Vaksin HPV
DAFTAR ISI
- Apa itu Vaksin HPV?
- Tujuan Vaksin HPV
- Cara Kerja Vaksin HPV
- Hubungi Dokter Ini untuk Info seputar Vaksin HPV
- Vaksin HPV Bisa di Rumah Pakai Halodoc
- Peringatan dan Larangan Vaksinasi HPV
- Prosedur Vaksin HPV
- Siapa Saja yang Tidak Disarankan untuk Vaksin HPV?
- Efek Samping Vaksin HPV
- Di Mana Melakukan Vaksin HPV?
Apa itu Vaksin HPV?
Vaksin HPV atau imuniasasi HPV adalah jenis vaksin yang melindungi tubuh manusia dari infeksi Human Papillomavirus (HPV). HPV merupakan kelompok lebih dari 200 virus, yang menyebar melalui kontak seksual langsung.
Dua jenis virus HPV menyebabkan kutil kelamin, dan banyak dari jenis HPV dapat menyebabkan jenis kanker tertentu. Misalnya, kanker serviks, anal, orofaringeal, penis, vulva, dan vagina.
World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk memasukkan vaksinasi HPV dalam program imunisasi dasar. Vaksin ini membantu untuk mencegah dan menurunkan kejadian kanker genital, khususnya kanker serviks, meskipun tidak dapat mengobati infeksi HPV secara keseluruhan.
Vaksin HPV menjadi rekomendasi bagi anak laki-laki maupun perempuan yang memasuki masa remaja. Selain itu, orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksinasi HPV atau baru menerima sebagian juga sebaiknya melakukan vaksin ini.
Tujuan Vaksin HPV
Vaksin HPV adalah vaksinasi yang berupaya menghentikan penyakit yang terjadi karena virus HPV (Human Papillomavirus). Virus ini dapat menyebabkan kutil kelamin, anus, kanker vagina, kanker vulva, kanker serviks, dan kanker vagina pada wanita.
Sementara itu, pada pria, virus HPV dapat menyebabkan kutil penis, kanker anus, dan kanker penis. Kanker mulut dan tenggorokan juga terkait dengan beberapa jenis virus HPV.
Vaksinasi HPV sendiri dapat mencegah beberapa jenis kanker, seperti kanker serviks, vagina, vulva, anus, penis, mulut, dan tenggorokan. Selain itu, mendapatkan vaksinasi ini juga membantu mencegah kutil kelamin.
Sementara itu, kelompok usia yang bisa mendapatkan vaksin ini, yaitu:
Anak-anak
Vaksin HPV akan bekerja lebih optimal apabila pemberiannya sebelum terkena virus HPV atau ketika masih usia anak dan belum berhubungan seksual secara aktif.
Inilah sebabnya, usia paling ideal untuk mendapatkan vaksin ini adalah mulai dari 9 sampai 14 tahun. Khusus untuk anak, pemberiannya sebanyak dua kali dengan interval antara 6 sampai 12 bulan.
Remaja dan dewasa
Selanjutnya, pemberian vaksin pada orang dewasa yang belum pernah mendapatkan atau belum menerima vaksin lengkap saat usia anak. Pemberiannya mulai dari remaja berusia 15 tahun sampai dewasa berusia 26 tahun.
Sementara itu, orang dewasa yang berusia antara 27 sampai 45 tahun juga dapat memperoleh vaksin ini. Namun, pastikan untuk berdiskusi dengan dokter lebih dahulu. Sebab, pemberian vaksin ini bisa untuk usia dewasa yang sudah aktif secara seksual atau menikah.
Meski begitu, vaksin HPV bukan menjadi pengganti kondom yang bisa memberikan perlindungan pada tubuh dari bahaya infeksi menular seksual seperti hepatitis B atau HIV/AIDS.
Lalu pemberian vaksin untuk usia remaja dan dewasa adalah 3 kali. Pemberian vaksin kedua adalah 1 sampai 2 bulan setelah vaksin pertama, dan vaksin ketiga setelah jeda 6 bulan dari vaksin kedua.
Nah, Ini Dokter yang Bisa Beri Info Seputar Vaksin HPV.
Cara Kerja Vaksin HPV
Di Indonesia, ada dua jenis vaksinasi kanker HPV yang membantu mencegah kanker serviks, bivalen dan tetravalen.
Vaksinasi bivalen mencakup dua virus HPV, tipe 16 dan 18, yang mampu mencegah kanker serviks.
Sementara itu, jenis tetravalen dari HPV memiliki empat virus yang berbeda, tipe 6, 11, 16, dan 18, Empat jenis virus dalam vaksinasi HPV berguna untuk melawan kanker serviks dan kutil kelamin.
Dosis tunggal vaksinasi HPV sudah cukup dalam mencegah kanker serviks. Oleh karena itu, pemerintah membuat kewajiban untuk vaksinasi HPV, terutama kepada perempuan.
Vaksin HPV Bisa di Rumah Pakai Halodoc
Vaksin HPV dapat mencegah terjadinya kanker serviks dan kanker penis. Untuk itu, sebaiknya segera lakukan vaksinasi HPV agar terhindar dari penyakit ini.
Nah, tak perlu antre di rumah sakit, ada cara lebih mudah untuk kamu mendapatkan vaksin HPV ini, lho!
Kamu bisa menggunakan layanan Home Lab Vaksinasi HPV Kuadrivalen (Gardasil) dari Halodoc untuk mendapatkan vaksinasi HPV Gardasil tanpa perlu ke luar rumah.
Berikut beberapa keunggulan melakukan lewat layanan Home Lab & Vaksinasi di Halodoc:
✔ Vaksinasi diberikan 100% oleh Dokter Khusus Vaksinasi. Ini Daftar Dokter yang Tangani Layanan Vaksin Home Lab Halodoc.
✔ Setelah vaksin diberikan, petugas medis akan melakukan observasi kondisi kesehatanmu untuk memastikan tidak ada efek samping yang berbahaya.
✔ Protokol kesehatan ketat.
✔ Partner resmi produsen vaksin internasional, sehingga vaksin terjamin keasliannya dan sudah terdaftar BPOM.
✔ Hemat waktu dan biaya.
✔ Tanpa biaya tambahan.
Selain itu, kamu juga bisa dapatkan Vaksin HPV Kuadrivalen (Gardasil) seharga Rp 999ribu/dosis dengan kode promo VAKSINHPV3 di Halodoc Home Lab.
Tunggu apa lagi? Yuk booking sekarang!
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Peringatan dan Larangan Vaksinasi HPV
Berikut peringatan dan larangan vaksinasi HPV yang wajib kamu ketahui:
1. Peringatan
- Seperti vaksin lainnya, vaksinasi HPV dapat memicu reaksi alergi. Jika memiliki riwayat alergi parah terhadap vaksin atau komponen vaksin lainnya, konsultasi dengan dokter sebelum vaksinasi.
- Vaksin HPV tetap memiliki risiko efek samping. Contoh efek samping ringan, yaitu nyeri di tempat suntikan, kemerahan, bengkak, demam ringan, sakit kepala, dan kelelahan.
- Kamu tetap perlu melakukan tes Pap smear secara rutin meski telah divaksin. Tes ini berguna untuk mendeteksi dini perubahan sel abnormal pada leher rahim.
- Meskipun sangat efektif dalam mencegah infeksi HPV yang menyebabkan kanker, vaksin HPV tidak 100% efektif. Oleh karena itu, tetap menjaga gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
2. Larangan
- Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, orang dengan alergi parah terhadap komponen vaksin HPV tidak boleh menerima vaksin ini.
- Wanita hamil umumnya tidak disarankan untuk menerima vaksin HPV. Namun, jika sedang merencanakan kehamilan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran yang tepat.
- Orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti sistem kekebalan tubuh yang lemah, mungkin perlu konsultasi dengan dokter sebelum vaksinasi.
Prosedur Vaksin HPV
Berikut prosedur pemberian vaksin HPV:
1. Sebelum prosedur
Sebelum mendapatkan vaksin, dokter memberikan pertanyaan yang berkaitan tentang riwayat kesehatan, alergi, pola hidup, dan aktivitas seksual.
Lalu, dokter akan memberikan penjelasan terkait keuntungan dan efek samping yang mungkin terjadi setelah melakukan vaksin.
Apabila pernah mendapatkan vaksin HPV, dokter akan bertanya mengenai waktu vaksin sebelumnya, dan apakah muncul reaksi alergi maupun efek samping setelahnya. Dengan begitu, pasien akan terhindar dari risiko efek samping maupun alergi.
2. Selama prosedur
Dokter akan memberikan vaksin HPV secara intramuskular atau melalui otot. Dua dosis vaksinasi HPV untuk anak dengan usia 9 sampai 13 tahun. Lalu, pemberian vaksin harus sebanyak tiga kali jika untuk remaja usia 16 sampai 18 tahun.
Mendapatkan vaksin HPV lebih baik mulai pada masa bayi, karena aktivitas seksual belum terjadi pada usia tersebut.
Ini agar kemungkinan pasien terkena virus lebih rendah dan vaksinasi HPV akan lebih efektif. Selain itu, pemberian vaksin ini harus sesuai dengan jadwal dan dosis agar dapat bekerja dengan baik.
3. Setelah prosedur
Setelah mendapatkan vaksin HPV, dokter akan menyarankan untuk istirahat sekitar 15 menit.
Hal ini bertujuan untuk tindakan antisipasi potensi terjadinya efek samping setelah vaksin.
Perlu kamu ketahui bahwa meski vaksin bisa mencegah terjadinya kanker serviks, kamu tetap wajib melakukan berbagai tindakan pencegahan lain. Ini termasuk:
- Tidak melakukan aktivitas seksual sebelum menikah atau usia remaja.
- Berhenti atau tidak merokok.
- Memakai kondom saat melakukan hubungan seksual.
- Tidak melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan.
- Rutin melakukan pap smear.
Siapa Saja yang Tidak Disarankan untuk Vaksin HPV?
Vaksin HPV tidak untuk wanita hamil atau orang yang sedang sakit berat. Selain itu, orang dengan alergi juga tidak boleh mendapatkan vaksin ini.
Terlebih jika memiliki alergi terhadap komponen vaksin apa pun atau dosis vaksin sebelumnya. Biasanya, orang dengan alergi terhadap ragi tidak boleh mengambil vaksin ini.
Efek Samping Vaksin HPV
Meski jarang terjadi, vaksin HPV bisa menimbulkan efek samping, seperti:
- Sakit kepala.
- Nyeri, bengkak, dan kemerahan pada area bekas suntikan.
- Tubuh lemas.
- Nyeri pada sendi atau otot.
- Demam.
Guna mencegah komplikasi serius dan membahayakan, pastikan untuk mendapatkan bantuan medis jika muncul keluhan berikut:
- Bibir, wajah, dan lidah membengkak.
- Gatal pada seluruh tubuh.
- Sesak napas.
- Jantung berdebar.
- Penglihatan berkunang-kunang dan pusing berputar.
- Mual dan muntah hebat.
Hubungi Dokter Ini untuk Info seputar Vaksin HPV
Apabila kamu masih ragu atau memiliki pertanyaan terkait vaksin HPV, kamu dapat menghubungi dokter di Halodoc.
Dokter tersebut dapat memberi berbagai informasi terkait vaksin HPV, seperti prosedur, cara kerja, hingga efek samping dari vaksin HPV.
Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
1. dr. Marsell Phang Sp.OG
Pertama, kamu bisa menghubungi dr. Marsell Phang Sp.OG yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada 2012 dan Universitas Sam Ratulangi pada 2018.
Ia saat ini berpraktik di Gresik, Jawa Timur, dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Berbekal pengalaman selama 12 tahun, ia mampu memberikan layanan konsultasi di Halodoc tentang berbagai informasi seputar vaksin HPV.
Dokter Marsell Phang Sp.OG juga bisa memberikan saran terkait program hamil, keluarga berencana, kesehatan kandungan, kehamilan berisiko tinggi dan penyakit kelamin.
Chat dr. Marsell Phang Sp.OG mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
Catat, Ini Syarat Vaksin HPV yang Wajib Diketahui sebelum melakukannya.
2. dr. Lucia Leonie Sp.OG
Kamu juga bisa menghubungi dr. Lucia Leonie Sp.OG. Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha pada 2011 dan Universitas Hasanuddin pada 2017.
Dokter Lucia Leonie Sp.OG saat ini berpraktik di Makassar, Sulawesi Selatan dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Dengan pengalaman selama 13 tahun yang ia miliki, dr. Lucia Leonie Sp.OG bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait informasi mengenai vaksin HPV.
Chat dr. Lucia Leonie Sp.OG mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
Sebelum melakukan vaksin, Ini Syarat Vaksin HPV yang Wajib Diketahui.
Itulah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi jika kamu memerlukan informasi vaksin HPV secara lebih lengkap.
Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar informasi yang didapat terjamin keakuratannya.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Di Mana Melakukan Vaksin HPV?
Kamu bisa menggunakan layanan Home Lab Vaksinasi HPV Kuadrivalen (Gardasil) dari Halodoc untuk mendapatkan vaksinasi HPV Gardasil tanpa perlu ke luar rumah.
Jadi, kapan saja kamu atau keluarga hendak mendapatkan vaksin ini, cukup pesan langsung melalui aplikasi.
Caranya, download dan buka layanan Home Lab, lalu, pilih menu Vaksinasi HPV Kuadrivalen (Gardasil).
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Kamu bisa klik gambar di bawah ini untuk melakukan pemesanan vaksin HPV di Halodoc Home Lab dengan lebih mudah.
Referensi:
Cancer. Diakses pada 2022. Human Papillomavirus (HPV) Vaccines.
CDC. Diakses pada 2022. Human Papillomavirus (HPV) Vaccination: What Everyone Should Know.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. HPV Vaccine.
Diperbarui pada 28 Juni 2024
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan