Tindakan Inseminasi
Apa Itu Tindakan Inseminasi?
Tindakan inseminasi buatan adalah prosedur medis untuk meningkatkan sekaligus mengoptimalkan jumlah sperma yang bisa sampai ke saluran tuba falopi untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan.
Sebelum melakukan tindakan ini, pasangan perlu mempersiapkan beberapa hal. Salah satu yang paling penting yaitu melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
Tujuan Tindakan Inseminasi
Tujuan utama melakukan tindakan inseminasi buatan adalah meningkatkan sekaligus mengoptimalkan jumlah sperma yang dapat masuk ke saluran tuba untuk membantu meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
Tak hanya mengalami masalah kesuburan, ada beberapa kondisi kesehatan lain yang menjadi tujuan pasangan melakukan tindakan inseminasi, yaitu:
- Mempunyai masalah ejakulasi dini atau gangguan ereksi.
- Adanya alergi terhadap sperma.
- Lendir serviks terlalu kental yang membuat sperma menjadi sulit memasuki saluran tuba.
- Adanya keadaan khusus yang membuat salah satu atau kedua pasangan tidak bisa melakukan hubungan seksual. Misalnya memiliki kecacatan fisik.
Manfaat Tindakan Inseminasi
Manfaat utama dari prosedur inseminasi buatan yaitu meningkatkan kesempatan terjadinya kehamilan. Pemeriksaan medis sebelum menjalani tindakan inseminasi juga bisa mendeteksi masalah kesuburan.
Misalnya, jumlah sperma cenderung sedikit, sperma tidak mampu bergerak terlalu jauh atau masalah ejakulasi.
Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabung
Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa inseminasi buatan sama dengan program bayi tabung. Meski memang bertujuan untuk mengatasi masalah kesuburan, kedua prosedur medis ini memiliki perbedaan yang terbilang signifikan.
Pada prosedur inseminasi, dokter akan memasukkan sel sperma ke dalam rahim. Jadi, proses pembuahan tetap akan berlangsung secara alami pada saluran tuba falopi. Sementara itu, pada program bayi tabung, dokter akan mengambil sel telur dan sperma guna melakukan pembuahan pada luar rahim.
Setelah pembuahan berhasil, dokter akan memasukkan kembali embrio yang terbentuk ke dalam rahim.
Kapan Harus Melakukan Tindakan Inseminasi?
Seseorang bisa mempertimbangkan tindakan inseminasi jika mengalami kondisi berikut ini:
1. Ingin mendapatkan donor sperma
Tindakan inseminasi bisa menjadi pilihan untuk wanita yang ingin memiliki anak dari rahim sendiri tanpa melakukan hubungan seksual. Bantuan donor sperma umumnya bisa berasal dari laboratorium terpercaya.
2. Masalah kesuburan yang tidak jelas penyebabnya
Penyebab masalah kesuburan yang terjadi pada pria maupun wanita sering kali tidak pasti. Program inseminasi bisa menjadi solusi atas masalah ini. Umumnya, tindakan ini akan bersamaan dengan penggunaan obat-obatan untuk merangsang ovulasi.
3. Punya riwayat endometriosis
Salah satu efek dari endometriosis adalah kesulitan untuk hamil. Jika demikian, dokter umumnya akan merekomendasikan tindakan inseminasi untuk meningkatkan peluang kehamilan. Sebelum melakukan prosedur, dokter akan memberikan obat-obatan untuk merangsang produksi sel telur yang berkualitas.
4. Masalah pada serviks
Serviks atau leher rahim akan menghasilkan lendir selama masa ovulasi. Tujuannya untuk membantu sperma agar lebih mudah berjalan menuju tuba falopi. Namun, lendir yang terlalu kental justru menghalangi perjalanan sperma.
Prosedur Tindakan Inseminasi
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan inseminasi. Adapun, pemeriksaan fisik ini mencakup tes kesuburan bersama pasangan untuk mencari sumber masalah kesuburan.
Pada wanita, dokter akan memeriksa kondisi tuba falopi dan kadar hormon. Sementara pada pria, dokter perlu melakukan pemeriksaan kualitas sperma. Setelah melakukan semua prosedur pemeriksaan tadi, dokter akan melanjutkan pada tindakan inseminasi dengan langkah berikut:
1. Stimulasi ovarium
Stimulasi ovarium bertujuan untuk meningkatkan jumlah telur dari indung telur. Dalam tahap ini, dokter memberikan obat kesuburan sambil memantau tingkat kesuburan melalui USG dan tes darah.
Selain itu, dokter juga meresepkan obat kesuburan, seperti clomid atau letrozole. Clomid berfungsi mendorong pelepasan hormon dari kelenjar pituitari yang menstimulasi tubuh untuk melepas hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel. Kedua hormon ini memicu pelepasan telur hingga pematangan telur.
Sementara itu, Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dalam bentuk injeksi adalah obat lain yang kemungkinan dokter berikan. Obat ini berfungsi mendorong folikel ovarium untuk melepaskan sel telur.
2. Pengambilan sampel sperma
Selama proses stimulasi ovarium berjalan, dokter juga meminta sampel air mani alias sperma dari pasangan. Nantinya, dokter akan mencuci sperma terlebih dahulu sebelum menyuntikkannya ke dalam vagina.
Proses pencucian sperma adalah proses pemilihan sel sperma yang sehat dan tidak. Bukan hanya itu, proses ini juga berfungsi untuk menghilangkan bahan kimia beracun yang mengganggu proses pembuahan sel telur.
3. Tindakan inseminasi
Tindakan ini berlangsung pada masa subur atau ovulasi, yaitu sekitar 24-36 jam setelah lonjakan hormon LH. Prosedur umumnya membutuhkan waktu selama 1-2 jam saja.
Dokter akan memasukkan kateter berukuran kecil, ramping, dan fleksibel ke dalam rahim melalui vagina dan leher rahim. Sesampainya pada bagian dalam rahim, dokter melepaskan sel sperma supaya mampu membuahi sel telur.
Perawatan setelah prosedur
Setelah melakukan prosedur inseminasi buatan, pasien boleh pulang dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa. Dokter bisa meresepkan obat seperti progesteron guna membantu menaikkan peluang kehamilan setelah prosedur.
Pada beberapa kondisi, wanita bisa mengalami flek atau keluar bercak darah sekitar 1-2 hari setelah prosedur. Pasien wanita juga bisa melakukan tes kehamilan sekitar 2 minggu setelah prosedur.
Jika ternyata kehamilan belum terjadi, dokter bisa menyarankan untuk mengulangi prosedur inseminasi.
Efek Samping Inseminasi Buatan
Sebenarnya, inseminasi buatan menjadi tindakan medis yang aman. Meski demikian, tak menutup kemungkinan bisa terjadi beberapa efek samping, seperti:
- Kram ringan.
- Infeksi.
- Perdarahan ringan.
- Kehamilan kembar. Namun, kehamilan ini juga meningkatkan risiko bayi dengan berat badan lahir rendah juga kelahiran prematur.
- Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS).
- Penyakit radang panggul.
Tempat Melakukan Tindakan Inseminasi
Inseminasi buatan dapat dilakukan pada rumah sakit, klinik, atau rumah dengan dokter kandungan ahli fertilitas. Jika kamu dan pasangan punya pertanyaan lain seputar prosedur ini, hubungi dokter kandungan melalui aplikasi Halodoc. Tak usah repot dan lebih praktis.
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2022. What to know about artificial insemination.
WebMD. Diakses pada 2022. Infertility and Artificial Insemination.
Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Need to Know About Artificial Insemination.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Intrauterine insemination (IUI).
Diperbarui pada 1 November 2023