Vaksin Sinovac
Deskripsi Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac atau CoronaVac adalah vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinovac Biotech, sebuah perusahaan farmasi berbasis di China yang berkantor pusat di Beijing. Perusahaan tersebut berfokus secara khusus pada pengembangan dan pembuatan vaksin yang menargetkan pada penyakit menular pada manusia.
Ini adalah jenis vaksin yang tidak aktif, yang artinya vaksin tersebut menggunakan virus SARS-CoV-2 yang sudah mati, sehingga virus tidak bisa bereplikasi. Namun, penyuntikan vaksin tersebut tetap bisa memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus yang sudah tidak aktif ini dan menghasilkan antibodi untuk melawannya.
Vaksin Sinovac sudah divalidasi untuk Emergency Use Listing oleh World Health Organization (WHO) dan juga sudah mendapatkan izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI untuk penggunaan di Indonesia.
Obat pencegah virus corona ini bisa dokter berikan pada orang berusia 18 tahun ke atas sebagai vaksin primer, yaitu vaksin dosis 1 dan 2. Selain itu, sejak akhir 2021 lalu, vaksin ini juga bisa diberikan untuk anak usia 6-11 tahun.
Selain Sinovac, ada 10 Vaksin Corona yang Digunakan di Indonesia.
Manfaat Vaksin Sinovac
Manfaat vaksin Sinovac adalah untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2. Namun, perlu kamu ingat, vaksin COVID-19 tidak bisa sepenuhnya mencegah penyakit berbahaya tersebut.
Artinya, seseorang masih bisa terkena COVID-19 setelah mendapatkan vaksin. Namun, risiko terjadinya penyakit berat akibat infeksi tersebut lebih kecil.
Dosis Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac bisa kamu berikan sebanyak dua dosis (masing-masing 0,5 ml) dengan jeda waktu antara dosis pertama dan kedua adalah 28 hari. Anak-anak berusia 6 tahun hingga lansia berusia di atas 60 tahun boleh mendapatkan vaksin ini dengan catatan sedang berada dalam kondisi sehat.
Bagi lansia, dosis ketiga dari vaksin Sinovac juga bisa diberikan sebagai bagian dari perpanjangan seri primer. Vaksin dosis ketiga atau booster ini bisa diberikan 4-6 bulan setelah vaksin primer.
Cara Penggunaan Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac bisa dokter berikan melalui suntikan ke otot atau intramuskular. Namun, sebelum vaksinasi, kamu akan menjalani sejumlah pemeriksaan terlebih dahulu, seperti pemeriksaan suhu tubuh, tekanan darah, dan denyut nadi.
Bila suhu tubuh kamu di atas 37,5 derajat Celsius atau tekanan darah di atas 140/90 mmHg, maka pemberian vaksin mungkin perlu mengalami penundaan.
Bila semua tanda vital baik, vaksin Sinovac bisa langsung dokter atau petugas medis berikan. Area kulit akan dokter bersihkan terlebih dahulu dengan alkohol, baru kemudian vaksin disuntikkan ke dalam otot.
Untuk mengantisipasi terjadinya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang serius, orang yang sudah menerima vaksin perlu tinggal di tempat vaksinasi selama 30 menit sesudah vaksin. Bila tidak ada efek samping yang serius, penerima vaksin boleh pulang.
Bila kamu bertanya-tanya Bagaimana Cara Mendapatkan Vaksinasi COVID-19, kamu bisa baca penjelasannya di artikel tersebut.
Perhatian Penggunaan
Sebelum mendapatkan vaksin ini, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, antara lain:
- Jangan menggunakan vaksin Sinovac bila kamu memiliki alergi terhadap komponen dalam vaksin tersebut.
- Berbicaralah dahulu dengan dokter untuk memastikan kondisi kamu aman untuk menerima vaksin bila kamu mengidap kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung, diabetes, penyakit autoimun, penyakit ginjal, dan lain-lain.
- Beri tahu dokter bila kamu pernah terkena COVID-19 atau ada keluarga serumah yang sedang menjalani perawatan penyakit tersebut.
- Informasikan ke dokter bila kamu mengalami gejala infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), seperti batuk, pilek, atau sesak napas dalam satu minggu terakhir.
- Beri tahu dokter bila kamu memiliki kelainan darah.
- Informasikan juga pada dokter sedang menjalani cuci darah atau pernah menjalani transplantasi ginjal.
- Segera temui dokter bila kamu mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin Sinovac.
Efek Samping Vaksin Sinovac
Berikut adalah beberapa efek samping yang umum terjadi setelah pemberian vaksin Sinovac:
- Demam.
- Nyeri, kemerahan atau bengkak di area suntikkan.
- Kelelahan atau mengantuk.
- Sakit kepala.
- Batuk atau sakit tenggorokan.
- Nyeri otot atau nyeri sendi.
- Diare.
- Mual.
- Muntah.
Segera periksakan diri ke dokter bila efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau semakin parah. Segera temui dokter juga bila kamu mengalami reaksi alergi setelah menggunakan vaksin Sinovac.
Reaksi alergi tersebut, seperti kesulitan bernapas, jantung berdebar, pusing, ruam merah di sekujur tubuh, pembengkakan pada wajah dan tenggorokan.
Interaksi Vaksin Sinovac
Konsumsi obat imunosupresan, termasuk kortikosteroid, mungkin bisa menurunkan efektivitas vaksin ini. Oleh karena itu, beri tahu dokter mengenai semua obat-obatan yang kamu konsumsi, termasuk suplemen atau produk herbal, yang sedang kamu gunakan sebelum vaksinasi.
Penting juga untuk kamu catat, jangan mengonsumsi obat pereda nyeri atau pereda demam sebelum menerima vaksin COVID-19. Hal itu karena obat-obatan tersebut bisa memengaruhi respons imun terhadap vaksin. Bila kamu mengalami efek samping setelah vaksin, obat pereda nyeri aman untuk digunakan.
Kontraindikasi Vaksin Sinovac
Vaksin memiliki kontraindikasi untuk orang dengan riwayat alergi parah atau anafilaksis terhadap salah satu dari bahan vaksin COVID-19.
Bila kamu ingin bertanya-tanya mengenai vaksinasi COVID-19 atau mengalami gejala yang mirip gejala penyakit tersebut, jangan ragu untuk hubungi dokter di Halodoc✔️ dengan klik gambar di bawah ini.
Referensi:
World Health Organization. Diakses pada 2023. The Sinovac-CoronaVac COVID-19 vaccine: What you need to know.
Medical News Today. Diakses pada 2023. Sinovac COVID-19 vaccine: What are the side effects?
AARP. Diakses pada 2023. Do COVID-19 Vaccines Interfere With Common Prescription Drugs?
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan