Toksoplasmosis
Pengertian Toksoplasmosis
Toksoplasmosis merupakan infeksi pada manusia yang ditimbulkan oleh parasit Toxoplasma gondii atau T. gondii, yang keberadaannya cukup umum di seluruh dunia. Jika parasit tersebut menyerang orang dewasa, biasanya sistem imun yang mereka miliki bisa langsung melawan infeksi. Selain itu, orang dewasa dengan tingkat kesehatan baik mungkin tidak memerlukan perawatan medis apa pun untuk sembuh dari serangan toksoplasmosis.
Sayangnya, kebanyakan orang yang terjangkit toksoplasmosis tidak akan menunjukkan gejala-gejala tertentu. lebih parahnya lagi, untuk bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi dan untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah, toksoplasmosis dapat menyebabkan komplikasi serius. Berita baiknya, jika sudah terinfeksi dan berhasil sembuh, maka pengidap akan memiliki kekebalan terhadap toksoplasmosis seumur hidup.
Berdasarkan jenisnya, perlu diketahui bahwa toksoplasmosis terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Toksoplasmosis okular. Merupakan infeksi bakteri T. gondii pada mata.
- Jenis toksoplasmosis kongenital. Penyakit yang terjadi pada janin yang terinfeksi Toxoplasma gondii, parasit protozoa, yang ditularkan dari ibu ke janin.
- Toksoplasmosis serebral. Infeksi bakteri T. gondii yang menyerang otak.
Penyebab Toksoplasmosis
Infeksi toksoplasmosis disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma gondii (T. gondii). Parasit T. gondii dapat ditemukan pada kotoran kucing yang terinfeksi, serta daging binatang yang terinfeksi. Parasit T. gondii umumnya berkembang biak pada kucing liar dan peliharaan, maka beberapa jenis hewan tersebut diduga menjadi inang utamanya. Namun, kucing- kucing yang terinfeksi parasit T. gondii biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala tertentu.
Perlu diketahui bahwa parasit T. gondii mampu bertahan sampai beberapa bulan hidup di tanah atau air. Ada beberapa cara parasit tersebut masuk ke tubuh manusia, yaitu:
- Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang tidak dicuci atau minum air yang terkontaminasi kotoran kucing.
- Memasukkan tangan yang terkontaminasi tanah atau kotoran kucing ke mulut.
- Mengonsumsi daging mentah atau setengah matang.
- Menggunakan peralatan yang telah terkontaminasi dengan daging hewan yang terinfeksi, seperti pisau, gunting, dan talenan bekas daging mentah terinfeksi.
- Meminum susu kambing yang belum dimasak dan terinfeksi atau jenis produk lain yang terbuat darinya.
- Menerima transplantasi organ atau transfusi darah yang terinfeksi. Dalam kasus yang jarang terjadi, toksoplasmosis dapat ditularkan melalui transplantasi organ atau transfusi darah.
Ketika seseorang terinfeksi T. gondii, parasit membentuk kista yang dapat mempengaruhi hampir semua bagian tubuh. Sering kali bagian tubuh yang terpengaruh adalah otak dan jaringan otot dari berbagai organ, termasuk jantung.
Jika seseorang sehat secara menyeluruh, sistem kekebalan sebenarnya dapat menjaga parasit tetap terkendali. Parasit akan tetap berada di tubuh dalam keadaan tidak aktif, dan memberi kekebalan seumur hidup sehingga tubuh tidak dapat terinfeksi parasit lagi. Namun, jika sistem kekebalan melemah akibat penyakit atau obat-obatan tertentu, infeksi dapat diaktifkan kembali, yang menyebabkan komplikasi serius.
Faktor Risiko Toksoplasmosis
Siapa pun dapat terinfeksi toksoplasmosis, karena parasit ini dapat ditemukan di seluruh dunia. Namun, seseorang lebih berisiko mengalami masalah kesehatan serius akibat infeksi toksoplasmosis jika:
- Mengidap HIV/AIDS
Banyak orang dengan HIV/AIDS juga terserang toksoplasmosis. Hal ini dapat diakibatkan oleh infeksi baru atau infeksi lama yang telah diaktifkan kembali.
- Sedang menjalani kemoterapi
Kemoterapi mempengaruhi sistem kekebalan, sehingga sulit bagi tubuh untuk melawan infeksi kecil sekalipun.
- Menggunakan steroid atau obat imunosupresan lainnya
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kondisi non-ganas tertentu menekan sistem kekebalan tubuh dan membuat seseorang lebih mungkin mengembangkan komplikasi toksoplasmosis.
- Sedang hamil
Tanpa vaksinasi TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes) toksoplasmosis dapat menyebabkan keguguran. Bahkan, jika infeksinya menyebar ke bayi yang dikandung, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius. Terutama jika seorang ibu tertular toksoplasmosis di awal kehamilan.
Gejala Toksoplasmosis
Toksoplasmosis tidak selalu menimbulkan gejala pada pengidapnya. Sebab, sistem kekebalan tubuh sering mencegah T. gondii mempengaruhi tubuh. Meski begitu, pada manusia sehat, toksoplasmosis juga dapat menimbulkan gejala umum seperti flu:
- Pegal-pegal.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Sakit kepala.
- Demam.
- Kelelahan.
Sementara itu, gejala akan berbeda pada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah. Misalnya seperti pengidap HIV atau AIDS, individu yang menjalani kemoterapi, dan penerima transplantasi organ. Berikut adalah gejalanya:
- Sakit kepala.
- Kebingungan atau disorientasi.
- Koordinasi tubuh yang buruk.
- Kejang.
- infeksi paru-paru.
Seseorang dengan toksoplasmosis mungkin juga mengalami masalah penglihatan, karena parasit dapat menginfeksi mata (toksoplasmosis okular). Toksoplasmosis okular dapat menyebabkan gejala berikut pada mata:
- Penurunan penglihatan.
- Pandangan yang kabur.
- Kemerahan.
- Rasa sakit, terutama saat terkena cahaya terang.
Jika seorang wanita terinfeksi T. gondii selama kehamilan, ia berisiko menularkan infeksi ke bayinya yang baru lahir (toksoplasmosis kongenital). Pada awal kehamilan, hal ini dapat menyebabkan kematian janin, tetapi bayi yang lahir dengan parasit biasanya mengalami gejala berikut:
- Kejang.
- Pembesaran limpa.
- Pembesaran hati.
- Penyakit kuning atau jaundice.
- Infeksi mata parah.
Paling sering, bayi tidak menunjukkan gejala saat lahir. Namun, banyak yang terus mengembangkan gejala toksoplasmosis, seperti gangguan pendengaran, masalah perkembangan mental, atau infeksi mata.
Diagnosis Toxoplasmosis
Untuk memastikan apakah seseorang mengalami penyakit ini, maka bisa dilakukan tes darah guna mengetahui kadar antibodi tubuh terhadap parasit T. gondii. Namun, pelaksanaan tes ini bisa saja dilakukan saat tubuh belum membentuk antibodi terhadap parasit ini, sehingga seseorang dinyatakan negatif. Oleh karena itu, diperlukan tes ulang beberapa minggu kemudian.
Jika seseorang memang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh, maka diperlukan pemindaian MRI guna memastikan apakah infeksi sudah menjalar ke bagian otak atau tidak. Sementara itu, pada ibu hamil diperlukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
- Amniocentesis. Dokter akan mengambil sampel air ketuban ibu hamil saat usia kehamilan di atas 15 minggu. Dengan tes ini, dapat diketahui apakah janin turut terinfeksi toksoplasmosis atau tidak.
- USG. Pemeriksaan juga penting dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat gejala yang tidak normal pada janin. Usai proses melahirkan pun, bayi akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk melihat apakah ada kerusakan akibat infeksi pada tubuhnya.
Pengobatan Toksoplasmosis
Pada banyak kasus toksoplasmosis hanya digolongkan sebagai sakit yang ringan saja dan tidak memerlukan adanya perawatan khusus. Pengidap umumnya bisa pulih total tanpa komplikasi.
Untuk mengobati toksoplasmosis yang akut pada pengidap yang mempunyai gangguan kekebalan tubuh, dokter akan meresepkan beberapa jenis obat. Perawatan medis dibutuhkan hanya pada kondisi berikut ini:
- Terkena komplikasi toksoplasmosis.
- Sedang dalam masa kehamilan.
- Bayi terbukti terinfeksi toksoplasmosis sebelum atau sesudah lahir.
- Mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.
