Toxic Shock Syndrome
Pengertian Toxic Shock Syndrome
Toxic shock syndrome (TSS) merupakan komplikasi langka yang mengancam jiwa dari jenis infeksi bakteri tertentu. Biasanya toxic shock syndrome terjadi akibat toksin yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (staph). Namun, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri Streptokokus grup A (strep).
Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, termasuk pria, anak-anak dan wanita pascamenopause. Kondisi ini bisa terjadi akibat faktor risiko tertentu. Misalnya luka pada kulit, menjalani prosedur pembedahan, dan penggunaan tampon serta perangkat lain.
Penyebab Toxic Shock Syndrome
TSS disebabkan karena keracunan oleh salah satu dari beberapa exotoxins Staphylococcus aureus. Racun yang paling sering terlibat termasuk TSS toksin tipe-1 (TSST-1) dan Staphylococcal enterotoxin B.
Faktor Risiko Toxic Shock Syndrome
Sindrom ini dapat menyerang siapa saja. Hampir sebagian kasus penyakit ini berkaitan dengan bakteri stafilokokus yang terjadi pada wanita usia menstruasi. Sementara itu sisanya terjadi pada wanita yang lebih tua, pria, dan anak-anak. Namun, sebenarnya orang dari segala usia juga dapat mengalami kondisi ini.
Faktor risiko terjadinya kondisi ini yaitu:
- Memiliki luka atau luka bakar pada kulit.
- Baru saja menjalani operasi.
- Menggunakan tampon superabsorben atau menstrual cup.
- Memiliki infeksi virus, seperti flu atau cacar air.
Gejala Toxic Shock Syndrome
TSS masuk kategori penyakit langka dan dapat mengancam nyawa pengidapnya jika tidak segera ditangani dengan tepat. Gejala TSS terjadi secara mendadak dan langsung membuat kondisi tubuh memburuk, seperti:
- Demam tinggi hingga 39 derajat Celsius.
- Gejala mirip flu seperti sakit kepala, meriang, sakit tenggorokan, batuk.
- Otot terasa kaku.
- Diare.
- Tekanan darah rendah.
- Mual dan muntah.
- Mata, bibir, dan lidah memerah.
- Kejang-kejang.
- Sulit bernapas.
- Ruam di kulit yang menyebar seperti luka bakar.
Diagnosis Toxic Shock Syndrome
Dokter mungkin akan melakukan diagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik dan gejala yang dialami pengidap. Diagnosis dapat dilakukan melalui:
- Tes darah atau urin untuk memeriksa bakteri.
- Tes darah untuk memeriksa fungsi hati dan ginjal.
- Tes CBC (hitung darah lengkap) untuk jumlah sel darah putih atau penurunan trombosit.
- Mengambil swab sel dari serviks, vagina, dan tenggorokan.
- Menganalisis sampel untuk bakteri yang menyebabkannya.
- Studi koagulasi untuk mengevaluasi kemampuan pembekuan darah.
PengobatanToxic Shock Syndrome
Toxic shock syndrome adalah keadaan darurat medis. Beberapa orang dengan kondisi ini harus menjalani rawat inap di unit perawatan intensif selama beberapa hari. Kemudian dokter akan memberi hidrasi intravena (IV) air, elektrolit, dan glukosa (kristaloid). Hal ini untuk membantu tubuh melawan infeksi bakteri di tubuh dan mengatasi dehidrasi.
Selanjutnya, dokter kemungkinan akan memberikan antibiotik yang sesuai dengan kasus spesifik. Perawatan lain yang mungkin juga diberikan yaitu:
- Obat untuk menstabilkan tekanan darah.
- Suntikan gamma globulin untuk menekan peradangan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
- Debridement bedah, yang pengangkatan jaringan dalam yang terinfeksi.
Komplikasi Toxic Shock Syndrome
Penyakit ini adalah kondisi medis yang mengancam jiwa. Dalam beberapa kasus, toxic shock syndrome dapat mempengaruhi organ utama dalam tubuh. Jika tidak diobati, komplikasi yang berkaitan dengan penyakit ini meliputi:
- Gagal hati.
- Gagal jantung.
- Gagal ginjal.
- Koagulopati, yang muncul dengan tanda-tanda, seperti memar, perdarahan berkepanjangan, ruam, darah dalam urin atau tinja, atau pendarahan dari gusi.
Pencegahan Toxic Shock Syndrome
Kondisi ini dapat dicegah dengan:
- Mengganti tampon, pembalut, atau menstrual cup setiap 4 atau 8 jam sekali.
- Cuci tangan setelah mengganti tampon atau pembalut.
- Saat mengalami luka bakar atau luka terbuka karena benda tajam, rawatlah dengan baik, dan pastikan tidak mengalami infeksi.
- Cuci tangan sesering mungkin untuk mengurangi bakteri di tangan.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika terdapat gejala seperti di atas, segeralah bawa ke unit gawat darurat. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat janji medis dengan dokter pilihan di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!