Ketahui Cara Mencegah dan Pengobatan Pterygium
Halodoc, Jakarta - Jika kamu melihat seseorang yang bagian selaput putih matanya berwarna keruh, orang tersebut mungkin saja mengidap pterygium. Kelainan pada mata tersebut disebut juga dengan Surfer's Eye karena sering menyerang peselancar. Pterygium adalah sebuah penyakit mata yang terjadi karena tumbuhnya selaput pada permukaan bola mata.
Penyakit tersebut dapat terjadi di salah satu atau kedua mata. Walau begitu, penyakit ini jarang menyebabkan komplikasi. Namun, jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebar ke seluruh mata, sehingga pengidapnya kesulitan untuk melihat. Pterygium umumnya menyerang orang-orang dengan rentang usia 20-40 tahun. Selain itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita.
Pencegahan Pterygium
Pterygium terjadi pada seseorang yang banyak melakukan aktivitas di luar ruangan. Cara mencegah pterygium adalah dengan mengurangi risiko terpapar radiasi ultraviolet. Hal tersebut dapat mengurangi risiko mengidap penyakit mata tersebut. Selain itu, pengidapnya disarankan untuk menggunakan pelindung kepala dan pelindung mata agar tetap terhindar dari cahaya matahari langsung. Tindakan tersebut sangat penting untuk seseorang yang tinggal di daerah tropis.
Pengobatan Pterygium
Untuk pengidap pterygium, kamu dapat memeriksakan gejala-gejalanya pada dokter. Pada pterygium yang masih dalam tahap ringan, umumnya tidak memerlukan perawatan intensif. Apabila gejala pterygium yang sudah mulai terasa membuat kamu tidak nyaman, kamu dapat meminta dokter untuk melakukan pengobatan ringan, seperti:
-
Tetes mata akan digunakan sebagai pelumas, atau dengan air mata buatan.
-
Tetes mata vasokonstriktor.
-
Tetes mata steroid jangka pendek untuk meredakan peradangan.
Setelah dilakukan pengobatan tersebut, pengidapnya tetap disarankan untuk menjalani pemeriksaan mata secara berkala yang berguna untuk memantau perkembangannya.
Ketika penyakit ini sudah menjadi lebih parah, biasanya dokter akan merekomendasikan untuk melakukan operasi untuk mengangkat pterygium. Walau begitu, terdapat risiko yang mungkin terjadi, yaitu pterygium akan menjadi semakin agresif setelah operasi dilakukan.
Apabila operasi dilakukan, dokter akan mengangkat pterygium dan permukaan jaringan mata serta plasenta atau membran amniotik akan digunakan untuk mengisi bagian yang kosong. Apabila ruang yang kosong setelah pterygium dibiarkan kosong, pterygium berisiko kembali menyerang sebesar 50 persen.
Selain itu, karena memiliki potensi untuk menyebabkan komplikasi, operasi hanya dianjurkan dilakukan apabila penanganan lain terbukti tidak efektif dan penyakit tersebut telah mengancam penglihatan pengidapnya. Komplikasi yang dimaksud dapat berupa bekas luka dan goresan pada kornea, serta pandangan kabur akibat permukaan kornea yang tidak rata.
Setelah operasi dilakukan, pengidap akan diberikan obat-obatan yang berfungsi untuk menurunkan risiko terjadinya komplikasi dan mencegah pterygium terjadi kembali. Selain itu, mata kamu juga mungkin terasa kering dan iritasi setelah operasi. Kamu harus bertanya secara detail pada dokter tentang risiko apabila operasi tersebut gagal dan risiko tentang kehilangan penglihatan.
Pengidap pun harus terus melakukan pemantauan kondisi mata selama sekitar 1 tahun. Selain itu, pengidap direkomendasikan untuk mengenakan pelindung mata, supaya mata tidak terpapar sinar matahari langsung. Hal tersebut dilakukan supaya penyakit yang telah diangkat tersebut tidak timbul kembali suatu hari nanti.
Itu lah sedikit penjelasan mengenai cara mencegah dan mengobati pterygium. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal penyakit yang menyerang mata tersebut, kamu dapat bertanya dengan dokter dari Halodoc melalui Chat atau Voice/Video Call. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan