pemeriksaan saraf, dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab neurologi lain. Prosedurnya dengan mengecek fungsi otak, refleks pasien, kemampuan indra, hingga kemampuan saraf pasien secara umum. Prosedur ini bertujuan untuk menemukan gejala fisik dari sakit kepala cluster.
-
Pencitraan, jika pemeriksaan saraf menunjukkan adanya kelainan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Tujuannya untuk menemukan penyebab munculnya sakit kepala tersebut. Biasanya prosedur pencitraan meliputi MRI dan CT scan. MRI untuk memberikan gambaran detail pembuluh darah dalam otak. Sementara CT scan untuk memberikan gambaran struktur otak.
Selanjutnya, kira-kira apa penyebabnya?
Penyebab Sakit Kepala Cluster
Sakit kepala cluster yang umumnya terjadi pada malam hari, tak jarang membangunkan pengidapnya dengan nyeri berat di bagian sekeliling sebelah mata. Bila merasakan hal ini, segeralah temui dokter untuk penanganan lebih lanjut. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lantas, apa sih yang menjadi biang keladi sakit kepala cluster ?
Baca juga: Kenali Bedanya Jenis-jenis Sakit Kepala
Hingga saat ini para ahli pun belum bisa memastikan penyebab cluster headache. Meski begitu, ada dugaan kuat kalau kondisi ini terkait dengan cedera kepala yang pernah terjadi. Di samping itu, gangguan pada komponen genetik pun juga dicurigai jadi biang keladi dari sakit kepala cluster.
Sayangnya, tak ada obat yang secara efektif bisa menyembuhkan sakit kepala ini. Namun, beberapa obat atau terapi bisa mengurangi gejalanya. Misalnya, terapi farmakologis,seperti menghirup oksigen murni untuk meringankan gejala.
Meski penyebab sakit kepala cluster belum diketahui pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga turut memicu terjadinya serangan menyakitkan ini. Misalnya:
-
Stres;
-
Rhinitis alergi (peradangan atau iritasi yang terjadi di membran mukosa di dalam hidung);
-
Cuaca panas;
-
Aktivitas seksual;
-
Suhu ekstrim;
-
Penggunaan nitrogliserin; dan
-
Relaksasi.
Selain beberapa hal di atas, ada juga faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko sakit kepala cluster. Misalnya, berjenis kelamin pria. Faktanya, pria memang lebih banyak mengalami penyakit ini dibandingkan dengan wanita.
Tak hanya itu aja, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga bisa meningkatkan risiko terjadinya sakit kepala cluster. Sebab, kebanyakan pengidap sakit kepala ini merupakan perokok. Meski demikian, berhenti merokok tak menjamin bisa menurunkan risikonya.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan