Ketahui Berbagai Faktor Risiko Hidrosefalus Sejak Dini

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   09 Agustus 2021
Ketahui Berbagai Faktor Risiko Hidrosefalus Sejak DiniKetahui Berbagai Faktor Risiko Hidrosefalus Sejak Dini

“Hidrosefalus atau penumpukan cairan dalam otak dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering pada bayi dan lansia. Memahami apa saja faktor risiko hidrosefalus sejak dini sangat penting, agar bisa lebih waspada akan penyakit ini.”


Halodoc, Jakarta - Tahukah kamu bahwa di dalam otak terdapat cairan yang disebut serebrospinal? Cairan ini punya fungsi yang penting bagi kesehatan otak, tetapi bila berlebihan seperti pada kasus hidrosefalus juga berbahaya. Jadi, penting untuk mengetahui apa saja faktor risiko hidrosefalus sejak dini. 

Pada kasus hidrosefalus, cairan berlebih yang menumpuk di otak dapat memunculkan tekanan, dan pembesaran ukuran kepala. Meski bisa terjadi pada siapa saja, hidrosefalus paling sering menyerang bayi dan lansia. Berikut ini pembahasan lengkapnya.

Baca juga: Enggak Cuma Anak-Anak, Orang Dewasa Bisa Alami Hidrosefalus

Memahami Faktor Risiko Hidrosefalus

Cairan serebrospinal sebenarnya diproduksi secara rutin oleh jaringan pelapis otak setiap harinya. Bila sudah tidak terpakai, cairan ini akan dibuang dari tubuh setelah diserap oleh pembuluh darah. 

Meski bermanfaat bagi kesehatan otak, tapi cairan serebrospinal juga bisa membahayakan otak bila jumlah cairan yang diproduksi lebih besar dibandingkan dengan yang dibuang. Kondisi inilah yang disebut dengan hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan serebrospinal yang berlebihan di dalam otak.

Ada banyak faktor risiko hidrosefalus yang perlu diketahui. Kondisi ini bisa terjadi sebagai bawaan lahir atau karena hal-hal lain. Pada kasus hidrosefalus bawaan lahir atau tidak lama setelah kelahiran, berikut ini faktor pemicunya:

  • Sistem saraf pusat yang bertugas menghambat aliran cairan serebrospinal berkembang abnormal.
  • Adanya perdarahan di ventrikel, misalnya karena kelahiran prematur.
  • Adanya infeksi di rahim selama hamil, misalnya rubella atau sifilis. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan pada jaringan otak janin.

Sementara itu, pada hidrosefalus yang terjadi pada semua kelompok umur, ada beberapa faktor risiko lain yang turut berkontribusi:

  • Adanya lesi atau tumor pada otak atau sumsum tulang belakang.
  • Adanya infeksi pada sistem saraf pusat, misalnya meningitis atau gondongan.
  • Perdarahan otak karena cedera kepala atau stroke.
  • Adanya cedera akibat benturan pada otak.

Baca juga: Ibu Hamil Terkena Penyakit Rubella, Apa Dampaknya?

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Hidrosefalus sebaiknya tidak dibiarkan saja, karena cairan serebrospinal akan terus bertambah, hingga ventrikel di dalam otak membesar dan menekan struktur serta jaringan otak di sekitarnya. Bila tidak segera ditangani, tekanan ini bisa merusak jaringan dan melemahkan fungsi otak.

Penyakit ini juga bisa menyebabkan gangguan perkembangan fisik maupun intelektual bila terjadi pada bayi. Belum lagi, bila penyakit tersebut menimbulkan komplikasi yang serius.

Sebaiknya, waspada terhadap ancaman hidrosefalus yang bisa terjadi, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Segera periksakan diri sendiri atau Si Kecil ke dokter bila melihat atau merasakan gejala-gejala hidrosefalus. Berikut gejala hidrosefalus pada balita dan orang dewasa:

  • Sakit kepala.
  • Mengalami gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda atau buram.
  • Pembesaran abnormal pada kepala.
  • Merasakan rasa ngantuk yang berlebihan.
  • Sulit untuk bangun dari tempat tidur.
  • Kejang.
  • Mual atau muntah.
  • Nafsu makan berkurang.
  • Koordinasi dan keseimbangan tubuh buruk.

Dengan mengetahui berbagai faktor risiko hidrosefalus sejak dini, kamu yang berisiko tinggi mengalami hidrosefalus diharapkan bisa lebih waspada dan melakukan penanganan secepat mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi yang serius.

Baca juga: Terserang Hidrosefalus, Bisakah Disembuhkan?

Bila kamu mengalami berbagai gejala hidrosefalus tersebut, jangan ragu untuk segera buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc. Dengan begitu, dokter dapat memeriksa dan melakukan tindakan pengobatan sesegera mungkin.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Hydrocephalus (Water on the Brain).
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Hydrocephalus.