Tinea Barbae
Pengertian Tinea Barbae
Tinea barbae atau barber’s itch (gatal tukang cukur) merupakan infeksi jamur yang umumnya berkembang pada kulit di bawah janggut. Bisa juga terjadi pada leher, dagu, dan bibir atas. Perlu diketahui bahwa kondisi ini hanya menyerang pria dewasa. Biasanya, penularan kondisi ini berawal dari kontak dengan binatang ternak atau seseorang yang sudah terinfeksi jamur penyebabnya.
Penyebab Tinea Barbae
Tinea barbae merupakan jenis infeksi yang bersifat zoofilik dan antropofilik. Artinya infeksi ini terjadi diperantarai oleh hewan (zoofilik) dan juga dapat diperantarai oleh manusia (antropofilik). Terdapat dua jenis jamur yang menyebabkan kondisi ini, yaitu:
- T. verrucosum (diperantarai kucing).
- T. mentagrophytes var. equinum (diperantarai kuda).
Spora jamur yang berkembang di hewan tersebut kemudian menyebar ke orang yang kerap berkontak dengan mereka. Penularannya sangat jarang terjadi dari orang ke orang, tetapi hal ini tetap dapat terjadi.
Faktor Risiko Tinea Barbae
Faktor risiko yang dapat menyebabkan kondisi ini, meliputi:
- Memiliki hewan peliharaan seperti kucing dan kuda.
- Kondisi hewan peliharaan yang tidak bersih.
- Menyentuh lesi yang terinfeksi seseorang dan kemudian menyentuh wajah sendiri.
- Menyentuh pisau cukur atau sikat janggut orang yang terkena infeksi jamur penyebab tinea barbae.
Selain itu, faktor kebersihan yang kurang terjaga juga dapat menjadi faktor risiko lainnya. Sebab, jamur tumbuh subur dalam kondisi lembab, jadi penting untuk mandi setiap hari, terutama setelah berkeringat berat atau berolahraga. Pastikan juga untuk selalu mengeringkan tubuh dengan baik setelah mandi untuk mencegah infeksi jamur.
Gejala Tinea Barbae
Gejala tinea barbae yang paling umum adalah ruam seperti kurap pada kulit di bawah janggut. Ruam ini berbentuk lingkaran dengan lesi merah bersisik. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa gatal dan nyeri ringan.
Pengidap infeksi jamur ini juga dapat mengalami bercak kulit yang berukuran sekitar 1-5 sentimeter. Sebagian pengidapnya juga dapat memiliki lesi jerawat besar berisi nanah, di sekitar folikel rambut mereka atau mengalami rambut rontok.
Namun, barber’s itch dapat memengaruhi pengidapnya secara berbeda. Sebab sebagian pengidapnya juga dapat mengalami gejala yang kurang umum. Misalnya seperti demam dan pembengkakan kelenjar.
Diagnosis Tinea Barbae
Diagnosis barber’s itch dapat ditegakkan melalui anamnesa atau wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada wawancara medis, didapatkan keluhan berupa kemerahan yang disertai gatal di area tempat tumbuhnya janggut dan kumis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya kemerahan, benjolan atau bintik-bintik seperti jerawat pada daerah tersebut.
Untuk pemeriksaan penunjang, dokter akan mendiagnosis kondisi ini dengan memeriksa rambut yang dicabut di bawah mikroskop. Selain itu, pemeriksaan juga dapat dilakukan melalui prosedur kultur (proses menumbuhkan organisme di laboratorium untuk identifikasi) atau biopsi.
Pengobatan Tinea Barbae
Pengobatan barber’s itch bertujuan untuk membasmi jamur yang menginfeksi kulit pengidapnya. Pada kasus yang ringan, dokter dapat memberi obat-obatan antijamur topikal, seperti krim, losion, atau sampo antijamur. Dianjurkan agar mencukur rambut terlebih dahulu di bagian yang mengalami infeksi sebelum memberikan antijamur topikal.
Obat-obatan tablet diperlukan untuk dikonsumsi pada kasus yang kondisinya lebih parah. Salah satunya adalah griseofulvin yang dikonsumsi pengidap selama 2–3 minggu. Obat ini bekerja dengan cara menghambat perkembangan sel jamur. Itraconazole juga dapat digunakan untuk mengatasi tinea barbae selain griseofulvin dan terbinafine.
Sementara itu, untuk meredakan gatal atau peradangan, penggunaan kompres dingin ke area kulit yang terinfeksi juga dapat dilakukan. Hal ini dapat dilakukan beberapa kali sehari selama 10 hingga 15 menit.
Tinea barbae dapat sembuh jika diobati dengan benar. Lesi yang bengkak juga akan mereda dalam waktu beberapa bulan.
Komplikasi Tinea Barbae
Tinea barbae dapat diobati dan biasanya tidak menyebabkan komplikasi serius. Namun, tanpa penanganan yang tepat, infeksi dapat berkembang menjadi gejala yang lebih parah jika tidak ditangani. Sebab, infeksi juga dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Selain itu, semakin lama seseorang mengalami kondisi ini, semakin tinggi juga kemungkinan menularkannya kepada orang lain. Infeksi berat juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.
Di samping itu, infeksi jamur juga dapat menyebabkan cedera pada kulit (retak atau pecah), meningkatkan risiko infeksi bakteri. Jika tidak diobati, infeksi bakteri dapat menyebar dan menyebabkan selulitis (infeksi kulit yang serius). Bakteri juga bisa masuk ke aliran darah dan berpotensi menyebabkan infeksi yang fatal.
Pencegahan Tinea Barbae
Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah tinea barbae:
- Menjaga kebersihan tubuh dengan baik. Seperti mandi secara teratur dan mencuci tangan setelah melakukan kontak dengan hewan seperti kuda dan kucing.
- Pastikan hewan peliharaan diperiksa secara teratur guna menghindari berkembang biaknya jamur penyebab tinea barbae.
- Menghindari penggunaan pisau cukur atau sikat janggut secara bergantian dengan orang lain.
- Menghindari menyentuh wajah sebelum mencuci muka.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami salah satu atau beberapa gejala tinea barbae, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Penanganan yang tepat sedari dini tentunya dapat meminimalkan risiko komplikasi yang serius.
Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit untuk memeriksakan kondisimu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. What Is Barber’s Itch? Causes and How to Treat It.
MSD Manuals. Diakses pada 2022. Beard Ringworm (Tinea Barbae).
Diperbarui pada 26 Juli 2022.