Sementara itu, jika kondisi ini dialami oleh ibu hamil atau janin belum terkena infeksi, dokter akan memberikan antibiotik. Namun, jika janin sudah tertular toksoplasmosis, dokter biasanya akan meresepkan obat. Pengobatan ini tidak bisa memperbaiki kerusakan akibat toksoplasmosis yang sudah terjadi. Jadi, biasanya tetap akan ada gangguan yang bersifat jangka panjang dan kambuhan.
Untuk menangani infeksi toksoplasmosis pada mereka yang mengidap gangguan sistem kekebalan tubuh, umumnya dokter meresepkan obat untuk mencegah berkembangnya gejala-gejala toksoplasmosis.
Hal ini karena pada pengidap yang bersifat karier, parasit tetap berada di dalam tubuh pengidap dalam keadaan tidak aktif. Ketika kekebalan tubuh menurun, parasit akan aktif kembali dan menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.
Komplikasi Toksoplasmosis
Jika sistem kekebalan tubuh pengidap toksoplasmosis normal, penyakit ini kemungkinan tidak akan menyebabkan komplikasi. Namun, pengidapnya berisiko lebih besar mengalami komplikasi serius akibat infeksi toksoplasmosis jika:
- Mengidap HIV atau AIDS.
- Sedang menjalani kemoterapi, yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
- Menggunakan steroid atau obat lain dengan efek samping menekan sistem kekebalan.
Jika pengidap toksoplasmosis memiliki sistem kekebalan yang lemah (terutama karena HIV atau AIDS), kondisi ini dapat menjadi serius dan menyebabkan kejang atau ensefalitis. Orang yang mengidap AIDS atau ensefalitis yang tidak diobati dapat mengalami kematian akibat toksoplasmosis.
Sementara itu, anak-anak dengan toksoplasmosis kongenital dapat mengalami komplikasi yang melumpuhkan. Misalnya seperti gangguan pendengaran, cacat mental hingga kebutaan.
Pencegahan Toksoplasmosis
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena infeksi toksoplasmosis, yaitu:
- Gunakan sarung tangan saat berkebun atau memegang tanah.
- Hindari mengonsumsi daging mentah atau setengah matang.
- Cucilah tangan sebelum dan sesudah memegang makanan.
- Pastikan untuk mencuci semua peralatan dapur dengan bersih setelah memasak daging mentah.
- Selalu cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi.
- Hindari konsumsi susu kambing non-pasteurisasi atau produk-produk yang terbuat darinya.
- Hindari kotoran kucing pada wadah kotoran kucing atau tanah, terutama bagi yang memelihara kucing.
- Berikan kucing makanan kering atau kalengan daripada daging mentah.
- Tutuplah bak pasir tempat bermain anak-anak.
Bagi mereka yang memelihara kucing, beberapa hal di bawah ini bisa mengurangi risiko terkena toksoplasmosis yaitu:
- Jagalah kesehatan kucing peliharaan.
- Hindari untuk memungut serta memelihara kucing liar.
- Gunakan sarung tangan dan masker muka saat membersihkan wadah kotoran.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami beberapa gejala toksoplasmosis, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Sebab, penanganan yang tepat tentunya dapat meminimalkan risiko komplikasi serius yang mengintai.
Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji medis di rumah sakit pilihanmu untuk memeriksakan dirimu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2022. Toxoplasmosis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Toxoplasmosis.
Medical News Today. Diakses pada 2022. Everything you need to know about toxoplasmosis.
WebMD. Diakses pada 2022. Toxoplasmosis.
Healthline. Diakses pada 2022. Congenital Toxoplasmosis.
Rare Disease.Org. Diakses pada 2022. Ocular toxoplasmosis.
Diperbarui pada 20 Juli 2022.
Pertanyaan Seputar Toksoplasmosis
Dok, apa tokso di mata bisa berpengaruh pada kehamilan nantinya?
Ditanyakan oleh: sriendangrs
Dijawab oleh: Dr. Fadhli Rizal Makarim
Infeksi toksoplasma, atau biasa disebut toksoplasmosis, adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme parasit toksoplasma. Infeksi aktif toksoplasma pada mata (chorioretinitis) dapat berpengaruh pada janin. Infeksi aktif ini dapat menimbulkan sejumlah komplikasi pada bayi, seperti timbulnya kecacatan organ dan kemungkinan hidrosephalus (kepala bayi akan membesar lebih dari anak seusianya). Jika memang mendapati riwayat toksoplasma, segera lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan