Ketahui Ciri Psikopat pada Anak
“Ciri psikopat pada anak yang tampak merupakan kondisi serius yang akan memengaruhi karakternya saat ia dewasa nanti. Meski psikopat tidak selalu digambarkan seperti pembunuh massal seperti di film, cirinya mesti dipahami sejak dini agar anak mendapatkan langkah penanganan yang tepat. Lantas, apa saja ciri psikopat pada anak yang perlu diatasi dengan tepat?”
Halodoc, Jakarta - Jika diartikan, psikopat adalah orang yang memiliki gangguan kepribadian, yang ditunjukkan dengan perilaku kasar, tidak sensitif, manipulatif, dan antisosial. Nama gangguannya sendiri adalah psikopati. Gangguan tidak muncul begitu saja, melainkan terbentuk dari sebuah proses panjang yang dimulai sejak usia anak-anak. Agar dapat mengatasinya dengan baik, ibu perlu mengetahui ciri psikopat pada anak berikut ini.
Baca juga: Pengidap Gangguan Kepribadian Antisosial Bisa Jadi Psikopat?
Gemar Menyakiti Hewan, hingga Melanggar Aturan
Cukup sulit menebak adanya gangguan psikopat pada anak. Pasalnya, gejala bisa saja muncul ketika ia beranjak dewasa. Oleh karena itu, mengidentifikasi gejala sejak dini sangatlah penting guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Meski tidak semua anak dengan gangguan psikopat mengalami, berikut ini beberapa ciri khas psikopat pada anak:
1. Berperilaku Kasar
Hati-hati, perilaku kasar pada anak perlu diwaspadai sebagai ciri psikopat. Normalnya, anak-anak berada pada fase usia yang lebih banyak bermain dan bergembira. Jika anak menunjukkan perilaku kasar dan kejam pada temannya atau orang lain, orangtua patut curiga adanya gangguan emosional pada anak.
2. Menyakiti Hewan
Tak hanya pada teman atau orang lain di sekitarnya, anak dengan gangguan psikopat juga dapat berlaku kejam dan menyakiti hewan. Anak dengan sifat psikopat memiliki intensi tinggi melakukan hal yang kejam pada hewan dengan sengaja. Bahkan, membunuh atau menyakiti hewan biasanya dilakukan sebagai bentuk pelampiasan akan emosinya yang tidak terkendali.
3. Selalu Merasa Benar
Anak yang diduga mengalami gangguan psikopat biasanya cenderung selalu merasa benar dalam setiap tindakan yang dilakukannya. Ketika melakukan kesalahan, ia bisa saja mengakuinya, tetapi tidak menunjukkan rasa bersalah atau menyesal sedikitpun. Ia juga cenderung menyalahkan orang lain dan menganggap bahwa kesalahan itu bukan disebabkan olehnya.
4. Manipulatif
Anak yang diduga psikopat juga memiliki sifat manipulatif. Mereka dapat melakukan berbagai tipu daya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, termasuk ketika ingin menyakiti korbannya.
5. Sering Berbohong dan Tidak Pernah Tulus
Ciri psikopat pada anak lainnya adalah sering berbohong. Jika pada normalnya anak yang ketahuan berbohong akan meminta maaf dengan tulus dan menyesali perbuatannya, anak dengan gangguan psikopat tidak demikian. Ia dapat berbohong dengan lancar, dan tidak akan menyesalinya. Seperti ciri yang telah disebutkan sebelumnya, ia akan selalu merasa dirinya benar walaupun telah berbohong, dan akan terus bersikap seperti itu.
6. Suka Membully dan Mengintimidasi
Suka mem-bully dan mengintimidasi juga merupakan salah satu ciri psikopat pada anak. Anak yang diduga psikopat itu bahkan mengintimidasi dan mempermalukan orang lain karena senang dan sangat menikmatinya. Hal tersebut dilakukan tanpa ada alasan atau motif khusus.
7. Melanggar Aturan
Anak dengan ciri psikopat sebenarnya mengerti akan aturan, tetapi lebih suka melanggarnya. Dengan melanggar peraturan itu, ia akan mendapat kegembiraan dan kepuasan batinnya sendiri. Hal yang sama juga berlaku ketika mereka mencuri sesuatu, atau melakukan tindak kejam lainnya.
Baca juga: Sosiopat dengan Psikopat, Apa Bedanya?
Orangtua Harus Apa?
Setelah mengetahui berbagai ciri umum psikopat pada anak tadi, lalu apa yang harus dilakukan orangtua jika menemukan ciri tersebut pada sang buah hati? Tentu saja, orangtua tidak boleh diam. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenali penderitaan yang disembunyikan anak, perasaan kesepian, atau kurangnya harga diri sebagai akibat dari pola asuh yang salah.
Ciri psikopat pada anak biasanya muncul ketika ia mengalami penderitaan emosional dan kesepian yang diabaikan oleh orang tua. Ketika berbagai aspek tersebut ditata dan diperbaiki dengan mengubah pola asuh menjadi lebih baik, maka rasa tidak berperasaan pada anak tersebut perlahan bisa saja hilang. Lakukan pendekatan pada anak, bukan malah menjauhinya.
Baca juga: Gangguan Kepribadian Ambang dengan Psikopat, Apa Bedanya?
Jika langkah tersebut tidak ampuh untuk mengatasi sejumlah ciri yang telah disebutkan, silahkan periksakan anak ke psikiater di rumah sakit terdekat dengan membuat janji terlebih dulu menggunakan aplikasi Halodoc.
Pada dasarnya, setiap gangguan (baik fisik maupun psikis) bisa disembuhkan dengan pengobatan dan terapi. Jadi, selalu dampingi anak dalam proses pengobatannya dan tunjukkan kasih sayang sebagai orangtua. Jika belum memiliki aplikasinya, silahkan download di sini, ya.