Trauma
DAFTAR ISI
- Apa Itu Trauma?
- Penyebab Trauma
- Faktor Risiko Trauma
- Gejala Trauma
- Hubungi Psikolog atau Psikiater Ini Jika Mengalami Gejala Trauma
- Diagnosis Trauma
- Pengobatan Trauma
- Komplikasi Trauma
- Pencegahan Trauma
Apa Itu Trauma?
Trauma adalah respons emosional tubuh terhadap peristiwa mengerikan seperti kecelakaan, pemerkosaan atau bencana alam. Ini juga bisa terjadi sebagai respons terhadap peristiwa yang membahayakan fisik atau emosional.
Kondisi ini bisa muncul setelah kejadian maupun dalam jangka panjang. Ini tergantung dari jenis yang dialami. Adapun jenisnya, yaitu:
- Akut. Ini terjadi setelah peristiwa yang membahayakan keselamatan.
- Kronis. Ini terjadi setelah paparan peristiwa berulang dan berkepanjangan. Contohnya seperti pelecehan anak, intimidasi atau KDRT.
- Kompleks. Ini terjadi setelah paparan peristiwa traumatis.
Penyebab Trauma
Trauma emosional dan psikologis merupakan gangguan yang muncul setelah peristiwa menegangkan.
Ada berbagai penyebab yang bisa memengaruhi individu dengan beragam cara. Beberapa hal yang bisa menyebabkannya, yaitu:
- Kecelakaan lalu lintas, kecelakaan industri, atau kecelakaan lainnya dapat menyebabkan trauma fisik dan psikologis.
- Pengalaman kekerasan fisik, pelecehan seksual, pelecehan verbal, atau kekerasan rumah tangga dapat menyebabkan trauma psikologis yang serius. Trauma Psikologis Bisa Sebabkan Amnesia, Ini Penjelasannya.
- Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, badai, atau kebakaran besar dapat menyebabkan kondisi ini akibat kehilangan harta benda, kehancuran, atau bahkan cedera fisik.
- Individu yang terlibat dalam konflik bersenjata atau perang, baik sebagai korban atau pelaku, berisiko mengalami trauma perang.
- Kematian seseorang yang dicintai secara mendadak atau tragis bisa menjadi penyebab kondisi ini.
- Kecelakaan atau cedera serius di tempat kerja dapat menyebabkan trauma fisik dan emosional.
- Pengalaman seperti kegagalan dalam hubungan, karier, atau kehidupan pribadi.
- Ketidakamanan finansial yang ekstrem, seperti kebangkrutan atau kehilangan pekerjaan, dapat memicu stres yang berujung pada kondisi ini.
- Tingkat kekerasan yang tinggi di lingkungan masyarakat, termasuk terorisme dan konflik bersenjata di wilayah tertentu, dapat menyebabkan trauma kolektif.
- Pengalaman ketidakamanan, diskriminasi, atau pelecehan rasial, gender, atau seksual.
- Mengalami hal yang mengancam rasa aman, seperti perampokan atau pelecehan di tempat umum.
Faktor Risiko Trauma
Adapun faktor pemicu kondisi ini, antara lain:
- Mengalami trauma yang intens atau bertahan lama.
- Pernah mengalami trauma di masa lalu, seperti pelecehan saat kanak-kanak.
- Memiliki pekerjaan yang meningkatkan risiko traumatis, seperti anggota militer dan responden pertama.
- Mengidap masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi.
- Mempunyai masalah dengan penyalahgunaan zat, seperti konsumsi alkohol berlebihan atau menggunakan narkoba.
- Kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan.
- Memiliki keluarga dengan gangguan mental seperti kecemasan atau depresi.
Gejala Trauma
Gejala trauma berkisar dari ringan sampai berat. Ini ditandai dengan:
- Penyangkalan.
- Marah.
- Takut berlebihan.
- Malu.
- Kebingungan.
- Kecemasan berlebihan.
- Depresi.
- Keputusasaan.
- Cepat marah.
- Sulit berkonsentrasi.
- Sulit mengatasi perasaan sendiri.
- Menarik diri dari kehidupan sosial.
Sementara gejala fisik ditandai dengan:
- Sakit kepala.
- Gangguan pencernaan.
- Lelah berlebihan.
- Jantung berdebar.
- Berkeringat.
- Merasa gelisah.
- Selalu waspada.
- Kesulitan tidur.
Hubungi Psikolog atau Psikiater Ini Jika Mengalami Gejala Trauma
Segera hubungi psikolog atau dokter apabila kamu atau keluarga terdekat mengalami tanda-tanda kondisi ini, terutama jika telah mengalami situasi traumatis.
Tujuannya agar efek kondisi ini tidak kian memburuk hingga memengaruhi kesehatan fisik maupun mental.
Kamu juga bisa curhat atau tanya dokter dan psikolog di Halodoc mengenai cara mengatasi trauma yang kamu miliki.
Nah, berikut ini terdapat beberapa rekomendasi psikolog dan psikiater yang bisa kamu hubungi.
Mereka ini sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- Munazilah S.Psi, M.Psi
- Yolanda Candra Arintina M.Psi
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
Itulah berbagai psikolog dan psikiater yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan saran penanganan masalah mental yang tepat.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi psikolog atau psikiater di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Trauma
Mendiagnosis kondisi ini melibatkan evaluasi secara menyeluruh tentang pengalaman dan gejala individu.
Berikut adalah beberapa tahapannya:
1. Wawancara
Psikolog atau psikiater pertama-tama akan melakukan wawancara dengan individu yang diduga mengalami trauma.
Wawancara ini akan mencakup pertanyaan tentang pengalaman masa lalu, perasaan, dan reaksi individu terhadap pengalaman tersebut.
Terkadang informasi dari orang terdekat individu yang mengalami trauma dapat membantu dalam proses diagnosis.
2. Evaluasi gejala
Selanjutnya, mereka akan mulai mengevaluasi gejala yang pasien alami. Gejala trauma dapat mencakup flashbacks (pengalaman mengulang pengalaman traumatis), rasa takut, stres berlebihan, kesulitan tidur, gangguan makan, dan gejala fisik lainnya.
3. Kriteria diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis, psikiater akan menggunakan kriteria diagnostik yang ada dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) atau panduan lain yang berlaku.
Fungsinya untuk menentukan apakah pasien tersebut memenuhi kriteria untuk gangguan stres pascatrauma (PTSD) atau gangguan lain terkait trauma.
4. Pemeriksaan fisik dan psikologis
Dalam beberapa kasus, dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik untuk menyaring masalah fisik yang dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan trauma, seperti gangguan saraf atau hormonal.
Tes psikologis seperti tes PTSD atau tes lainnya dapat dokter gunakan untuk membantu dalam diagnosis.
5. Meninjau riwayat kesehatan mental
Dokter juga akan menilai sejarah kesehatan mental individu, termasuk apakah mereka memiliki riwayat gangguan stres pascatrauma atau masalah kesehatan mental lainnya.
Pengobatan Trauma
Prosedur pengobatan akan tergantung pada tingkat keparahan gejala yang pengidapnya alami. Adapun prosedur pengobatan yang umum dilakukan, antara lain:
1. Psikoterapi
Terapi perilaku kognitif (CBT) dilakukan guna mengevaluasi pikiran dan perasaan yang terkait dengan kondisi ini. Terapi efektif dalam membantu mengatasi pikiran negatif dengan yang lebih
2. Terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing)
Terapi EMDR menggunakan gerakan mata atau stimuli sensorik lainnya untuk membantu seseorang memproses pengalaman traumatis.
Fungsinya membantu mengurangi gejala PTSD dan membantu individu mengintegrasikan pengalaman trauma ke dalam kehidupan mereka.
3. Terapi Eksposur
Dokter akan menghadapkan individu pada ingatan atau situasi yang terkait dengan kondisi ini secara terkontrol dan aman.
Tujuannya membantu seseorang mengurangi rasa takut dan kecemasan terhadap pengalaman tersebut.
4. Terapi Trauma Berfokus
Perawatan ini dirancang khusus untuk individu yang mengalami kondisi ini.
Terapis akan bekerja dengan klien untuk mengidentifikasi dan memproses pengalaman traumatis, membantu mengatasi gejalanya seperti flashbacks dan rasa takut, serta membantu klien mengembangkan strategi koping yang sehat.
Selain itu, yuk kenali lebih lanjut Metode yang Dilakukan dalam Trauma Healing.
5. Terapi Kelompok
Perawatan ini melibatkan sekelompok individu yang mengalami trauma yang bekerja sama dalam sesi terapi yang dipandu oleh seorang terapis.
Cara ini bisa memberikan dukungan sosial, pengertian, dan perasaan bahwa mereka tidak sendirian dalam mengatasi kondisi ini.
6. Obat-obatan
Adapun jenis obat yang perlu pengidapnya konsumsi guna menurunkan intensitas keparahan gejala, di antaranya:
- Antidepresan. Ini termasuk serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti Paxil (paroxetine) dan Zoloft (sertraline).
- Obat anti-kecemasan. Ini termasuk benzodiazepin seperti Valium (diazepam) dan Ativan (lorazepam).
Komplikasi Trauma
Adapun komplikasi yang bisa pengidapnya alami, yaitu:
- Depresi dan kecemasan.
- Kecanduan alkohol dan narkoba.
- Mengalami gangguan makan.
- Pikiran atau tindakan bunuh diri.
Pencegahan Trauma
Tidak semua situasi traumatis dapat kamu hindari. Sebab, pengalaman trauma mungkin terjadi secara tidak terduga.
Meskipun begitu, berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu dalam mencegah atau mengurangi risikonya:
1. Prioritaskan keamanan
Selalu prioritaskan keamanan pribadi maupun oragn terdekat. Misalnya, seperti menjaga diri dari situasi berbahaya, menghindari tempat atau lingkungan yang dapat menimbulkan risiko, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi diri sendiri.
2. Perhatikan kesehatan mental
Kamu juga perlu memperhatikan kesehatan mentalmu. Caranya bisa dengan berbicara dengan terapis atau konselor, bermeditasi, berolahraga, dan mengelola stres. Hal ini bisa membantu lebih tahan terhadap kondisi ini.
3. Patuhi panduan keamanan lalu lintas
Selalu patuhi peraturan lalu lintas dan berhati-hatilah saat berkendara. Ini termasuk mengenakan sabuk pengaman, tidak mengemudi dalam keadaan mabuk, dan menghindari pengemudi yang mengemudi sembrono.
4. Keamanan di tempat kerja
Jika kamu bekerja di tempat yang berisiko, pastikan untuk mengikuti prosedur keamanan yang ditetapkan, menggunakan peralatan pelindung yang sesuai, dan melaporkan situasi berbahaya kepada atasan.
5. Jaga kesehatan fisik
Selanjutnya, kamu juga perlu menjaga kesehatan fisik dengan pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan menjalani pemeriksaan kesehatan rutin.
Kondisi fisik yang baik dapat membantu lebih tahan terhadap trauma fisik.
6. Berlatih untuk melindungi diri
Pelajari cara melindungi diri dalam situasi berbahaya. Caranya bisa dengan mengikuti pelatihan keamanan pribadi atau keamanan di tempat kerja.