Thiamphenicol
DAFTAR ISI
- Apa Itu Thiamphenicol?
- Manfaat Thiamphenicol
- Dosis Thiamphenicol
- Cara Penggunaan Thiamphenicol
- Perhatian Penggunaan Thiamphenicol
- Efek Samping Thiamphenicol
- Interaksi Thiamphenicol
- Kontraindikasi Thiamphenicol
Apa Itu Thiamphenicol?
Thiamphenicol adalah antibiotik yang efektif untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Beberapa kondisi yang bisa diatasi dengan antibiotik ini meliputi demam tifoid, meningitis, gonore, serta infeksi pada saluran pernapasan dan pencernaan.
Sebagai antibiotik spektrum luas, thiamphenicol mampu melawan berbagai jenis bakteri.
Cara kerjanya adalah dengan menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri penyebab infeksi.
Namun, perlu diketahui bahwa obat ini hanya dapat digunakan dengan anjuran dan resep dari dokter.
Nama dagang obat: Arthophenicol 500, Biothicol, Biothicol Forte, Dionicol, Genicol-500, Mesacol, Nikolam, Tialico, Tiamphenicol, Thiamfilex, Thiamycin Forte, Saltiam, Selthiacol, Zicafen, Zenicol.
Manfaat Thiamphenicol
Thiamphenicol tergolong dalam obat-obatan keras yang mampu meredakan penyakit karena infeksi bakteri.
Berikut ini manfaat thiamphenicol yang perlu kamu ketahui:
- Efektif untuk mengatasi berbagai infeksi, termasuk demam tifoid dan gonore.
- Membantu menangani infeksi pada paru-paru dan saluran pernapasan.
- Dapat digunakan untuk mengobati infeksi pada selaput otak.
- Membantu menurunkan infeksi yang memengaruhi sistem pencernaan.
- Mampu melawan berbagai jenis bakteri, membuatnya berguna untuk banyak kondisi infeksi.
Dosis Thiamphenicol
Thiamphenicol termasuk obat keras sehingga penggunaannya harus berada di bawah pengawasan medis.
Dokter akan menyesuaikan dosis dan durasi penggunaan betahistine berdasarkan kondisi tubuhmu.
Panduan umum yang biasanya diberikan oleh dokter adalah sebagai berikut:
Untuk infeksi bakteri dan infeksi menular seksual
- Dewasa: Dosis awal adalah 500 mg per hari, dibagi dalam beberapa kali konsumsi. Jika infeksinya parah, dosis bisa ditingkatkan hingga 3.000 mg per hari.
- Anak-anak: Dosis yang direkomendasikan adalah 30–100 mg per kilogram berat badan per hari.
Untuk kondisi gonore
- Dewasa: Dosis yang dianjurkan adalah 500 mg per hari selama 1 hingga 2 hari. Sebagai alternatif, bisa diberikan 2.500 mg pada hari pertama, lalu dilanjutkan dengan 2.000 mg per hari selama 4 hari berikutnya.
Cara Penggunaan Thiamphenicol
Penting untuk memperhatikan cara penggunaan thiamphenicol agar obat tersebut berfungsi secara maksimal.
Berikut ini prosedur penggunaannya:
- Selalu ikuti petunjuk dokter dan baca informasi pada kemasan obat sebelum mengonsumsi thiamphenicol.
- Konsumsi thiamphenicol sesuai dosis yang diberikan dokter. Jangan mengubah dosis atau menghentikan obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.
- Disarankan untuk mengonsumsi thiamphenicol saat perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
- Cobalah untuk mengonsumsi thiamphenicol pada waktu yang sama setiap hari agar pengobatan lebih efektif. Jika terlupa, konsumsi segera setelah teringat. Jika waktu untuk dosis berikutnya sudah dekat, lewati dosis yang terlupa dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Bagi pasien yang menggunakan thiamphenicol dalam jangka panjang, disarankan untuk menjalani tes darah secara rutin agar dokter dapat memantau kesehatan dan efektivitas pengobatan.
- Simpan thiamphenicol di tempat yang kering, sejuk, dan terhindar dari sinar matahari. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Perhatian Penggunaan Thiamphenicol
Thiamphenicol adalah obat resep yang harus dikonsumsi sesuai resep dan arahan dokter.
Oleh karena itu, penting untuk memerhatikan beberapa hal berikut ini demi keamanan.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan thiamphenicol:
- Hindari penggunaan thiamphenicol jika kamu memiliki riwayat alergi terhadap obat ini atau chloramphenicol.
- Jangan konsumsi thiamphenicol apabila kamu mengidap masalah pada sumsum tulang atau gangguan darah.
- Informasikan kepada dokter jika kamu mempunyai riwayat defisiensi G6PD, masalah ginjal, atau penyakit hati.
- Beri tahu dokter jika kamu sedang di masa kehamilan, menyusui, atau berencana mengikuti program kehamilan.
- Apabila kamu mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, kamu perlu memberi tahu dokter untuk mencegah interaksi obat.
- Laporkan kepada dokter jika kamu akan mendapatkan vaksin bakteri hidup saat sedang menggunakan thiamphenicol, karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.
- Segera hubungi dokter apabila muncul reaksi alergi atau efek samping serius setelah mengonsumsi thiamphenicol.
Efek Samping Thiamphenicol
Seperti antibiotik lainnya, thiamphenicol juga dapat memicu efek samping, terutama jika digunakan tanpa mengikuti anjuran medis.
Berikut ini efek samping thiamphenicol yang harus kamu perhatikan:
- Sariawan
- Sakit kepala
- Diare
- Mual atau muntah
- Radang lidah (glositis)
- Depresi
Segera hubungi dokter jika kamu mengalami reaksi alergi atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Gejala infeksi, seperti demam atau sakit tenggorokan yang muncul setelah mengonsumsi thiamphenicol.
- Gangguan pendengaran, yang bisa ditandai dengan vertigo, telinga berdenging, perasaan penuh di telinga, kehilangan pendengaran, atau kesulitan menjaga keseimbangan.
- Anemia hemolitik, yang disertai dengan gejala seperti penyakit kuning, sesak napas, kelelahan, detak jantung cepat, atau pembesaran limpa.
- Grey baby syndrome pada bayi berusia 0–2 tahun, yang bisa terlihat dari kulit dan kuku berwarna abu-abu, bibir membiru, muntah, diare, kehilangan nafsu makan, atau rewel.
Perlu diketahui juga bahwa penggunaan thiamphenicol dalam jangka panjang dapat menyebabkan risiko tinggi pendarahan dan peradangan pada saraf mata atau neuritis optik.
Interaksi Thiamphenicol
Mengonsumsi obat-obatan lain dapat mempengaruhi cara kerja thiamphenicol.
Penggunaan thiamphenicol bersama dengan obat tertentu dapat menyebabkan berbagai interaksi, di antaranya yaitu:
- Efektivitas thiamphenicol dapat berkurang jika digunakan bersamaan dengan phenobarbital atau rifampicin.
- Jika digunakan bersamaan dengan warfarin, risiko terjadinya memar dan perdarahan bisa meningkat.
- Menggunakan thiamphenicol bersama obat yang menghambat fungsi sumsum tulang, seperti obat kemoterapi atau kortikosteroid, dapat meningkatkan risiko efek samping yang serius.
- Interaksi dengan obat sulfonilurea dan phenytoin dapat meningkatkan risiko efek samping dari obat-obat tersebut.
Kontraindikasi Thiamphenicol
Thiamphenicol, yang termasuk dalam antibiotik spektrum luas, tidak dianjurkan untuk digunakan oleh pasien dengan kondisi berikut:
- Memiliki alergi terhadap thiamphenicol, chloramphenicol, dan bahan yang terkandung di dalamnya.
- Mempunyai riwayat masalah pada sumsum tulang atau kelainan darah.
- Mengidap defisiensi enzim G6PD, gangguan fungsi ginjal, dan kerusakan serius pada hati.
- Sedang dalam masa kehamilan atau menyusui, dianjurkan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
- Hendak mendapatkan vaksin bakteri hidup.
Nah, kamu bisa mendapatkan obat betahistine dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc.
Akan tetapi, sebaiknya kamu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter di Halodoc sebelum mengonsumsi thiamphenicol.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter, sebab kamu perlu mengetahui aturan dan dosis penggunaan obat yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatanmu.
Referensi
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Drug Allergy.
National Health Service UK. Diakses pada 2024. Antibiotics.
Sarenje, et al. (2022). Antimicrobial Resistance of Neisseria Gonorrhoeae Isolated From Patients Attending Sexually Transmitted Infection Clinics in Urban Hospitals, Lusaka, Zambia.
WebMD. Diakses pada 2024. What is Chloramphenicol Gray Baby Syndrome?.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan