Ketahui 3 Penanganan Demam Rematik pada Anak
Halodoc, Jakarta - Rentan terjadi pada anak-anak, demam rematik adalah penyakit peradangan yang dapat timbul akibat infeksi strep throat atau demam scarlet yang tidak mendapat pengobatan tepat. Demam ini terjadi karena infeksi bakteri Streptococcus. Bagaimana penanganan demam rematik pada anak?
Penanganan untuk demam rematik bertujuan untuk membasmi sisa bakteri Streptococcus, mengatasi gejala, mengendalikan peradangan, serta mencegah kambuhnya penyakit kembali. Beberapa jenis penanganan demam rematik yang dapat dianjurkan oleh dokter adalah:
-
Antibiotik. Dapat diresepkan oleh dokter untuk menyingkirkan sisa bakteri Streptococcus. Durasi pemberian antibiotik bergantung dari hasil pemeriksaan fisik oleh dokter, dan dokter juga dapat memberikan tatalaksana pencegahan untuk menghindari berulangnya demam reumatik.
-
Obat antiradang. Dokter dapat meresepkan obat antinyeri atau antiradang, untuk membantu mengurangi radang, demam, dan nyeri.
-
Obat anti kejang. Pada individu yang mengalami gerakan involunter, atau gerakan tubuh yang tidak dapat dikendalikan, dokter dapat meresepkan obat antikejang.
Baca juga: 3 Fakta Penting Mengenai Demam Scarlet
Perlu diingat bahwa pemberian obat-obatan tersebut memerlukan resep dokter. Diskusikan terlebih dahulu dengan dokter terkait jenis dan dosis obat lewat fitur Talk to a Doctor di aplikasi Halodoc. Lalu, jika sudah mendapat rekomendasi obat, kamu bisa memesannya juga melalui aplikasi Halodoc. Kapan dan di mana saja, obat akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam.
Waspadai Berbagai Gejala Demam Reumatik
Gejala demam reumatik dapat bervariasi dan berubah seiring progresivitas dari penyakit. Umumnya, gejala timbul sekitar 2-4 minggu setelah mengalami infeksi tenggorokan akibat Streptococcus. Tanda dan gejala dari demam rematik dapat berupa:
-
Nyeri pada sendi, sering kali terjadi di lutut, pergelangan kaki, siku, atau pergelangan tangan.
-
Nyeri pada satu sendi yang kemudian berpindah ke sendi lain.
-
Kemerahan, panas, atau bengkak pada sendi.
-
Benjolan kecil dan tidak nyeri di bawah kulit.
-
Nyeri dada.
-
Bunyi jantung tambahan.
-
Rasa lelah.
-
Kemerahan pada kulit dengan tepi yang tidak teratur, yang dapat rata atau meninggi.
-
Gerakan tubuh yang tiba-tiba dan tidak dapat dikendalikan, paling sering pada tangan, kaki, dan wajah.
-
Perilaku yang tidak umum, seperti tertawa atau menangis yang tidak sesuai situasi.
Jika anak menunjukkan beberapa gejala tersebut, segera periksakan kondisinya ke dokter. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.
Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Jenis-Jenis Demam Rematik
Mengapa Anak Bisa Kena Demam Rematik?
Seperti telah dijelaskan di awal, demam rematik dapat terjadi setelah adanya infeksi tenggorokan akibat dari bakteri Streptococcus grup A. Infeksi akibat bakteri ini dapat menyebabkan strep throat, dan juga demam scarlet. Namun, infeksi bakteri Streptococcus grup A pada kulit atau bagian tubuh lainnya jarang menyebabkan terjadinya demam rematik.
Hubungan antara infeksi Streptococcus dan demam reumatik hingga saat ini belum diketahui pasti. Namun, diketahui bahwa bakteri ini dapat memengaruhi sistem daya tahan tubuh. Hal ini karena bakteri Streptococcus mengandung protein yang serupa dengan yang ditemukan pada jaringan tertentu dalam tubuh.
Sel daya tahan tubuh yang berperan untuk menyasar bakteri tersebut dapat juga menyerang sel-sel tubuh tertentu, seperti jaringan pada jantung, sendi, kulit, dan sistem saraf pusat. Reaksi sistem daya tahan tubuh tersebut kemudian menyebabkan terjadinya peradangan.
Baca juga: Faktor Lingkungan Juga Dapat Sebabkan Demam Rematik
Selain itu, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya demam rematik adalah:
-
Riwayat keluarga. Beberapa orang memiliki gen tertentu yang membuat mereka lebih rentan untuk mengalami demam reumatik
-
Jenis bakteri Streptococcus. Beberapa jenis tertentu dari bakteri Streptococcus memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menyebabkan demam rematik dibandingkan jenis lainnya.
-
Faktor lingkungan. Lingkungan yang padat, sanitasi yang buruk, dan beberapa kondisi lainnya dapat menunjang transmisi atau penularan yang cepat dari bakteri Streptococcus. Dengan ini, risiko untuk terjadinya demam reumatik juga meningkat.
Referensi:
Mayo Clinic (Diakses pada 2019). Rheumatic fever
Medical News Today (Diakses pada 2019). Rheumatic fever: What you need to know
WebMD ( Diakses pada 2019). Understanding Rheumatic Fever -- the Basics
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan