Ketahui Cara Mencegah Kista Pilonidal
Halodoc, Jakarta – Pernah dengar tentang kista pilonidal? Kista jenis ini merupakan kondisi yang ditandai dengan munculnya benjolan abnormal pada kulit, yang berisi folikel rambut dan kulit. Kista yang tampak seperti jerawat besar ini umumnya muncul di dekat tulang ekor, tepatnya pada bagian atas belahan bokong.
Kista pilonidal dapat terjadi ketika rambut tumbuh ke arah dalam, sehingga menusuk lapisan kulit dan tertanam di sana. Kista ini dapat terinfeksi dan bernanah, hingga menimbulkan rasa nyeri. Jika kista pilonidal tidak ditangani dengan baik, pengidapnya dapat berisiko untuk terkena karsinoma sel skuamosa.
Baca juga: Ini 8 Jenis Kista yang Perlu Diketahui
Namun, kista pilonidal dapat dicegah, dengan cara:
- Menjaga kebersihan bagian bawah tulang ekor.
- Menjaga berat badan ideal.
- Menghindari duduk dalam waktu yang terlalu lama.
Pada orang yang pernah mengidap kista pilonidal sebelumnya, disarankan untuk menggunakan produk atau melakukan tindakan medis sesuai anjuran dokter, untuk merontokkan rambut pada bagian bawah tulang ekor. Hal ini bertujuan untuk menghindari kondisi ini terulang kembali.
Waspadai Gejala Kista Pilonidal
Ketika sudah terjadi infeksi, kista pilonidal dapat menjadi bengkak dan terasa mengganggu. Beberapa gejala yang umum dirasakan pengidap kista pilonidal adalah:
- Kulit pada benjolan kista akan terasa sensitif saat disentuh.
- Keluarnya cairan nanah atau darah ketika kulit pada benjolan kista terbuka.
- Kulit kemerahan pada bagian bawah tulang ekor.
- Cairan nanah dari dalam kista pilonidal berbau tidak sedap.
- Nyeri.
- Demam.
Jika mengalami berbagai gejala tersebut, segera diskusi dengan dokter lewat Chat di aplikasi Halodoc, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan langsung. Jadi, pastikan sudah download dan install aplikasinya di ponselmu, ya.
Baca juga: Kista Bisa Berubah Jadi Tumor Ganas
Ini Penyebab dan Faktor Risiko Kista Pilonidal
Hingga saat ini, belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab munculnya kista pilonidal. Namun umumnya, kista ini muncul karena tumbuhnya rambut yang menusuk masuk ke dalam lapisan kulit. Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal, salah satunya adalah cedera pada bagian tersebut.
Selain itu, ada juga beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kista pilonidal, yaitu:
- Obesitas.
- Memiliki gaya hidup tidak aktif.
- Memiliki rambut kaku atau kasar.
- Terlalu sering duduk dalam waktu lama.
- Memiliki pertumbuhan bulu tubuh yang berlebihan.
Oleh karena itu, sebaiknya mulailah terapkan gaya hidup sehat dan aktif agar terhindar dari obesitas, sehingga kemungkinan munculnya kista pilonidal dapat diminimalisir. Waspada juga jika kamu termasuk orang yang memiliki pertumbuhan bulu tubuh yang berlebihan. Sebaiknya, lakukan pemeriksaan laboratorium menyeluruh lewat aplikasi Halodoc, yang bisa dilakukan di rumah secara rutin dan berkala, untuk mendeteksi adanya kista pilonidal dan gangguan kesehatan lainnya.
Baca juga: 5 Tindakan Medis yang Bisa Dilakukan untuk Hilangkan Kista
Bagaimana Cara Mengobati Kista Pilonidal?
Kista pilonidal yang terinfeksi biasanya dapat diobati dengan melakukan beberapa prosedur, yaitu:
- Insisi dan pengeringan. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada benjolan kista, lalu mengeluarkan cairan nanah di dalamnya hingga kering. Selain itu, folikel rambut dalam benjolan juga akan diangkat dan luka sayatan akan dibiarkan terbuka.
- Marsupialisasi. Sama seperti prosedur sebelumnya, marsupialisasi juga dilakukan dengan membuat sayatan dan mengeluarkan cairan nanah serta rambut dari benjolan kista. Bedanya, dokter akan menjahit bagian pinggir luka sayatan untuk membuat kantong.
- Insisi, pengeringan, dan penutupan luka. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan untuk mengeringkan nanah dari dalam kista, lalu menutup sayatan tersebut.
Setelah menjalani prosedur tersebut, pengidap akan disarankan untuk selalu menjaga kebersihan, terutama area sekitar luka sayatan. Selain itu, diperlukan juga pengecekan jika terdapat tanda-tanda infeksi, dan pemeriksaan bekas luka secara rutin ke dokter.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Pilonidal Cyst.
WebMD. Diakses pada 2019. What Is a Pilonidal Cyst?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan