Ketahui 2 Jenis Gangguan Pernapasan Croup pada Si Kecil
Halodoc, Jakarta - Salah satu penyakit yang sangat mudah menyerang Si Kecill adalah batuk, pilek, dan demam. Namun, yang paling sering mengganggu aktivitas Si Kecil adalah saat ia terserang batuk. Tidak sembarang batuk, Si Kecil juga rentan terkena infeksi yang membuat pernapasan terhalang dan biasanya disebut dengan croup.
Anak yang terserang croup akan mengalami pembengkakan pada laring, trakea, dan bronkus. Penyakit ini dapat menular, maka dari itu orangtua perlu meminta agar Si Kecil beristirahat terlebih dahulu dan tidak melakukan banyak aktivitas agar penyakit ini tidak menular ke teman-temannya.
Nah, menurut penyebab dan gejala croup, penyakit ini dibagi menjadi dua jenis yaitu Viral Croup dan Spasmodic Croup. Berikut ulasannya!
1. Viral Croup
Jenis pertama dari penyakit ini dinamakan viral croup. Penyebabnya adalah beberapa jenis virus seperti adenovirus, respiratory syncytial virus (RSV), atau virus campak. Namun umumnya croup disebabkan oleh virus parainfluenza. Penyebaran virus ini terjadi melalui udara yang dapat ia hirup. Selain itu, percikan air ludah melalui batuk dan bersin orang yang terinfeksi juga dapat menularkan penyakit inil. Oleh karena itu, pastikan agar Si Kecil selalu mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah beraktivitas dan menggunakan masker pelindung saat diperlukan.
Saat Si Kecil terjangkit croup jenis ini, maka gejala yang akan muncul adalah demam, pilek, dan batuk. Biasanya virus ini menyebar akibat salah satu anggota keluarga ada yang sedang menderita infeksi saluran pernapasan. Gejala penyakit ini umumnya ringan dan tidak menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan.
2. Spasmodic Croup
Berbeda dengan viral croup, spasmodic croup dapat terjadi secara mendadak pada Si Kecil. Biasanya serangan penyakit ini terjadi di malam hari, Si Kecil akan bangun akibat merasa sesak napas walaupun tanpa dibarengi dengan demam. Selain itu, jenis penyakit ini pun bukan diakibatkan oleh virus, melainkan karena adanya alergi atau asam lambung yang naik ke kerongkongan dan saluran pernapasan.
Si Kecil yang mengalami penyakit ini biasanya tidak akan menunjukkan gejala, namun saat malam hari datang suaranya akan menjadi serak dan suara napasnya menjadi semakin kasar. Biasanya kondisi Si Kecil akan membaik jika ia dibawa ke tempat terbuka. Kondisi semacam ini dapat terjadi selama berturut-turut, namun tidak perlu khawatir karena kondisi Si Kecil akan dapat segera membaik.
Lantas, kapan Si Kecil harus dibawa ke dokter?
Orangtua mungkin akan panik ketika mengetahui Si Kecil mengalami gejala seperti yang sebelumnya disebutkan. Orangtua dapat segera membawa Si Kecil ke dokter saat gejala yang muncul sebagai berikut:
-
Sesak napas yang cukup lama.
-
Sulit menelan.
-
Timbul suara berisik saat bernapas.
-
Bayi enggan disusui.
-
Si Kecil menjadi rewel.
Selain itu, Si Kecil dibawah usia 3 tahun pun akan mengalami gejala yang lebih berat akibat saluran pernapasan mereka masih tergolong kecil. Oleh karena itu, segeralah bawa Si Kecil ke dokter saat gejala croup sudah terlihat.
Pencegahan Croup
Karena penyakit ini lebih sering menyerang akan dengan rentang usia 3 hingga 5 tahun dan disebabkan oleh virus influenza, maka orangtua wajib mengajak Si Kecil menjaga kebersihannya. Minta Si Kecil untuk selalu membersihkan tangannya dengan sabun sebelum dan sesudah ia beraktivitas.
Ajarkan Si Kecil juga untuk tidak menempelkan tangan ke mulut, menghindari orang yang sedang sakit, dan ajarkan Si Kecil untuk menutup mulut dan hidung dengan siku lengan ketika bersin atau batuk untuk mengurangi risiko penularan ke orang lain.
Jaga selalu kesehatan Si Kecil dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Apabila Ibu ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit croup, tanyakan saja pada ahlinya dengan menggunakan aplikasi Halodoc melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga: