Trypophobia
DAFTAR ISI
- Apa Itu Trypophobia?
- Penyebab Trypophobia
- Faktor Risiko Trypophobia
- Gejala Trypophobia
- Riset Seputar Trypophobia
- Hubungi Psikiater/Psikolog Ini Jika Mengalami Trypophobia
- Diagnosis Trypophobia
- Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
- Pengobatan Trypophobia
- Komplikasi Trypophobia
- Pencegahan Trypophobia
Apa Itu Trypophobia?
Trypophobia adalah perasaan jijik atau ketakutan berlebihan saat melihat pola yang memiliki banyak lubang. Pola ini misalnya seperti sarang madu, spons atau bunga matahari.
Kondisi ini sebenarnya termasuk gangguan kecemasan terhadap suatu objek. Supaya tidak semakin parah, pengidap sebaiknya menjalani terapi secara berkala.
Penyebab Trypophobia
Para ahli mengatakan bahwa penyebab trypophobia sebenarnya tidak pasti. Satu teori mengatakan bahwa otak mengasosiasikan kumpulan lubang dengan bahaya.
Misalnya, kamu mungkin mengaitkan pola lubang kecil dengan kulit ular berbisa atau mata tarantula. Atau lubang tersebut mungkin mengingatkan kamu terhadap penyakit kulit atau ruam kulit.
Nah, beberapa contoh barang-barang yang diduga bisa memicu fobia ini, antara lain:
- Sarang tawon, buah stroberi, buah delima, semangka yang berbiji, lotus.
- Kulit ular, karang laut, kulit jeruk.
- Batang bambu, bunga matahari yang sudah layu, spons alami.
- Keju Swiss, roti dengan lubang-lubang, cokelat berpori.
- Kain dengan pola lubang-lubang kecil, spons mandi.
- Bata berlubang, batu karang buatan.
- Foto close-up dari sarang lebah, kulit jeruk, atau spons.
- Gambar-gambar abstrak dengan pola berulang yang menyerupai lubang-lubang.
- Video yang memperlihatkan proses pembentukan sarang lebah atau close-up pada permukaan yang berlubang.
- Kulit yang memiliki banyak tahi lalat atau bekas jerawat.
- Folikel rambut yang terlihat jelas, pori-pori kulit yang membesar.
Teori lain adalah bahwa otak menggunakan lebih banyak energi dan oksigen untuk memproses pola berlubang sehingga memicu perasaan tertekan.
Nah, kondisi tersebut sebenarnya juga bisa menjadi ciri obsessive compulsive disorder (OCD). Selain itu, ini Fakta Mengenai Trypophobia yang Perlu Diketahui.
Faktor Risiko Trypophobia
Meskipun penyebabnya belum pasti, terdapat sejumlah faktor yang membuat seseorang rentan mengalaminya:
1. Faktor genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan genetik untuk mengembangkan trypophobia. Jika ada riwayat keluarga dengan gangguan tersebut, seseorang mungkin lebih rentan mengalaminya.
2. Pengalaman traumatis
Memiliki pengalaman traumatis yang berkaitan dengan pola-pola berlubang atau berongga juga bisa menyebabkan seseorang mengalami fobia ini.
Misalnya, jika seseorang pernah mengalami gigitan serangga yang menyebabkan sensasi gatal atau infeksi, hal ini dapat memicu rasa takut terhadap pola-pola berlubang.
3. Pembelajaran dan persepsi
Pola-pola berlubang sering kali dikaitkan dengan sesuatu yang berbahaya atau menjijikkan dalam pikiran seseorang.
Apabila seseorang terus-menerus terpapar dengan asosiasi negatif tersebut, hal ini bisa membentuk persepsi negatif terhadap pola-pola berlubang. Alhasil, orang tersebut rentan mengalami trypophobia.
4. Perilaku peniruan
Pengamatan orang lain yang memiliki ketakutan terhadap pola-pola berlubang dapat memengaruhi seseorang untuk mengembangkan trypophobia.
Misalnya, jika seseorang melihat reaksi takut yang kuat dari orang lain terhadap gambar pola-pola berlubang, mereka dapat meniru perilaku tersebut dan mengembangkan ketakutan yang serupa.
5. Tingkat kecemasan dan sensitivitas
Seseorang yang memiliki tingkat kecemasan atau sensitivitas sensorik tinggi mungkin lebih rentan terhadap trypophobia.
Sebab, mereka cenderung mudah terangsang dengan visual yang intens atau berbeda dari yang biasa, termasuk pola-pola berlubang.
Gejala Trypophobia
Ada berbagai gejala yang bisa muncul ketika pegidapnya melihat objek yang memiliki pola berlubang, di antaranya:
- Panas dingin.
- Tersedak atau mulut kering.
- Napas cepat dan detak jantung.
- Perasaan jijik atau teror yang intens.
- Kulit pucat.
- Berkeringat banyak (hiperhidrosis).
- Mual.
- Gemetar atau gemetar.
Riset Seputar Trypophobia
Penelitian yang dirilis oleh jurnal Cognition and Emotion telah membandingkan reaksi emosional antara orang yang memiliki aversi terhadap gambar-gambar trypophobia dan yang tidak.
Hasil dari studi menunjukkan bahwa peserta dengan aversi terhadap trypophobia stimuli melaporkan gejala jijik yang lebih tinggi, disertai rasa takut dan kecemasan yang lebih tinggi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa rasa jijik memainkan peran utama dalam aversi terhadap gambar trypophobia.
Gejala yang ditemukan mirip dengan mekanisme penghindaran penyakit yang juga terlihat pada fobia hewan kecil, BII (Blood-Injection-Injury phobia), dan C-OCD (Contamination Obsessive-Compulsive Disorder).
Temuan ini membuka pemahaman lebih lanjut tentang mekanisme psikologis di balik trypophobia, sehingga para ahli bisa mengambil langkah penanganan yang tepat.
Fakta Unik
1. Trypophobia pertama kali dikenal secara luas setelah gambar berlubang viral di internet pada tahun 2005.
2. Walaupun dianggap sebagai fobia visual, trypophobia juga dapat dipicu oleh suara atau tekstur yang mirip dengan pola lubang.
Hubungi Psikiater/Psikolog Ini Jika Mengalami Trypophobia
Kamu bisa melakukan konseling ke psikolog atau psikiater di Halodoc jika mengidap trypophobia yang tidak terkendali dan sampai mengganggu aktivitas.
Berikut ini terdapat beberapa psikiater dan psikolog yang sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Mariati Sp.KJ
- Munazilah S.Psi, M.Psi
- Dina Zhafarina M.Psi
Itulah berbagai daftar psikiater/psikolog yang bisa kamu hubungi untuk melakukan konseling seputar trypophobia.
Tak perlu khawatir jika psikiater/psikolog sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Diagnosis Trypophobia
American Psychiatric Association (APA) tidak memasukan tipe fobia ini sebagai kelainan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental.
Pasalnya, kondisi ini seringkali hanya menimbulkan ketidaknyamanan dan tidak melemahkan.
Karena tidak dikenali sebagai kelainan atau masalah kesehatan mental, tidak ada kriteria yang bisa menetapkan seseorang terdiagnosis trypophobia ini.
Namun, ada tes trypophobia online yang bertujuan untuk penelitian saja.
Tes ini bisa menentukan apakah kamu mengalami ketakutan ini. Langkah-langkahnya yaitu:
- Menampilkan berbagai gambar masing-masing selama satu hingga delapan detik. Beberapa gambar memiliki pola atau kumpulan lubang, sementara beberapa lainnya tidak.
- Meminta pasien memperkirakan berapa lama bisa melihat setiap gambar.
- Membandingkan perkiraan pasien untuk melihat gambar trypophobic dan gambar netral (yang tidak berlubang). Kemudian, pasien akan dinilai berdasarkan rasio pada akhir pengujian.
- Rasio yang lebih tinggi dari dua dapat mengindikasikan trypophobia.
Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
Kamu juga bisa melakukan tes-tes sederhana secara mandiri di Halodoc apabila merasakan tanda-tanda masalah kesehatan mental.
Nah, berikut beberapa tes kesehatan mental yang bisa kamu coba:
Cek Stres
Tes sederhana untuk mengukur tingkat stres yang kamu rasakan akibat padanya kegiatan sehari-hari atau karena kondisi lainnya.
Tes Depresi
Ini adalah tes yang akan mengukur tingkat depresi yang kamu alami. Tes ini singkat dan valid secara ilmiah serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Dalam tes ini terdapat 9 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Tes Gangguan Kecemasan
Ini adalah tes gangguan kecemasan dengan tes Generalized Anxiety Disorder-7. Ini adalah tes yang singkat dan valid secara ilmiah, serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Dalam tes ini terdapat 7 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Jangan lakukan self diagnosis terhadap kondisi yang sedang kamu rasakan!
Kamu bisa mencoba tes di atas atau menghubungi rekomendasi psikiater/psikolog di Halodoc untuk mendapat penjelasan yang lebih akurat.
Pengobatan Trypophobia
Apabila kondisi ini mengganggu aktivitas sehari-hari, kemungkinan kamu perlu mendapatkan terapi, seperti:
1. Terapi Paparan (Exposure Therapy)
Terapi paparan adalah metode medis di mana pasien secara bertahap dihadapkan pada ketakutannya.
Dalam konteks trypophobia, pasien akan diperlihatkan gambar atau objek dengan pola berlubang, yang bertujuan untuk membiasakan pasien dan mengurangi respons berlebihan saat melihat pola tersebut.
2. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Terapi perilaku kognitif, atau CBT, juga dapat digunakan untuk mengatasi trypophobia.
Terapi ini membantu pasien mengubah pola pikir mereka ketika menghadapi masalah, seperti ketakutan terhadap pola lubang yang dialami oleh penderita trypophobia.
Ketahui lebih lanjut tentang Jenis-jenis Terapi Kognitif Berdasarkan Keluhannya berikut ini.
3. Penggunaan Obat Tertentu
Jika pasien mengalami gejala yang cukup parah, seperti serangan panik, dokter mungkin akan meresepkan obat penenang dan antidepresan. Namun, metode ini jarang digunakan oleh dokter.
Lantas, Kapan Pengidap Trypophobia Perlu Terapi?
Komplikasi Trypophobia
Dalam situasi ekstrem, trypophobia dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja, bersekolah, atau bersosialisasi. Dalam kasus yang parah, fobia ini bisa menyebabkan:
- Depresi.
- Peningkatan stres dan lekas marah.
- Insomnia atau masalah tidur.
- Serangan panik.
Pencegahan Trypophobia
Meskipun tidak ada cara yang pasti untuk mencegah fobia ini, terdapat beberapa tips yang bisa kamu coba untuk mengatasi gejalanya:
1. Edukasi
Pelajari lebih lanjut tentang trypophobia dan pahami bahwa ketakutan tersebut tidak berbahaya atau tidak rasional. Hal ini bisa sangat membantu mengurangi kecemasan.
Dengan mengetahui fakta-fakta tersebut, kamu dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ini.
2. Terapi perilaku kognitif
Mengikuti sesi terapi perilaku kognitif juga bisa membantu pengidap. Lewat terapi ini, psikiater bisa mengidentifikasi pola pikir negatif dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif.
Alhasil, pasien bisa mengubah perilaku yang terkait dengan ketakutan tersebut.
3. Relaksasi dan teknik pernapasan
Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau teknik pernapasan juga bisa mengurangi kecemasan dan ketegangan saat berhadapan dengan pemicu fobia.
Latihan ini bisa membuat pengidapnya tenang dan bisa mengontrol respons emosional.
4. Menghindari pemicu
Apabila kamu mengetahui hal-hal yang bisa memicu fobia, seperti gambar-gambar dengan pola berlubang, cobalah untuk menghindarinya sebisa mungkin.
5. Dukungan sosial
Mencari dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan yang memahami fobia ini juga bisa membantu kamu dalam mengatasi kecemasan dan memberikan rasa nyaman.
Berbagi pengalaman dengan orang lain yang mengalami hal serupa juga bisa membantu kamu merasa lebih terhubung dan mendapatkan strategi yang tepat untuk mengatasinya.
6. Menggunakan teknik desensitisasi
Cara ini dilakukan dengan memaparkan langsung dengan pemicu fobia dengan bantuan psikiater.
Dalam sesi terapi yang terarah, kamu akan diperkenalkan secara perlahan kepada gambar atau objek yang memicu ketakutan.
Tujuannya untuk membiasakan diri dengan stimulus tersebut dan mengurangi respons negatif.