Ketahui Komplikasi yang Bisa Disebabkan oleh Gigantisme
Halodoc, Jakarta – Gigantisme adalah satu kondisi yang menyebabkan tubuh seorang anak memproduksi hormon pertumbuhan secara berlebihan. Alhasil, anak mungkin akan mengalami pertumbuhan yang berlebihan pula yang berdampak pada ukuran tinggi dan berat badannya. Kondisi ini tergolong langka yang terjadi sebelum lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan dalam tulang menutup.
Anak-anak yang mengalami gigantisme cenderung memiliki ukuran tinggi dan berat badan di atas rata-rata. Kabar buruknya, kondisi ini sering tidak dikenal gejalanya dan dianggap sebagai proses pertumbuhan yang wajar pada anak. Penyebab gigantisme yang paling sering ditemui adalah tumor pada kelenjar hipofisis atau pituitari yang terletak di bagian bawah otak.
Kelenjar hipofisis berperan pada perkembangan seksual, pengendalian subuh tubuh, metabolisme dan pertumbuhan, hingga produksi urine. Kelenjar hipofisis yang ditumbuhi tumor bisa memicu terjadinya produksi hormon pertumbuhan secara berlebihan. Selain tumor pada kelenjar ini, ada penyebab lain gigantisme, di antaranya:
1. Carney Complex
Kondisi ini terjadi karena pertumbuhan tumor jinak pada jaringan ikat. Tak hanya itu, carney complex juga terjadi karena adanya tumor jinak atau ganas pada kelenjar endokrin, serta munculnya bintik-bintik yang lebih gelap pada kulit. Kondisi ini adalah penyakit yang bisa diturunkan dari orangtua kepada anak.
2. Multiple Endocrine Neoplasia Type 1
Penyakit yang juga dikenal dengan sebutan MEN 1 ini terjadi karena tumbuhnya tumor pada kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid, dan pankreas. Penyakit ini juga merupakan “penyakit keturunan” dari orangtua kepada anak.
3. Neurofibromatosis
Penyakit ini juga merupakan kelainan yang diturunkan dalam keluarga. Neurofibromatosis merupakan pertumbuhan tumor pada sistem saraf.
4. Sindrom McCune-Albright
Gigantisme pada anak juga bisa terjadi karena sindrom McCune-Albright. Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan yang tidak wajar di jaringan tulang, kelainan pada kelenjar, dan munculnya bercak cokelat muda di kulit.
Gejala dan Komplikasi Gigantisme
Seiring berjalannya waktu, gangguan gigantisme pada pertumbuhan anak akan semakin terlihat dan mulai menunjukkan gejala. Ada beberapa gejala fisik yang bisa terjadi sebagai tanda kondisi ini, mulai dari tangan dan kaki yang berukuran sangat besar, wajah yang terasa kasar, jari tangan dan kaki yang terasa tebal, hingga perkembangan masa puber yang terhambat.
Kondisi ini juga menyebabkan munculnya gejala, seperti dahi dan dagu yang berukuran lebih lebar, terdapat celah di antara gigi, sering berkeringat, hingga gangguan pola tidur yang parah. Kendati demikian, gejala yang dialami biasanya tergantung dari seberapa besar ukuran tumor pada kelenjar hipofisis. Pasalnya, semakin besar ukuran tumor, biasanya akan semakin parah gejala yang muncul, sebab ada tekanan di saraf otak. Hal ini bisa memicu gejala, seperti sakit kepala, mudah lelah, mual, gangguan penglihatan dan pendengaran, hingga siklus menstruasi yang tidak normal.
Banyaknya jumlah hormon pertumbuhan yang menyebabkan gigantisme bisa ditangani dengan cara mengendalikan produksinya. Ada beberapa cara pengobatan yang bisa ditempuh, mulai dari pembedahan, dan terapi sinar gamma.
Pengidap penyakit ini juga rentan mengalami komplikasi yang biasanya terjadi akibat prosedur operasi. Komplikasi yang bisa terjadi adalah menurunnya hormon kelenjar hipofisis dan bisa memicu berbagai penyakit, mulai dari hipogonadisme, hipotiroidisme, kekurangan hormon adrenal, hingga diabetes insipidus.
Cari tahu lebih lanjut seputar gigantisme pada anak dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips menjaga kesehatan dan rekomendasi beli obat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan